Ilmuwan Mesir Berhasil Mengupas Mumi dengan CT Scan

Para ilmuwan di Mesir menggunakan pemindai tomografi terkomputasi (CT Scan) untuk “mengupas” mumi Firaun Amenhotep I di Mesir yang berusia 3.500 tahun. (Frontiers in Media)

KAIRO – Para ilmuwan di Mesir menggunakan pemindai tomografi terkomputasi (CT Scan) untuk  "mengupas” mumi Firaun Amenhotep I di Mesir yang berusia 3.500 tahun. 

Para arkeolog pertama kali menemukan mumi Amenhotep I pada tahun 1881 di antara mumi kerajaan yang dikubur di Deir el Bahari, sebuah kompleks kuil dan makam di tepi barat Sungai Nil. Di lokasi ini banyak mumi kerajaan Mesir yang diselamatkan dari perampok makam. 

Sisa-sisa Firaun yang diperkirakan berkuasa antara 1525-1504 SM ini tidak terbungkus saat pertama kali ditemukan. Sampai ketika Egyptologist Zahi Hawass dan profesor Universitas Kairo Sahar Saleem melakukan studi mendalam pada 2019.

Baca Juga :

 

Hawass dan Saleem menggunakan teknologi sinar-X canggih, pemindaian tomografi terkomputasi, dan perangkat lunak digital untuk memetakan mumi dengan sangat detail. Mereka berusaha untuk tidak merusak mumi itu.

Penemuan terbaru ini mengungkapkan rincian baru mengenai kematian, penguburan, dan upaya restorasi awal mumi itu, seperti dikutip pada 4 Januari 2022 dari makalah penelitian berjudul Digital Unwrapping of the Mummy of King Amenhotep I (1525–1504 BC) Using CT yang dirilis 28 Desember 2021 di jurnal Frontiers in Medicine.

“Dengan membuka peti mumi secara digital dan “mengupas” lapisan virtualnya, kita mampu mempelajari Firaun yang terawetkan dengan baik ini sedetail mungkin,” ujar Sahar Saleem, seorang profesor radiologi dan penulis utama penelitian itu.

"Ia meninggal pada usia 35 tahun. Kami menemukan otak di dalam mumi, dan ini belum pernah terjadi pada mumi lainnya. Kami juga menemukan bahwa ia dimumikan dengan cara Osiris, atau dibungkus dalam peti dengan tangan menyilang. Ini adalah yang pertama kalinya," ungkap Hawass seperti dikutip oleh TrenAsia.com dari Euronews pada Selasa, 4 Januari 2022.

Ditemukan 30 jimat dalam peti mumi yang memiliki tinggi sekitar 167 cm ini. Mumi ini tertutup topeng yang terbuat dari karton - lapisan linen atau papirus yang dilapisi plester - dengan mata batu hias.

Mumi ini sangat rapuh sehingga para arkeolog tidak pernah berani membongkarnya sebelumnya. Hal ini menjadikan Amenhotep I satu-satunya mumi kerajaan Mesir yang ditemukan pada abad ke-19 dan ke-20 yang belum dibuka untuk dipelajari.

"Ini adalah warisan yang sangat penting, dan ia adalah seorang manusia, ia adalah seorang raja. Penghormatan mumi sebagai pribadi sangat penting secara etis, dalam pengertian kami," ungkap Saleem.

Saat ini, Amenhotep I disimpan di Museum Nasional Peradaban Mesir di Kairo.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Fadel Surur pada 04 Jan 2022 

Bagikan
Redaksi Wongkito

Redaksi Wongkito

Lihat semua artikel

Related Stories