Epidemiolog: Kasus Positif Tinggi Bukan Pertanda Buruk

Epidemiolog dari Universitas Sriwijaya, Iche Andriayani Liberty selaku Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Sumsel saat memberikan keterangan pers, Selasa (16/6).

PALEMBANG, WongKito.co - Masih tingginya angka konfirmasi positif COVID-19 di Sumatera Selatan di atas 1.000 kasus, tidak dapat diartikan bahwa keadaan semakin buruk. Namun begitu, masyarakat tetap diimbau untuk menerapkan protokol kesehatan ketika keluar rumah.

“Angka konfirmasi positif masih tinggi itu bukan untuk ditakuti dan bukan keadaan kita buruk. Tapi, pertanda pelacakan dan pemeriksaan kita semakin agresif,” jelas epidemiolog dari Universitas Sriwijaya, Iche Andriayani Liberty selaku Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Sumsel, Selasa (16/6) sore.

Iche menyampaikan, berdasarkan hasil analisis epidemiologi justru diketahui angka kesembuhan pasien COVID-19 di Sumsel melonjak dua kali lipat dalam akumulasi dua pekan terakhir. Tercatat, kasus pada 17 - 31 Mei 2020 ada penambahan sembuh 130 orang, kemudian pada 1 - 15 Juni 2020 sebanyak 436 orang.

“Perhari ini ada 651 orang yang sembuh atau 44,96 persen, ini lebih tinggi dari angka nasional 38,5 persen. Bahkan dua pekan ini angka kesembuhan itu lebih tinggi 200 persen dari dua pekan sebelumnya,” sebutnya.

Adapun angka kasus kematian akibat covid-19 di Sumsel saat ini cenderung menurun, bahkan angkanya di bawah nasional. Tercatat pertanggal 15 Juni 2020, angka kematian 57 orang atau 3,9 persen, sementara angka nasional 5,6 persen. “Hal ini membuktikan, upaya tracking, testing, dan treatment (3T) cukup optimal dilakukan," terang Iche.

Ditambahkannya, reproduksi number (Rt) COVID-19 di Sumsel masih di atas angka 1 yakni kisaran 1,09. Karena itu, pihaknya meminta masyarakat tetap selalu menerapkan protokol kesehatan ketika keluar rumah. Apalagi Selasa kemarin Kota Palembang baru saja mengakhiri pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). “Selalu pakai masker, cuci tangan pakai sabun dengan rutin, menjaga jarak, hindari kerumunan, tingkatkan imunitas dengan makanan bergizi dan berolahraga. Supaya kita bisa bersama-sama melewati pandemi ini dengan cepat,” imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Sumsel, Yusri menyebutkan, kasus positif pertanggal 16 Juni 2020 bertambah 50 orang. Hal itu berarti total kasus positif menjadi 1.498 orang. Ia merinci, dari 1.498 tersebut jumlah kasus yang sudah selesai sebanyak 727 terdiri dari 57 meninggal dan 670 sembuh. Sementara kasus positif aktif sebanyak 771 orang.

Diakuinya, kapasitas laboratorium di BBLK Palembang sudah meningkat. Sehingga perhari sudah bisa memeriksa 500 - 800 spesimen atau sekitar 200 - 400 orang. Tim gugus tugas juga sangat aktif dalam melakukan tracing orang-orang yang pernah kontak dengan pasien positif baru.

Terkait zonasi pemetaan kasus COVID-19, Yusri memastikan peta gugus tugas pusat berbeda dengan daerah. Skala data pusat lebih luas, sehingga ketika diterapkan di daerah bisa saja kabupaten kota di Sumsel banyak yang menjadi warna hijau, padahal kondisinya tidak demikian. “Sumsel menerapkan zonasi warna berdasarkan transmisi lokal agar mudah pelaksanaan "tracing",” jelasnya. (yulia savitri)

Bagikan

Related Stories