Ekonomi dan UMKM
Fintech Ramai-Ramai Punya Bank Digital, Berikut Catatannya
JAKARTA – Kolaborasi perusahaan financial technology (fintech) dengan perbankan kini menjadi salah satu fenomena yang disoroti pada 2022. Apalagi tahun ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merilis aturan main terbaru soal bank digital.
Steering Committee, Indonesia Fintech Society (IFSoc), Rudiantara berpendapat, kolaborasi fintech dan bank dalam membangun neobank sangat membantu akselarasi inklusi keuangan.
“Perbankan tradisional sudah masuk ke fintech. Tapi juga ada model baru, sebaliknya, fintech masuk perbankan. Ini kerja sama yang bagus,” kata Rudiantara dalam Catatan Akhir Tahun 2021 IFSoc, Kamis 9 Desember 2021.
Baca Juga:
- Jumlah Peminjam Fintech Lending Tembus 71 Juta Akun, Gencar Bidik UMKM
- Askrindo Salurkan Rp5 Miliar Untuk Usaha Mikro dan Kecil (PUMK), Gandeng RNI
- Dukungan Petisi Online Terkait Pelecehan Seksual oleh Oknum Dosen Unsri Makin Ramai
Menurut dia, keduanya memiliki kekuatan masing-masing yang jika dikawinkan akan menjadi booster inklusi keuangan. Alasannya, perbankan memiliki pendanaan yang kuat dan relatif murah.
Sedangkan fintech memiliki kemampuan membangun kanal distribusi dengan cara yang lebih efisien karena tak banyak beinvestasi pada aset fisik seperti kantor cabang. Perbankan saat ini pun sudah banyak yang mengadopsi hal ini dengan memangkas jumlah kantor cabang atas nama efisiensi.
Per Agustus 2021, jumlah kantor bank umum sebanyak 29.683 atau turun 6,5%. Di mana pada 2018, jumlah kantor bank umum masih berjumlah 31.604.
Rudi memproyeksi, tren akuisisi bank kecil oleh perusahaan fintech akan terus belanjut ke depan. Masuk akal jika mengingat peraturan OJK terbaru yang mematok modal inti bank sebesar Rp10 triliun.
Dengan aturan ini, akuisi bank mini jadi jalan keluar yang lebih hemat dibandingkan dengan modal yang harus dikeluarkan untuk membuat bank baru. Tak hanya perusahaan fintech, perbankan jumbo juga ikut aksi akuisisi bank mini untuk disulap jadi bank digital.
Baca Juga:
- Punya Akun Instragram Pribadi, Ini Alasan Member BTS
- Terjun ke Bisnis Fintech Agregator, Berikut Motivasi Telkomsel.
- Bidik Dana Segar Rp756 Miliar, Tambang Batu Bara Adaro Minerals IPO Rp100-Rp125 Per Lembar
Dalam catatan TrenAsia.com, terdapat 9 perusahaan teknologi dan perbankan yang sudah dan dikabarkan akan mencaplok bank mini. Di kategori perbankan, ada dua bank raksasa Tanah Air yang sudah memiliki bank digital.
Pertama, PT Bank Centra Asia Tbk (BCA) mengakuisisi Bank Royal dan membuat bank digital bernama BCA Digital. Lalu ada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) yang baru saja menjadikan anak usahanya yakni BRI Agroniaga menjadi Bank Raya Indonesia.
Pada kategori perusahaan teknologi, ada perusahaan induk Shopee yaitu SEA Group yang mencaplok Bank Kesejahteraan Ekonomi dan mengubahnya jadi Seabank. Kemudian ada Akulaku dengan Bank Yudha Bhakti yang kini berubah menjadi Bank Neo Commerce. Ada pula manuver Gojek yang membeli Bank Artos dan menjadikannya Bank Jago.
Lalu, sejumlah perusahaan teknologi juga tengah dalam proses akuisisi bank. Di antaranya Emtek Group dengan Bank FAMA. Kredivo dan Bank Bisnis Internasional, WeLab dengan Bank Jasa Jakarta, dan Ajaib dengan Bank Bumi Arta dan juga Primasia Sekuritas.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Ananda Astri Dianka pada 09 Dec 2021