Ragam
Cerita Google Trusted Media Summit APAC 2023, Serius tapi Asik Banget
KETIKA mendapat surat elektronik undangan menghadiri Trusted Media Summit Asia Pasific (APAC) tahun 2023 sekira bulan Agustus, sebagai jurnalis tentunya langsung antusias untuk mendaftarkan diri untuk mengikuti ajang tahunan pertemuan puncak penggiat cek fakta tersebut.
Tidak semua jurnalis, akademisi dan penggiat cek fakta lainnya yang lolos menjadi peserta karena terbatasnya kuota untuk pertemuan puncak tahunan tersebut.
Saya beruntung, pada Oktober 2023 mendapat pengumuman bahwa lolos mengikuti event Trusted Media Summit APAC 2023 dengan pembiayaan penuh dari panitia dalam hal ini Google.
Setelah mendapat kepastian lolos, saya pun mengurus paspor yang kebetulan sudah cukup lama mati alias mesti diganti.
Penyelenggara memberikan waktu 7 hari kerja untuk mengurus dokumen baik paspor maupun visa bagi peserta.
Sembari menunggu paspor selesai, karena kebetulan di Imigrasi Palembang antrean pembuat paspor cukup panjang. Saya pun mengontak sejumlah kawan jurnalis yang juga trainer cek fakta berlisensi Google dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI), untuk memastikan ada teman mengikuti ajang tersebut.
Akhirnya, dapat dua kawan yang sama-sama anggota AJI dan trainer cek fakta dari Bengkulu dan Batam yang juga lolos mengikuti Trustes Media Summit APAC 2023. Saya mewakili trainer cek fakta AJI dan juga WongKito.co media siber tempat saya bekerja.
Namun, waktu keberangkatan mereka berbeda sehingga saya pun bersiap untuk berangkat sendiri ke Singapura.
Oh iya, membuat paspor sesuai dengan prosedur biasa alias tidak menggunakan alternatif yang lebih cepat membutuhkan waktu cukup lama, selesainya 7 hari kerja dengan tarif Rp 350 ribu sedangkan kalau ingin selesai dalam sehari biayanya berkali lipat, berkisar Rp 1,6 juta.
Saya memilih yang terjangkau saja, dan mengucap bismilah mudah-mudahan selesai tepat waktu. Akhirnya, Yes paspornya selesai tepat waktu.
Singkat cerita, keberangkatan untuk mengikuti puncak pertemuan penggiat cek fakta di Singapura saya pilih tanggal 1 Desember dan tiba di Singapura sore hari waktu setempat. Dari Palembang, tentunya tidak menggunakan penerbangan langsung tapi harus ke Jakarta terlebih dahulu.
Welcome Remark di NTUC
Sebelum Trusted Media Summit (TMS) APAC 2023 dibuka, panitia telah menyiapkan makan malam di kantor Google APAC pada, Jumat malam (1/12/2023).
Kantor yang tampak sangat istimewa tersebut beralamat di 70 Pasir Panjang Rd, #03-71 Mapletree Business City II, Singapura.
Makan malam bersama puluhan peserta yang ikut malam itu, tentunya menjadi pengalaman menarik, karena memang pertama kalinya menginjakan kaki di kantor yang banyak menjadi cita-cita milenial dan gen Z untuk bisa bekerja di sana.
Setelah makan malam dan ngobrol asik dengan peserta yang telah saya kenal, dan dikenalkan juga dengan sejumlah peserta dari negara lain, pukul 09.00 waktu setempat kembali ke hotel yang berjarak tempuh sekitar 30 menit dari google office.
Agenda resmi pertama dilaksanakan di National Trade Union Congress (NTUC), Singapura, Welcome Remark! Tepat di samping Marina Bay Sands salah satu landmark negeri singa.
Panitia memulai acara tersebut dengan menampilkan Music Video (MV) boy group yang berasal dari Korea Selatan, NCT dengan judul Fact Check.
Surabhi Malik dari Google News Initiative membuka acara yang dihadiri sekitar 200 peserta dari berbagai negara di Asia Pasifik tersebut.
Selain tuan rumah Singapura dan Indonesia yang kami wakili. Ajang tersebut dihadiri jurnalis, akademisi dan penggiat cek fakta dari berbagai negara, seperi Mongolia, Pakistan, India dan Afrika serta Australia.
Surabhi dalam sambutannya mengungkapkan pertemuan TMS kali ini sangat luar biasa.
"Ini terbesar selama 6 tahun berlangsungnya TMS," kata dia.
Dia menjelaskan cek fakta menjadi salah satu bagian terpenting untuk mengedukasi masyarakat dunia, termasuk di kawasan APAC.
Karena itu, pertemuan ini menjadi sangat penting untuk saling memberikan informasi terbaru terkait dengan penyebaran mis dan disinformasi di masing-masing negara, ujar dia.
Selanjutnya, Snigdha Bhardwaj dari Google menyampaikan kondisi kekinian perkembangan alat kecerdasan buatan atau AI.
Ia menjelaskan seperti apa sebenarnya AI yang aman dan bertanggung jawab? Perbincangan hangat ini akan menyoroti pendekatan terbaru Google dalam membangun AI secara bertanggung jawab.
Lalu, mengeksplorasi titik temu antara AI dan tanggung jawab konten, serta membahas peluang dan tantangan yang dibawa AI dari sudut pandang kepercayaan dan keamanan, mengenai isu-isu seperti misinformasi, disinformasi, pengguna privasi dan kepercayaan.
Acara dilanjutkan dengan paparan sejumlah perwakilan negara, diantaranya dari Cofact Thailand-Supinya Klangnarong, Pakistan-Sofyan Sultan, Indonesia-Wahyu Dhyatmika dan India-Jency Jacob.
Kemudian, hadir Sam Gregory dari Witness yang membahas lanskap media dan informasi berada dalam momentum adaptasi dan antisipasi karena AI generatif dan alat media sintetik memungkinkan pembuatan konten yang lebih canggih dengan lebih mudah.
Dibahas juga, tren apa saja secara global dan beberapa bidang intervensi yang lebih luas yang dapat membantu membentengi dan memperkuat kebenaran ekosistem informasi.(Nila Ertina FM-bersambung)