Garuda Layani 80.243 Penumpang Pada Puncak Arus Balik Lebaran

Garuda Layani 80.243 Penumpang Pada Puncak Arus Balik Lebaran (Ist)

Jakarta, Wongkito.co - Pada puncak arus balik Idufitri 1445 H pada Minggu 14 April 2024, Garuda Indonesia Group dan anak perusahaannya, Citilink, mengalami peningkatan signifikan dalam jumlah penumpang. 

Total 80.243 penumpang dilayani dalam satu hari melalui 531 penerbangan, termasuk 35 penerbangan tambahan. Garuda Indonesia menangani 37.541 penumpang, sementara Citilink mencatatkan 42.702 penumpang. Rabu, 17 April 2024.

Irfan Setiaputra, Direktur Utama Garuda Indonesia, mengungkapkan bahwa terjadi kenaikan sekitar 6.000 penumpang dibandingkan dengan hari Sabtu 13 April 2024, di mana sekitar 73.951 penumpang dilayani.

Baca juga

Hal ini menunjukkan lonjakan yang cukup besar selama periode arus mudik Idul Fitri dan menegaskan peran penting kedua maskapai dalam memberikan layanan penerbangan yang andal dan efisien selama momen ini.

Rute favorit Garuda Indonesia meliputi Denpasar, Surabaya, Medan, Yogyakarta, Singapura, Palembang, Makassar, Banjarmasin, Padang, dan Semarang, 

Sementara itu, Citilink juga mencatatkan beberapa rute yang menjadi pilihan utama, seperti Medan, Batam, Banjarmasin, Surabaya, dan Samarinda.

Tren arus balik mulai terlihat sejak H+2 setelah Lebaran dan diperkirakan akan berlanjut hingga 21 April 2024.

“Kami akan terus memantau situasi arus balik Lebaran 2024 yang diprediksi masih akan terus berlangsung setidaknya hingga Minggu 21 April mendatang.” terang Irfan.

Data perusahaan menunjukkan pada tahun 2023, rata-rata harian Garuda Indonesia Group berkisar antara 50.000 hingga 60.000 penumpang, dengan jumlah penumpang dipuncak Lebaran mencapai 66.617 penumpang. 

Sementara itu, pada tahun 2022, rata-rata harian berkisar antara 30.000 hingga 40.000 penumpang, dengan puncak Lebaran mencapai 60.000 penumpang. 

Lonjakan jumlah penumpang pada tahun 2024 menegaskan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam permintaan akan layanan penerbangan, menunjukkan kepercayaan yang terus meningkat dari masyarakat terhadap Garuda Indonesia Group dan Citilink.

Kinerja Perusahaan

Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja keuangan Garuda Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. 

Pendapatan maskapai ini mengalami penurunan drastis, mencapai Rp26,2 triliun pada tahun 2022, turun dari Rp50,7 triliun pada tahun 2019. 

Baca juga

Selain itu, Garuda Indonesia juga melaporkan kerugian bersih yang besar, dengan kerugian mencapai Rp17,7 triliun (US$1,2 miliar) pada tahun 2022. 

Hal ini menunjukkan tantangan besar yang dihadapi oleh maskapai penerbangan ini dalam menjaga profitabilitasnya di tengah kondisi industri yang sulit.

Tidak hanya itu, hutang Garuda Indonesia juga mengalami peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Pada Desember 2022, total utang maskapai ini mencapai Rp77,5 triliun, menunjukkan tekanan keuangan yang serius yang dihadapi oleh perusahaan.

Lonjakan jumlah penumpang yang diharapkan dapat membantu meningkatkan pendapatan perusahaan dan mengurangi tekanan keuangan yang dihadapi selama pandemi. 

Dengan demikian, prospek profitabilitas Garuda Indonesia dapat membaik seiring dengan pemulihan industri penerbangan secara keseluruhan. 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 17 Apr 2024 

Editor: admin
Bagikan

Related Stories