Ekonomi dan UMKM
Didukung Kredit yang Membaik, Target Saham BBNI di Tengah Proyeksi Laba Tahun Ini Melejit 17 Persen
JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) pada tahun ini diproyeksikan meraup peningkatan laba bersih sebesar 17,5% dibandingkan perolehan tahun lalu sebesar Rp20,9 triliun. Pertumbuhan ini didukung dari kualitas kredit yang membaik, dan modal yang impresif.
Analis CGS International, Handy Noverdianus mengatakan dengan kualitas kredit yang terus membaik serta permodalan BBNI yang kuat menjadi salah satu keunggulan bank KBMI-IV ini untuk mencapai aspirasi profitabilitas return on equity (ROE) hingga level 20% pada 2028 mendatang.
Handy bilang, data tersebut juga menjadi keunggulan BBNI dalam menghadapi berbagai tantangan dan risiko perekonomian yang ada. Di samping itu, BBNI berkomitmen tinggi untuk terus membangun portofolio kredit yang sehat melalui manajemen risiko yang prudent yang merupakan bagian dari transformasi.
Baca juga:
- Yuk Buat Lapis Kenari yang Terenak
- Nilai Ekspor Kilang Pertamina Plaju Capai Rp6,8 Triliun Sepanjang 2023
- Industri Tekstil Kritis, PHK Terus Berlangsung ini Penjelasan API
Alhasil, kualitas kredit yang konsisten oleh BBNI ditunjukkan dari proporsi non-performing loan (NPL) dan kredit bermasalah (loan at risk) terhadap total kredit yang disalurkan perseroan terus menurun dari waktu ke waktu.
“Adapun rasio NPL gross emiten berkode saham BBNI tersebut pada akhir kuartal I-2024 turun ke level 2%, jauh lebih rendah daripada kuartal I-2023 yang tercatat 2,8%. Berikutnya, rasio loan at risk turun ke level 13,3% dari tahun sebelumnya sebesar 16,3%,” jelas dalam riset dikutip Kamis, 13 Juni 2024.
Handy menilai peningkatan kualitas kredit yang konsisten didukung oleh rasio pencadangan yang sangat memadai, dengan NPL coverage ratio mencapai 330,2% dan LAR coverage ratio sebesar 50,4% pada kuartal I-2024. “Hal ini berkontribusi pada rasio pembentukan biaya pencadangan kerugian kredit atau cost of credit BBNI yang efisien,” papar dia.
Sementara itu, pada kuartal I-2024, BBNI mencatatkan cost of credit sebesar 1,0%, di bawah target manajemen yang ditetapkan sebesar 1,4% untuk tahun 2024. Cost of credit adalah besaran beban provisi terhadap total portofolio kredit yang diberikan perbankan.
“Manajemen menyampaikan aspirasi cost of credit full year 2024 di level 1,4%. Ini dapat dicapai melihat tren konsistensi perbaikan kualitas aset BBNI akan berkelanjutan hingga akhir tahun,” jelas dia.
Proyeksi Kinerja dan Target Saham
Mempertimbangkan data di atas, CGS International memproyeksikan NPL BBNI pada 2024 mencapai 2%, dengan pertumbuhan kredit sebesar 9,7%. Proyeksi ini sejalan dengan aspirasi manajemen untuk mencapai pertumbuhan kredit antara 9-11% tahun ini.
Selain itu, CGS memperkirakan cost of credit BBNI akan mencapai 1,05%, turun 28 basis poin (bps) dari realisasi tahun 2023. Hal ini menunjukkan optimisme sekuritas asing tersebut terhadap kemampuan BBNI dalam menjaga portofolio kreditnya.
Sementara itu, laba bersih BBNI sepanjang tahun ini diproyeksikan menembus mencapai Rp24,6 triliun atau tumbuh dobel digit sebesar 17,5% dibandingkan 2023. “Hal itu ditopang kualitas kredit yang terjaga, ekspansi kredit di segmen berisiko rendah, serta peningkatan fee based income dari berbagai layanan transaksi nasabah untuk mendukung pencapaian profitabilitas,” jelasnya.
Selain kualitas kredit, kekuatan modal perbankan juga menjadi fokus di tahun ini. Capital adequacy ratio (CAR) BBNI tahun ini diprediksi akan berada di atas 20%. Secara keseluruhan, CGS International memberikan rekomendasi "add", setara dengan "buy", untuk saham BBNI.
Perusahaan efek ini pun memberikan target harga saham BBNI untuk 12 bulan ke depan adalah Rp6.750 per sahanm, yang mencerminkan potensi kenaikan sebesar 44% dari harga penutupan pada Selasa, 11 Juni 2024, di level Rp4.400 per saham.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Alvin Pasza Bagaskara pada 13 Jun 2024