Ibu-Ibu Keluhkan Minyak Goreng Mahal, Ini Kata GAPKI Sumsel

Minyak goreng (Dok.WongKito.co)

PALEMBANG, WongKito.co - Akhir-akhir ini harga minyak  goreng di pasar tradisional dan warung-warung sembako terus mengalami kenaikan signifikan, akibatnya ibu-ibu di Kota Palembang pun mengeluhkan mahalnya harga bahan makanan tersebut. Sebelumnya, harga minyak goreng kemasan dijual Rp13.000 per liter saat ini mencapai Rp17.000 per liter.

“Ia kami juga bingung dengan harga modal minyak goreng yang terus-terusan naik, kasian yang beli,” kata Bela seorang pedagang, di Palembang, Selasa (8/11 /2021).

Ia mengungkapkan kenaikan harga minyak goreng sudah terjadi sejak beberapa bulan ini.

Namun, sepekan ini semakin mahal harga minyak goreng, ungkap dia.

Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Sumsel, Alex Sugiarto menjelaskan beberapa penyebab harga minyak goreng naik di pasaran.

“Kenaikan harga minyak goreng di pasaran saat ini imbas dari tingginya harga minyak sawit mentah (CPO) dan kurangnya pasokan bahan baku di pasar minyak nabati dan lemak secara global,” kata dia mengutip globalplanet.

Alex mengatakan, saat ini harga CPO global yang menjadi acuan yaitu CiF Rotterdam sedang tinggi sehingga menyebabkan harga CPO lokal ikut melonjak dan berpengaruh pada biaya produksi industri minyak goreng kelapa sawit.

"Kondisi pasar minyak nabati dan lemak (oils & fats) global tengah mengalami kekurangan pasokan akibat pandemi dan cuaca buruk. Karenanya kenaikan harga CPO mempengaruhi biaya produksi industri minyak goreng, hingga membuat harga minyak goreng naik,” ujar dia.

Selain itu kata Alex, produksi minyak canola di Kanada, minyak kedelai di Argentina mengalami penurunan karena cuaca dan produksi CPO di Malaysia menurun akibat lockdown, kekurangan tenaga kerja panen, hal ini memicu kenaikan harga komoditas minyak nabati.(*)

 


Related Stories