Ekonomi Semester II 2025 Diperkirakan Membaik, Ekonomi Sumsel  Triwulan II Tumbuh 5,42 Persen

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel, Bambang Pramono saat menyampaikan materi pada Capacity building dan gathering wartawan ekonomi dan bisnis 25-27 September 2025 di Yogyakarta. (Susila/WongKito.co)

YOGYAKARTA, WongKito.co - Dengan penguatan sinergi kebijakan Bank Indonesia dan Pemerintah pertumbuhan ekonomi semester II 2025 diprakirakan membaik sehingga secara keseluruhan tahun 2025 akan berada di atas titik tengah kisaran 4,6-5,4 persen.

Untuk ekonomi Sumsel pada triwulan II 2025 tumbuh 5,42% (yoy) di atas pertumbuhan ekonomi nasional (5,12%) dan merupakan kedua tertinggi di Sumatera. Perekonomian yang tetap kuat ini didukung oleh kinerja LU pertambangan (24,45%), industri pengolahan (18,16%), dan perdagangan (14,16%). 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumsel, Bambang Pramono menyampaikan hal tersebut pada saat sesi pembekalan materi pada capacity building dan gathering wartawan ekonomi dan bisnis 25-27 September 2025 di Yogyakarta.

Baca juga:

Ia menjelaskan, untuk inflasi Provinsi Sumsel tercatat mengalami deflasi Agustus sebesar 0,04% (mtm), menurun dibandingkan bulan Juli 2025 yang mengalami inflasi sebesar 0,14% (mtm). Realisasi inflasi Sumsel secara tahunan tercatat sebesar 3,04% (yoy), meningkat dari bulan sebel-umnya sebesar 2,88% (yoy). 

Kondisi tersebut berbeda dengan inflasi nasional yang tercatat menurun menjadi 2,31% (yoy) dari 2,37% (yoy) pada bulan sebelumnya. Komoditas utama penyumbang deflasi (andil mtm) antara lain daging ayam ras (0,06%), tomat (0,06%), cabai rawit (0,05%), bawang putih (0,02%); dan beras (0,02%). Deflasi pada Agustus 2025 terjadi seiring dengan kelebihan pasokan daging ayam ras akibat penyerapan masyarakat

yang kurang optimal.

Sementara itu untuk Pertumbuhan DPK Sumatera Selatan melambat dari 7,15% (yoy) pada triwulan II 2025 menjadi 6,91% (yoy) pada triwulan III 2025. Berdasarkan jenis simpanan, perlambatan ini terutama berasal dari lebih rendahnya pertumbuhan tabungan dan deposito, yang sejalan dengan tren semakin rendahnya proporsi penggunaan penghasilan masyarakat untuk menabung (Survei Konsumen BI). 

Sedangkan pertumbuhan penyaluran kredit di Sumatera Selatan pada triwulan III 2025 tercatat sebesar 6,51% (yoy), termoderasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 7,17% (yoy). Perlambatan ini terutama bersumber dari melambatnya pertumbuhan kredit modal kerja, investasi dan konsumsi sekaligus.

Berdasarkan survei konsumen, optimisme konsumen yang terjaga masih tergambar pada bulan September 2025 ditopang dengan konsumsi barang kebutuhan tahan lama dan ketersediaan lapangan kerja yang terjaga dengan baik. Berdasarkan survei konsumen, optimisme konsumen yang terjaga masih tergambar pada bulan September 2025 ditopang dengan konsumsi barang kebutuhan tahan lama dan ketersediaan lapangan kerja yang terjaga dengan baik.

Ekonomi Sumatera Selatan pada tahun 2025 diperkirakan berada pada kisaran 4,8-5,6 persen (yoy). Adapun faktor pendorong pertumbuhan ekonomi bersumber dari berbagai stimulus yang diberikan pemerintah pusat, program swasembada pangan dan program MBG yang dilakukan di Sumatera Selatan. Selain itu, cuaca yang relatif lebih stabil juga mendorong produktivitas sektor pertanian, katanya.

 

Bagikan

Related Stories