Ragam
Hemat Hingga Rp377 Miliar, Yuk Intip Proses Efisiensi Air di Kilang Pertamina Plaju
PALEMBANG, Wongkito.co, - Kelangkaan air diprediksi kian meluas di masa mendatang. Tekanan perubahan iklim, peningkatan populasi manusia serta keterbatasan sumber daya air telah menambah krisis air di dunia.
World Meteorological Organization (WMO) melaporkan, seiring pertumbuhan populasi, jumlah orang dengan akses yang tidak memadai ke air bersih diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 5 miliar pada tahun 2050, dari 3,6 miliar pada tahun 2018.
Data dari UNICEF menunjukkan, sekitar 700 juta orang dapat mengungsi karena kelangkaan air yang parah pada tahun 2030.
Baca Juga :
- DPRD Sumsel Setujui Tiga Raperda dan Satu Raperda Ditunda
- Kenalkan Gaya Bermusik, Isyana Sarasvati Dalam Game Free Fire
- Indo Premier Optimis Sahamnya Diburu Investor, Resmi Jadi Underwriter GoTo
Adapun menurut laporan Bappenas, ketersediaan air di sebagian besar wilayah Pulau Jawa dan Bali saat ini sudah tergolong langka hingga kritis.
Sementara itu, ketersediaan air di Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan diproyeksikan akan menjadi langka atau kritis pada tahun 2045.
Dampak langsung dari kurangnya kebutuhan air antara lain yaitu terjadinya gagal bercocok tanam dan panen yang menyebabkan terganggunya persediaan bahan pangan.
Dampak lainnya yakni sanitasi yang buruk dan kelaparan yang berdampak pada munculnya penyakit akibat kurang pangan dan gizi buruk. Krisis air juga dapat mengganggu perekonomian daerah maupun nasional
Banyak penyakit akibat krisis air dan sanitasi yang buruk, seperti penyakit akibat kelaparan, kekurangan gizi, kolera, tifus, dan disentri yang hingga saat ini masih merupakan ancaman bagi sebagian penduduk dunia
Sama seperti pemanasan global, setiap negara dan masyarakat dunia, termasuk entitas bisnis bertanggung jawab mencegah ancaman krisis air di masa depan.
Sebagai perusahaan pengolah minyak mentah (crude) dan petrokimia, PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Refinery Unit III Plaju yang akrab disapa Kilang Pertamina Plaju turut berkontribusi mencegah ancaman krisis air di masa depan.
Misi untuk menjalankan bisnis kilang yang berwawasan lingkungan serta mendukung upaya pengembangan energi terbarukan menjadi landasan perusahaan yang berdiri di pinggir Sungai Musi ini untuk menjaga ketersediaan air.
Hal itu juga sejalan dengan salah satu misi PT Kilang Pertamina Internasional yaitu menjalankan bisnis kilang minyak dan petrokimia secara profesional dan berstandar internasional dengan prinsip keekonomian yang kuat dan berwawasan lingkungan.
Kilang Pertamina Plaju, melalui Area Manager Communication, Relation & CSR, Siti Rachmi Indahsari mengatakan bahwa kepentingan bisnis tidak boleh mengesampingkan kepentingan lingkungan, termasuk dalam proses bisnisnya perlu memerhatikan aspek pelestarian sumber daya air.
“Kilang Pertamina Plaju sangat concern terhadap pelestarian sumber daya air sebagai upaya menjaga keseimbangan alam,” ujar Rachmi. Terhitung dari tahun 2017 hingga Juni 2021, penggunaan air oleh Kilang Pertamina Plaju menurun dari tahun ke tahun.
Pada 2017, total pemakaian air di Kilang Pertamina Plaju sebesar 2.950.717.300 liter. Jumlah itu menurun pada 2018 dengan total penggunaan sebanyak 2.411.974.900 liter. Adapun penggunaan air pada 2019 yakni sebesar 2.500.584.400 liter dan menurun pada 2020 yang hanya sebesar 2.306.294.100 liter
Terhitung hingga Juni 2021 lalu, total penggunaan air di Kilang Pertamina Plaju, baik untuk proses produksi maupun fasilitas pendukung sebesar 1.263.386.000 liter.
Adapun rasio efisiensi air pada 2017 sebesar 34,9%, meningkat ke angka 46,6% pada 2018. Rasio efisiensi itu kembali meningkat pada 2019 sebesar 59,5%, dan terus meningkat pada 2020 sebesar 65,6%. Sementara hingga Juni 2021, rasio efisiensi air menyentuh angka 58,3%.
Selain proses produksi, penggunaan air di Kilang Pertamina Plaju juga diperuntukkan bagi fasilitas pendukung yang berkaitan maupun tidak berkaitan dengan proses produksi. Penggunaan air untuk fasilitas pendukung yang berkaitan dengan proses produksi juga menurun setiap tahunnya.
Hemat Anggaran Rp377 Miliar Sepanjang 2017-Juni 2021
Terdapat sepuluh program efisiensi air pada proses produksi sejak 2017 hingga Juni 2021, misalnya, program reuse condensate system ex polypropylene, simplikasi dan perbaikan line steam, aplikasi model pressure control di deaerator utilities, reuse backwash sand filter sebagai feed raw water clarifier.
Program lainnya yakni aplikasi model musi levelling water control pada basin cooling tower, flue gas cooler, direct transfer demin water Plaju ke demin tank Sungai Gerong, no steam to dermaga Plaju, reformulasi CCWT guna meningkatkan cycle cooling tower Sungai Gerong dan program special high exchange capacity resin demin plant.
Beberapa program tersebut, sejak 2017 hingga Juni 2021 telah berkontribusi pada penghematan anggaran sebesar 373 miliar rupiah.
Program penghematan lainnya yang mendukung efisiensi air pada fasilitas pendukung yang berkaitan dengan proses produksi adalah pengaturan operasional distribusi ke perumahan pekerja di Komperta.
Air bersih di perumahan Komperta Plaju disuplai oleh Unit Raw Water Clarifier (RWC) di Kilang Utilities. Kilang Pertamina Plaju melakukan upaya penghematan air bersih dengan cara melakukan pengaturan waktu operasional pompa distribusi, sehingga kegiatan ini akan membentuk semangat seluruh pekerja RU III untuk hemat air.
Penghematan distribusi air ke perumahan Komperta Plaju di siang harinya dilakukan pukul 13.00 hingga 15.00 WIB, dan pada malam harinya dihemat mulai pukul 21.00 hingga 04.00 WIB. Dengan kebijakan ini, terdapat efisiensi lebih dari dua miliar rupiah sejak 2017 hingga pertengahan 2021.
Adapun program efisiensi selanjutnya yang dilakukan terhadap fasilitas pendukung yang tidak berkaitan dengan proses produksi yakni Bak to Shower Komperta Sungai Gerong yang sejak 2017 hingga Juni 2021 lalu menyumbang efisiensi lebih dari empat ratus juta rupiah.
Selain itu juga terdapat program efisiensi pada kegiatan terkait community development (Comdev), misalnya restrukturisasi cooling tower sebagai mitigasi losses cooling water, special drinking water pH 7+ dan Liquidifikasi Corrosion Inhibitor Stabilizer di sistem cooling water Power System (PS) II Plaju yang menghemat lebih dari satu miliar rupiah sepanjang 2017-Juni 2021.
Jika ditotal, dengan program penghematan air itu, baik pada proses produksi, fasilitas pendukung dan yang terkait dengan kegiatan community development, Kilang Pertamina Plaju telah menghemat anggaran sebesar kurang lebih 377 Miliar Rupiah sepanjang 2017 hingga Juni 2021.
Dengan upaya penghematan itu, Kilang Pertamina Plaju juga masih dapat menyalurkan air dari kilang utilities ke perumahan masyarakat di Desa Sungai Gerong, yang berbatasan langsung dengan Komperta.
Efisiensi air di Kilang Pertamina Plaju telah turut berkontribusi mewujudkan tujuan keenam dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yakni menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua, lebih spesifik pada target 6.a tentang efisiensi air.
Dengan demikian pula, Kilang Pertamina Plaju telah turut berkontribusi dalam pemenuhan aspek environmental sesuai kriteria ESG (Environmental, Social, & Governance).
Kilang Pertamina Plaju akan terus berkomitmen menjalankan proses bisnis dengan sustainable, salah satunya dengan menjaga kelestarian lingkungan.
Ia juga mengajak semua pihak untuk turut berhemat dalam penggunaan air. "Semua pihak bertanggung jawab mencegah ancaman krisis air di masa depan, mari sama-sama kita jaga sumber daya air untuk generasi mendatang," katanya. (*)