FDA Hentikan Impor Udang BMS karena Radioaktif, Simak Penelusuran Faktanya

FDA Hentikan Impor Udang BMS karena Radioaktif, Simak Penelusuran Faktanya (cekfaktaa.com)

SEBUAH narasi beredar di Instagram [arsip] dan Facebook pada 20 Agustus 2025. Isinya menyebut Kantor Administrasi Makanan dan Obat Amerika Serikat (FDA) menghentikan impor udang beku PT Bahari Makmur Sejati (BMS Food). Alasannya, produk itu diduga mengandung zat radioaktif.

Unggahan tersebut juga menyebut udang beku BMS sebelumnya masuk lewat jaringan ritel Walmart di Amerika. Namun, impor itu disebut terhenti setelah FDA menemukan kandungan radioaktif Cesium-137 (Cs-137) pada produk udang.

Benarkah FDA menyetop impor udang BMS karena terkontaminasi radioaktif?

 

Hasil Cek Fakta

Tempo menelusuri klaim itu lewat laman resmi FDA, pemberitaan media kredibel, dan wawancara dengan pakar radiologi. Hasilnya, FDA benar mengumumkan temuan zat radioaktif Cesium-137 pada udang PT Bahari Makmur Sejati. Sementara itu, otoritas Indonesia masih menelusuri sumber kandungan radioaktif tersebut.

Melalui situs resminya pada 19 Agustus 2025, FDA mengumumkan temuan zat radioaktif pada udang beku PT Bahari Makmur Sejati dan menghentikan sementara impornya. Walmart pun diminta menarik produk serupa hingga masalah tuntas.

FDA juga mengimbau warga Amerika Serikat tidak mengkonsumsi udang tersebut. Dugaan sementara, produk terkontaminasi Cesium-137 karena disiapkan, dikemas, atau disimpan dalam kondisi tak higienis.

Temuan itu bermula dari laporan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan Amerika di empat pelabuhan: Los Angeles, Houston, Savannah, dan Miami. FDA lalu melakukan uji ulang pada produk impor dari Indonesia dan kembali menemukan Cs-137.

Meski kadarnya rendah dan masih dalam batas aman, zat radioaktif itu berpotensi membahayakan kesehatan bila terakumulasi dalam tubuh dalam jangka panjang.

Di sisi lain, dilansir dari Tempo, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Kelautan dan Perikanan kini tengah menguji kandungan radioaktif pada produk BMS Food dengan melibatkan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten).

Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan pemeriksaan itu untuk membuktikan temuan FDA. Jika hasilnya negatif, Indonesia akan memakai data tersebut untuk bernegosiasi agar impor bisa dilanjutkan.

Shrimp Club Indonesia (SCI) menduga kontaminasi berasal dari pabrik pengolahan PT Bahari di Cikande, Serang, Banten. Menurut SCI, kadar Cs-137 pada produk BMS berada di angka 68 Bq/kg, jauh di bawah batas ketentuan di Amerika Serikat yakni 1.200 Bq/kg. Temuan ini pun hanya terdapat pada produk tertentu, bukan seluruh makanan laut asal Indonesia.

Asal Usul Kontaminasi

Dosen Teknik Nuklir Universitas Gadjah Mada Dr.-Ing. Ir. Kusnanto menjelaskan, Cesium-137 merupakan isotop cesium yang mudah menyebar sebagai partikel kecil di udara maupun air. Zat ini biasanya berasal dari ledakan bom nuklir atau reaksi fisi uranium.

Menurut Kusnanto, untuk memastikan asal kontaminasi perlu survei dengan metode alat dan laboratorium setara FDA. Radiasi, kata dia, bisa masuk saat proses penyiapan pengemasan maupun penyimpanan. “Radiasi hanya bisa dideteksi dengan detektor tidak bisa dengan panca indera” ujarnya kepada Tempo, Sabtu, 23 Agustus 2025.

Guru Besar Kenukliran ITB Zaki Suud menambahkan, pemerintah perlu menginvestigasi pabrik secara menyeluruh termasuk tambak dan pemasok bahan baku.

Bahaya Cesium-137

FDA menjelaskan, Cesium-137 adalah zat radioaktif hasil fisi nuklir dalam operasional pembangkit listrik tenaga nuklir, penggunaan senjata nuklir, atau kecelakaan PLTN. Zat ini juga ditemukan di alam dalam kadar rendah.

Mengonsumsi Cs-137 dalam kadar rendah tapi terus-menerus melalui makanan dan minuman berisiko menimbulkan gangguan kesehatan. Kerusakan DNA yang bisa berujung kanker adalah salah satu dampak paparan Cs-137.

Di sisi lain, BPOM menjelaskan, Cs-137 juga dipakai untuk mengawetkan makanan lewat teknik iradiasi. Metode ini disetujui sekitar 50 negara dan diterapkan secara komersial di Amerika, Jepang, dan sejumlah negara Eropa sejak puluhan tahun lalu.

Iradiasi pangan adalah metode penyinaran terhadap makanan dengan zat radioaktif maupun akselerator untuk mencegah pembusukan dan mematikan patogen.

Kesimpulan

Verifikasi Tempo menyimpulkan, narasi yang menyebut FDA menyetop impor udang beku PT Bahari Makmur Sejati karena mengandung zat radioaktif Cesium-137 adalah klaim benar.

Meski begitu, temuan zat radioaktif itu bukan berasal dari pembangkit listrik atau senjata nuklir. FDA menduga sumbernya dari proses penyiapan, pengemasan, dan penyimpanan yang tidak higienis.

Disclaimer

Konten ini direpublikasi dari laman cekfakta.com, dan WongKito.co adalah anggota koalisi Cek Fakta.

Rujukan

https://www.instagram.com/p/DNlBw3PsPrE/?igsh=M3EzMzVjZjY2N3p0

https://mvau.lt/media/59c6a4d1-ba8a-4fc0-bef9-5288dda4bb4a

https://web.facebook.com/angga.401041/posts/pfbid02TcRn8jW8gEsGcCEM2EPfZeeZ16exGa9Ear9uoLx9WaH84LMFHTKPHZDT6iZQHQxjl

https://www.fda.gov/food/alerts-advisories-safety-information/fda-advises-public-not-eat-sell-or-serve-certain-imported-frozen-shrimp-indonesian-firm

https://www.tempo.co/ekonomi/pemerintah-inspeksi-sampel-udang-ekspor-yang-terdeteksi-radioaktif-ke-bapeten-2061158

https://www.tempo.co/sains/begini-temuan-kontaminasi-radioaktif-udang-indonesia-di-as-dan-hasil-investigasi-awal-2061713

https://www.pom.go.id/berita/pangan-iradiasi,--alternatif-yang-menjanjikan#:~:text=Karena%20iradiasi%20merupakan%20proses%20yang,seperti%20pengalengan%2C%20pengeringan%20dan%20pasteurisasi.



 

 


Related Stories