China dan Korsel Investasi untuk Baterai Kendaraan Listrik Rp215 Triliun di Indonesia

Ilustrasi Investasi (Brankas foto Trenasia / Freepik)

JAKARTA – China dan Korea Selatan (Korsel) melakukan kerja sama dengan  Indonesia untuk investasi pembangunan pabrik baterai kendaraan listri. Penandatanganan dua perjanjian investasi untuk proyek baterai kendaraan listrik (electronic vehicle battery) senilai total US$15 miliar atau setara dengan Rp215 triliun.

Perjanjian pertama diteken antara PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) dengan perusahaan asal China PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd (CBL). Kemudian, kesepakatan kedua antara PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan perusahaan asal Korea Selatan (Korsel) LG Energy Solution.

Menteri Koordiator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan  ini langkah yang baik untuk Indonesia agar bisa menjadi salah satu pemain industri baterai kendaraan listrik terbesar di dunia. 

Baca Juga:

Selain itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia juga ikut menyampaikan dukunganan terhadap penendatanganan Framework Agreement yang nantinya agar bisa diimplementasikan segera.

Tidak hanya itu, terkait penandatangan ini, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 1 Pahala Nugraha Mansury juga ikut menyampaikan harapannya agar konsorsium pemegang saham IBC bisa ikut terlibat dalam kegiatan ini untuk mempercepat realisasi kegiatan investasi pengembangan ekosistem baterai ini.

Dalam sambutan tertulisanya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif juga mendukung adanya kerja sama dalam pengembangan baterai kendaraan listrik. Sebab, hal ini merupakan salah satu inisiatif untuk memenuhi komitmen Indonesia pada perjanjian Paris dan COP 26 dalam upaya untuk mengurangi gas rumah kaca berdasarkan Nation Determined Contribution (NDC) hingga 29%.

Direktur Utama Antam Nico Kanter sebagai pihak yang mewakili penendatangan perjanjian tersebut, menyampaikan dukunganngannya dan berharap agar EV baterai bisa menjadi upaya untuk pengembangan hilirisasi industri baterai yang terintegrasi serta bisa meningkatkan  nilai tambah komoditas mineral Indonesia ke arah yang lebih strategis.

Baca Juga:

Selanjutnya, Direktur Utama IBC, Toto Nugroho juga menyampaikan apresiasi atas dukungan dari berbagai pihak sehingga penendatanganan Framework Agreement bisa terlaksana.

“Dengan adanya industri baterai terintegritas ini, diharapkan dapat mengakselerasi pertumbuhan ekosistem electric vehicle, membuka lowongan pekerjaan baru, meningkatkan TKDN, serta meningkatkan penggunaan baterai untuk kebutuhan lainnya,” tutup Toto Nugroho.

Indonesia Battery Corporation (IBC) merupakan anak perusahaan dari MIND ID, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), PT Pertamina (Persero), dan Antam. 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Desi Kurnia Damayanti pada 20 Apr 2022 

Bagikan

Related Stories