BucuKito
Cerita Kawasan Heritage Kampung Perigi, Rumah Berusia Dua Abad pernah Disinggahi Bung Karno
LANGIT sore di kawasan heritage Kampung Perigi, 2 Ulu Kota Palembang, dihiasi mendung tipis. Tampak sebuah rumah tua yang berdiri kokoh meski usianya sudah dua abad, dan seorang pria bernama Ifan (57) menyambut dengan senyum ramah.
Kemeja merah yang dikenakannya mencolok di antara nuansa kayu tua rumah tersebut. "Silakan masuk, jangan sungkan," ucapnya.
Ifan, anak sulung dari sembilan bersaudara, adalah generasi kelima yang mewarisi rumah tersebut. "Rumah ini sudah tua sekali, dari tahun 1918 diwariskan turun-temurun," katanya, Kamis (23/1/2025).
Ia mulai menceritakan beragam kenangan dari rumah tersebut. "Awal tahun 40-an, waktu subuh, Datuk saya, Uding, bangun dari tidur karena mendengar dan melihat keramaian di luar rumah. Katanya seperti ada pasukan datang. Pas dilihat lebih dekat, ternyata itu Bung Karno dan rombongannya," tuturnya antusias.
Baca Juga:
- Kemenkeu Teken Tukin Rp 2,5 Triliun untuk Dosen ASN
- Tren Layanan Kesehatan Anak Muda, Gunakan Aplikasi
- Wamen HAM: Konstitusi Jamin Pelindungan Data Pribadi
Dia berhenti sejenak, seperti ingin memastikan pendengarnya meresapi kisah itu.
"Datuk langsung mengajak mereka naik ke rumah ini. Bayangkan, Bung Karno pernah duduk di dalam rumah ini, berbincang dengan Datuk kami. Itu subuh-subuh saat langit masih gelap," ujarnya dengan nada bangga.
Kisah itu tidak berhenti di sana. Pada tahun 2008, rumah ini kembali menjadi saksi momen bersejarah, saat Megawati Soekarnoputri berkunjung dalam rangka ulang tahun partai yang dipimpinnya.
"Waktu itu Ibu Megawati datang ke sini. Dia tanya, Apa benar rumah ini pernah disinggahi bapak saya? Orang tua saya yang menjelaskan kalau memang benar Bung Karno pernah ke sini," kenang Ifan.
Malam harinya, suasana rumah berubah meriah. “Mereka mengadakan acara makan-makan di sini. Ada Ibu Megawati, Pramono Anung, dan banyak tokoh lain. Saya sendiri sampai lupa siapa saja yang datang, tapi suasananya meriah sekali,” ceritanya.
Ifan juga menceritakan bagaimana rumah ini tidak hanya menjadi saksi bisu sejarah besar, tetapi juga persinggahan bagi berbagai kalangan.
"Dulu, waktu saya masih duduk dibangku SMP, mahasiswa sering ke sini. Ada dari teknik, bahkan pernah ada mahasiswa Jepang dari ITB yang datang,” ujarnya.
Objek Observasi Mahasiswa
Lalu, pada tahun 2013, Kampung Perigi mulai lebih dikenal setelah kedatangan Roby Sunatan dari komunitas pecinta budaya.
“Dia mengajak kami mengenalkan wilayah Ulu ini, khususnya Kampung Perigi. Sejak itu, rumah ini sering dijadikan posko untuk mahasiswa KKN. Saya terima saja, biar mereka membawa pengalaman baru dari sini," katanya dengan senyum.
Sejak itu, Kampung Perigi yang merupakan salah satu kawasan heritage di Kota Palembang menjadi salah satu objek observasi mahasiswa, salah satunya Universitas Sriwijaya, terutama program studi Arsitektur.
Menurut dia, warga Kampung Perigi juga selalu terbuka.
"Di sini, siapa pun yang datang pasti kami sambut. Orang-orangnya ramah, dan mereka senang kalau ada tamu. Kalau ke kampung ini, jangan ragu untuk mampir," ujarnya.
Baca Juga:
- Cek 10 Studio Film Terbesar Dunia
- Pertahankan Adat Tunggu Tubang, Perempuan Semende Jaga Ketahanan Pangan
- Tingkatkan Pemberdayaan Masyarakat Lewat Desa BRILiaN, BRI Raih Apresiasi dari Menko Pemberdayaan Masyarakat RI
Ketika ditanya soal perawatan rumah, Ifan hanya tertawa ringan. "Mau bagaimana lagi, ini rumah warisan, harus dijaga. Meskipun kadang tiangnya miring, tapi saya berusaha mempertahankan seperti aslinya," katanya.
Rumah tua ini, meskipun terlihat sederhana, ia menyimpan cerita besar yang terus hidup bersama keluarga Ifan. Dari Presiden pertama Indonesia, Megawati, hingga Mahasiswa dan pecinta budaya, semua meninggalkan
jejak di rumah ini.
"Kalau tidak dijaga, siapa lagi yang akan elestarikannya?" ujar Ifan menutup ceritanya.(Magang3/Vitria Isabella)