Cerita Puri, Anak dan Suami Mahir Musik "Old America" tapi Ingin Keluarganya Kuasai Budaya Indonesia

Puri dan Lobito bersama kedua anaknya (Dokumen Pribadi)

BERMUSIK sejak di dalam perut mungkin tepat untuk julukan, putra Puri. Karena semasa hamil, Puri perempuan asal Malang sedang menimba ilmu di Institut Kesenian Jakarta, IKJ dan kerap mewakili Indonesia ikuti festival musik tradisional dunia.

"Waktu itu, saya bahkan sempat cuti kuliah karena akan melahirkan," kata dia, dibincangi WongKito.co, di sela-sela kesibukannya di Palembang Square Mal, akhir pekan lalu.

Perempuan berbadan mungil ini mengungkapkan selama kuliah di IKJ dirinya bersama rekan satu tim sering diutus untuk mengikuti sejumlah festival musik tingkat dunia.

Kalau ada festival musik tradisional tingkat internasional, biasanya dosen mengirim mahasiswanya untuk ikut.

"Kami menampilkan musik tradisional Jawa sampai Aceh. Bahkan karena keenakan ikut festival akhirnya menyelesaikan kuliah sarjana hingga 7 tahun," ujar Puri.

Berawal dari mengikuti festival musik, ia bercerita berjumpa dengan sang suami, yang akrab disapa Lobito.

Asli dari Amerika Selatan, tepatnya dari negara Bolivia. Tapi kenal pertamanya, di China, tutur Puri.

Festival ke festival mewarnai aktivitas selama kuliah, Ia mengungkapkan pertemuan dengan suami pun tidak sekali. Sampai akhirnya, tahun 2008 sang suami yang saat itu malang melintang bermusik ke berbagai belahan dunia menyampaikan keinginan untuk menikah.

Pernikahan tambah Puri akhirnya berlangsung di Malang, Jawa Timur setelah mengikuti berbagai persyaratan dan proses baik dari orang tua maupun dari Negara tentunya.

"Bapak saya ketika tahu anaknya ingin dinikahi orang asing, langsung mensyaratkan mesti sunat dan tentunya memiliki keyakinan yang sama serta wajib menyelesaikan kuliah,"

"Suami saya pun akhirnya mualaf beberapa waktu sebelum kami menikah," kata perempuan ramah ini.

Keliling Indonesia Kenalkan Musik Tradisional Indian

Lobito yang tak hanya piawai dalam memainkan musik tradisional indian tetapi dia membuat semua peralatan manggungnya sendiri.

"Ini Zampona, Quena, Chajchas alat musik yang biasa saya gunakan saat tampil," kata Lobito.

Beragam alat musik yang berbahan bambu dan ada yang bentuknya persis suling tersebut dibuat sendiri.

"Saya membuat sendiri alat musik ini," ujar dia.

Lobito mengungkapkan bukan hanya dirinya dan putranya yang piawai memainkan musik tradisional Indian tersebut.

"Anak perempuan dan istri saya juga mahir," kata dia senang.

Di Amerika dan Eropa nama grup dikenal dengan Phawak. Anggotanya adalah saudara-saudara Lobito.

Bukan hanya menampilkan musik nan asik dinikmati untuk relaksasi tersebut, Lobito dan keluarga juga menjual  beragam pernak pernik khas Indian.

Ada dream catcher, zampona dan beragam merchandise berciri tradisional suku Indian.

Semua dirangkai dan dibuat khusus oleh Lobito dan keluarga dan dijual dengan harga yang beragam disetiap event yang diikuti.

Puri menambahkan sejak awal tahun 2022 dirinya dan keluarga pulang ke Indonesia.

Sejak itu pula, mereka melakukan perjalanan dari kota ke kota di Indonesia. Saat ini, sedang di Sumatera.

Sebelum ke Palembang, keluarga yang berasal dari kedua kebudayaan yang berbeda ini menggelar pertunjukan di Kota Bandar Lampung.

"Kami kemungkinan akan lama di Palembang, karena ini sudah dua pekan tetapi ada mal lain yang meminta tampil," sambung Puri.

Sebelumnya tahun 2016, Lobito telah tampil pada sejumlah mal di Sulawesi dan Kalimantan dan juga Sumatera, di Medan.

 

Ingin Anak dan Suami Kuasai Budaya Tradisional Indonesia

Berasal dari dua budaya dan kini menguasai musik tradisional Amerika Latin, Puri mengungkapkan dirinya terus bermimpin agar anak dan suami juga piawai dalam bermusik tradisional Indonesia.

"Musik-musik tradisional kita tentunya tidak kalah menarik dan menawan," kata perempuan yang sejak bayi sudah mendengarkan tembang Jawa itu.

Ia mengungkapkan darah musisi sudah mendarah daging dalam jiwa putra dan putrinya.

Bukan hanya putra sulungnya yang kerap tampil bersama sang ayah.

"Anak perempuan kami, juga piawai bermusik karena sejak kecil sudah bermain piano dan balet," kata dia.

Dasarnya tambah Puri anak-anak belajar beragam alat musik sejak kecil.

Namun, untuk instrumen trasional Bolivia belum lama, tambah dia.

Pulang dan menetap di Indonesia kini jadi pilihan keluarga dengan latar belakang kebudayaan berbeda.

Karena itu, Puri optimistis  mimpi menjadikan musik tradisional Nusantara sebagai bagian dari kecintaan keluarga pun bisa terealisasi.

"Saya bersyukur mereka berdua suka musik, dan bisa main alat musik I’m blessed," ungkap Puri.(Nila Ertina)

Editor: Nila Ertina

Related Stories