Didampingi Mahasiswa, Keripik Tempe Ayiek Binaan Kilang Pertamina Unit Plaju Laku Keras

Keripik Tempe Ayiek Binaan Kilang Pertamina Unit Plaju (Dok ist Pertamina)

PALEMBANG, WongKito.co, - Small Medium Enterprise Empowerment Competition (SMEEC) bisa jadi pengalaman kompetisi paling menantang yang diikuti mahasiswa di Palembang, dengan durasi lomba dari Juli sampai awal November 2021. Pasalnya, lomba ini membawa mahasiswa merasakan langsung nuansa berwirausaha berikut segenap tantangannya. Kompetisi yang merupakan kolaborasi PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Refinery Unit (RU) III Plaju dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sriwijaya (Unsri) ini memberikan mahasiswa pengalaman menjadi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) secara langsung dengan berbagai realita yang ditemui.

Biasanya, ajang kompetisi business plan dan sejenisnya yang sering diikuti mahasiswa, hanya mengkompetisikan penyusunan proposal usaha, dengan memamerkan inovasi atau kebaruan produknya di pasar menggunakan jurus ATM (Amati, Tiru, Modifikasi). Atau, ada juga kompetisi Business Case yang menantang mahasiswa memecahkan masalah bisnis di UMKM atau perusahaan dari sudut pandangnya. SMEEC memberikan pengalaman lebih dari itu, para pesertanya diminta turun langsung, mengikuti suhu, musim dan pasang surut UMKM yang didampinginya.

UMKM yang dibina pun bukanlah pemain baru di bisnisnya. Sebagai sentra produksi tempe tertua di Kota Palembang, Kecamatan Plaju adalah saksi bisu atas lika-liku perjalanan pengrajin tempe lintas generasi. Bukan satu atau dua pengrajin tempe yang sejak lahir dihidupi keluarganya dari hasil menjual tempe. Di Lorong Saleh Kelurahan Plaju Ulu tepatnya, yang kini menjadi salah satu destinasi wisata pangan Kecamatan Plaju, pengrajin tempe masih rajin merebus dan memfermentasi tempe setiap harinya. Maka pendampingan yang harus diberikan mahasiswa pun tak bisa biasa-biasa saja.

Baca Juga : Kemendes Komitmen Optimalkan Peran Perempuan di Desa

Produk tempe yang dihasilkan di Lorong Saleh sebetulnya seperti olahan tempe kedelai sebagaimana biasanya, masih konvensional dan menarget pasar dari kalangan ibu rumah tangga. Namun, sejak disentuh PT KPI RU III Plaju dengan berbagai program Corporate Social Responsibility (CSR), produksi tempe di Lorong Saleh kian inovatif. Ditambah pula dengan digelarnya kompetisi SMEEC yang menggaet mahasiswa sebagai kaum intelek, telah mampu memberikan warna baru dalam mewujudkan kreativitas berwirausaha.

Olahan Tempe Ayiek adalah salah satu UMKM yang kecipratan berkah hadirnya pendampingan oleh mahasiswa yang tengah mengikuti kompetisi SMEEC. “Kami lebih pede menjajakan produk kami di pasar,” ujar Ayiek, sapaan akrab Sundari yang menggunakan dapur rumahnya sebagai ‘pabrik’ tempe.

Shelly Salsabila, salah satu anggota kelompok Ignacio yang mendampingi Olahan Tempe Ayiek menceritakan pengalamannya dalam pendampingan ini. “Alhamdulillah, ada peningkatan omzet, khususnya keripik tempe karena terjadi kenaikan penjualan 100% dari sebelumnya,” ujar Shelly. Dikatakannya, penjualan secara langsung sudah merambah ke Toko Kerupuk Kemplang Maulana 88 yang beralamat di Jalan D.I. Panjaitan, Palembang. Ada juga yang sudah bertengger di etalase Rumah BUMN.

Awalnya, olahan tempe milik Ayiek hanya memproduksi tempe batangan. Waktu ke waktu, mau tak mau inovasi dipandangnya harus dilakukan demi bertahan di pasaran. Inovasi itu kian menggeliat setelah Kelompok Ignacio yang masuk dalam enam besar finalis SMEEC, yang beranggotakan M.Chairil Akbar, Nur Shelly Salsabila, Kristina S. dan Dian Natasya Alfa Nufus. Oleh Chairil dan kawan-kawan Ayiek didorong terus berinovasi, melahirkan sesuatu yang dapat menggaet pasar lebih luas.

Akhirnya terciptalah nugget tempe. “Mbak kita beliin spinner (alat peniris minyak) dan vacuum food sealer ya,” ujar Ayiek menirukan antusiasme kelompok Ignacio saat memintanya membuat nugget tempe. Kedelai, telur, ayam dan bermacam sayuran menjadi komposisi utama nugget yang disukai anak-anak itu, tanpa micin sedikitpun. Inovasi produk berupa nugget tempenya pun mendapat respons positif dari pasar. Laba yang didapat dari penjualan nugget sepanjang periode September dan Oktober yakni sebesar 82% dari modal yang digelontorkan.

Produk keripik tempe yang awalnya hanya dijajakan di Pasar Plaju, kini kerap dipesan untuk snack rapat para petinggi berbagai instansi di Kota Palembang karena kemasannya yang semakin ciamik pasca mendapat sentuhan kreativitas mahasiswa. Oleh Chairil dan kawan-kawan, olahan tempe Ayiek diberi stiker agar lebih meningkatkan brand awareness “Sekarang kantor BPK Perwakilan Sumatera Selatan, Pertamina Plaju kalau ada rapat biasanya memesan produk tempe kita,” ujar Ayiek.

Soal penjualan, tak disangka-sangka melebihi target. “Mbak, kita target harus terjual 100 pcs ya,” ujar Ayiek lagi menirukan mahasiswa saat bertekad membuat keripik tempe laku. “Ternyata lebih dari itu, jauh di atas target,” kata Ayiek. Ia senang pendampingan mahasiswa mendongkrak penjualan. Selain itu, strategi penetrasi pasar yang diterapkan pun berhasil. Keripik tempe  Ayiek pun kini sudah bisa dinikmati oleh Masyarakat Palembang yang jauh dari Plaju sekalipun. “Kelompok Ignacio membantu mencarikan kurir yang cocok, sekali antar bisa enam pcs,” ujar Ayiek.

Kolaborasi PT Kilang Pertamina Internasional dan Mahasiswa yang tergabung dalam kompetisi SMEEC ini, selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau yang dikenal Sustainable Development Goals (SDGs) kedelapan, yakni meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Lebih spesifik, kolaborasi ini mendukung tercapainya target 8.2 yakni mencapai tingkat produktivitas ekonomi yang lebih tinggi, melalui diversifikasi, peningkatan dan inovasi teknologi, termasuk melalui fokus pada sektor yang memberi nilai tambah tinggi dan padat karya.

PT KPI RU III Plaju pun dengan demikian telah berhasil menjaga hubungan sosial dengan masyarakat melalui pemenuhan aspek sosial sesuai kriteria ESG (Environmental, Social, & Governance) dalam memberikan ruang dan menciptakan wahana berdaya di tengah pandemi Covid-19. (Usi)

Bagikan
Redaksi Wongkito

Redaksi Wongkito

Lihat semua artikel

Related Stories