Gajah Sumatera di Riau Ditemukan Mati, ini Dugaan BBKSDA

Gajah Sumatera di Riau Ditemukan Mati, ini Dugaan BBKSDA (ist)

JAKARTA—Seekor gajah Sumatera liar ditemukan mati di kawasan Tesso Tenggara, Kabupaten Pahlawan, Riau, belum lama ini. Gajah jantan yang diperkirakan berusia 10 tahun itu diduga mati karena diracun. 

Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau saat  ini, masih melakukan investigasi terkait temuan tersebut. Kepala BBKSDA Riau, Genman S Hasibuan mengatakan pihaknya telah menurunkan tim bersama Balai Penegakan Hukum untuk investigasi.

“Kami melakukan nekropsi (bedah bangkai) untuk mengetahui penyebab kematian gajah,” ujarnya dikutip dari Antara, Jumat (14/7/2023). 

Dari penelusuran awal, tim menemukan sebuah kantung gula merah yang diduga dipakai untuk umpan racun di lokasi gajah yang mati.

 “Setelah dilakukan investigasi dan nekropsi, kematian gajah diduga karena keracunan. Racun menyebabkan gangguan terhadap saluran pernapasan dan peradangan pada saluran pencernaan serta lambung,” ungkap Genman.

Baca Juga:

Gajah mati tersebut kali pertama diketahui warga pada Selasa 11 Juli 2023 sekitar pukul 07.00 WIB. Hewan yang populasinya kian menurun ini ditemukan masih dalam kondisi yang lengkap. Gadingnya masih utuh. Tidak ada bagian tubuh yang terluka maupun hilang.

Ladang Sawit

Genman mengatakan lokasi kejadian merupakan areal terbangun yang sudah ditanami sawit oleh masyarakat yang berada di dalam areal konsesi HPHTI di Distrik Nilo Kabupaten Pelalawan. Untuk langkah lebih lanjut, pihaknya akan melakukan pengumpulan bahan dan keterangan. “Serta berkoordinasi dengan penegak hukum untuk upaya hukum,” ujar Genman.

BBKSDA Riau mengimbau masyarakat untuk tidak membunuh hewan-hewan liar yang dilindungi seperti gajah. Hal ini untuk menjaga eksistensi gajah yang populasinya kian terancam karena perburuan, pembukaan lahan dan perubahan lingkungan atau habitat mereka. 

“Saya mengimbau masyarakat untuk sama-sama memberikan perlindungan terhadap gajah. Hewan ini salah satu faktor yang mempercepat pemulihan ekosistem hutan dan titipan untuk generasi mendatang.”

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Chrisna Chanis Cara pada 14 Jul 2023 

Bagikan

Related Stories