Eksistensi Pasar Alang-Alang Lebar yang Bertahan di Tengah Modernisasi

Eksistensi Pasar Alang-Alang Lebar yang Bertahan di Tengah Modernisasi (Foto WongKito/magang1/magang2)

Pasar Alang-Alang Lebar hingga kini menjadi salah satu pusat ekonomi tradisional yang paling dinamis, di Kota Palembang. Secara administratif berada di Kecamatan Alang-Alang Lebar yang juga menjadi wilayah perbatasan antara Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin.

Pasar Alang-Alang Lebar didirikan pada tahun 1970-an. Seiring waktu, pasar ini berkembang menjadi pasar tradisional teramai di kota Pempek, karena memang lokasinya merupakan satu-satunya pasar terbesar di kawasan tersebut.

Banyak pedagang yang telah berjualan di sini selama beberapa generasi, menciptakan ikatan yang kuat antara pasar dan komunitasnya.

Teguh salah seorang  pedagang bercerita pasar tersebut beroperasi pada pukul 03.00 WIB hingga tengah hari.

"Kami menawarkan beragam barang kebutuhan pangan dan rumah tangga yang sangat variatif bahkan  tergolong  lengkap," kata dia diwawancarai belum lama ini.

Baca Juga:

Masyarakat bisa mendapatkan beragam komoditas, seperti sayur-mayur, daging, ikan, hingga berbagai macam bumbu dan rempah.

Suara tawar-menawar antara pedagang dan pembeli menjadi musik latar yang khas. Para pembeli datang dari berbagai kalangan, mulai dari ibu rumah tangga, pedagang kecil, hingga pemilik restoran yang mencari bahan-bahan terbaik.

Salah satu daya tarik utama Pasar Alang-Alang Lebar adalah kelengkapan produk yang ditawarkan. Dengan datang ke pasar yang berada di kawasan yang berjarak 12 kilometer dari pusat Kota Palembang, pembeli  biasanya akan mendapatkan apapun yang dibutuhkan terkait dengan beragam  bahan pangan maupun sandang.

Bahkan  di Pasar Alang-Alang Lebar, tambah Agnez pedagang lainnya pengunjung bisa juga berwisata kuliner.

"Ada beragam menu yang ditawarkan, seperti pempek, lontong dan  tekwan," ujar dia.

Pasar ini memiliki peran penting dalam perekonomian lokal. Bagi para pedagang, pasar ini bukan hanya sumber penghasilan tetapi juga tempat membangun relasi sosial dan komunitas. Bagi masyarakat sekitar, pasar ini menyediakan akses terhadap produk-produk berkualitas dengan harga yang terjangkau. Ekonomi lokal juga mendapatkan manfaat dari perputaran uang yang terjadi setiap harinya.

”Pasar ini juga tempat sumbernya saya mencari nafkah,” ungkap Agnez.

Mulai Sepi

Namun di sisi lain, Pasar Alang-Alang Lebar tidak luput dari berbagai masalah dan tantangan. Permasalahan infrastruktur sering kali menjadi keluhan, bangunan yang tidak terawat dan fasilitas pendukung yang kurang.

Tak hanya itu, mulai sepinya pembeli juga menjadi tantangan bagi pedagang untuk bertahan.

Baca Juga:

Diakui Suryana pasar tempat iya dan koleganya mencari nafkah tersebut kini mulai sepi.

"Maraknya beroperasi pasar modern dan market place jadi dua alasan dari mulai sepinya pembeli," kata dia.

Karena itu, menurut dia penting sekali pengelola pasar menyediakan infrastruktur dan fasilitas pendukung yang bagus.

Dengan demikian, pasar tradisional pun dapat bertahan di tengah gempuran modernisasi.

Pasar Alang-Alang Lebar bukan sekadar tempat transaksi ekonomi, tetapi juga simbol ketahanan dan adaptasi budaya lokal di tengah arus modernisasi. Pasar ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga tradisi sambil terus berinovasi untuk masa depan yang lebih baik.(mg1/mg2)
 


Related Stories