KabarKito
Eco Fashion Indonesia Dukung Ekonomi Gambut di Sumsel
OKI, WongKito.co - Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 5 Juni, dilaksanakan penanaman 50 ribu bibit tanaman purun di lahan seluas 1 hektare di Desa Pulau Geronggang, Kecamatan Pedamaran Timur, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Senin (7/6) kemarin.
CEO sekaligus Co-Founder Eco Fesyen Indonesia, Merdi Sihombing mengatakan, penanaman bibit purun ini guna membantu konservasi lahan gambut sekaligus meningkatkan komitmen masyarakat setempat dalam melestarikan tumbuhan di ekosistem tersebut.
Pihaknya sendiri sudah mendorong pengembangan usaha purun yang berkelanjutan. Dia menjelaskan, sejak 2020 Eco Fesyen Indonesia melaksanakan Program inkubator Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) yang didanai oleh pemerintah Norwegia dan dikelola oleh United Nations Office for Project Services (UNOPS).
“Selama ini purun yang tumbuh di lahan gambut hanya diolah menjadi anyaman tikar, padahal bisa dikembangkan menjadi produk fesyen yang bernilai ekonomi tinggi, bahkan bisa disukai pasar global. Tapi tentunya hal ini perlu proses pendampingan,” ujar Merdi, Senin (7/6).
Ia menjelaskan, program inkubator ini diharapkan dapat membantu meningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar lahan gambut dan menjadi bagian dari salah satu upaya mitigasi perubahan iklim. Penguatan kelompok, pengembangan kapasitas bagi para perajin purun serta penyediaan sarana dan pra-sarana produksi kerajinan purun dilakukan di Desa Pulau Geronggang.
Bagi masyarakat Pedamaran Timur, khususnya Desa Pulau Geronggang, ekosistem gambut memiliki hubungan kearifan lokal yang sangat erat, tempat mengambil ikan dan bahan baku purun. Saat ini ketersediaan bahan baku yang semakin menipis mendorong EFI untuk melakukan penanaman kembali bibit purun.
“Kegiatan ini tentu akan mendukung upaya restorasi lahan gambut dimana masyarakat dinilai telah memiliki kesadaran untuk berpartisipasi aktif menjaga kawasan konservasi”, ucap Eko Agus Sugianto Sekretaris TRGD, Tim Restorasi Gambut Daerah Sumatera Selatan.
Melihat potensi ekonomi yang bisa dikembangkan, EFI berupaya agar nilai ekonomis purun bisa naik kelas , hal ini tentunya perlu dukungan pemerintah dan masyarakat setempat.
Kepala Sub Kelompok Kerja Kerjasama, BRGM Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, Erna Ika Rahayu menambahkan, keberlanjutan dari program ini perlu juga jadi perhatian.
“Setelah kelompok pengrajin purun diberdayakan dan ditingkatkan kemampuannya, berikut sarana dan prasarana juga sudah disediakan, maka selanjutnya perlu ada dukungan dari dinas dan pihak terkait untuk ikut membantu dan mendorong kelanjutan dari kegiatan ini. Tentu demi kesejahteraan masyarakat dan kondisi lingkungan tetap terjaga baik”, kata Erna. (tri)