Indika Energy Dikenal sebagai Perusahaan Tambang, kini Mulai Bisnis Sektor Kesehatan

Indika Energy Dikenal sebagai Perusahaan Tambang, kini Mulai Bisnis Sektor Kesehatan (ist)

JAKARTA – Diversifikasi  usaha terus dilakukan, emiten tambang PT Indika Energy Tbk yang semakin getol menggarap sejumlah usaha mulai dari motor listrik, kini memulai bisnis di sektor kesehatan.

Anak usaha PT Indika Energy Tbk, PT Bioneer Indika Group (BIG) dan PT Indika Medika Nusantara (IMAN) telah mendirikan perusahaan bernama PT Bioneer Indika Diagnostik (BID). BID akan menjalankan kegiatan usaha di bidang distribusi alat kesehatan.

"Pendirian BID oleh BIG dan IMAN merupakan langkah perseroan secara grup untuk melakukan ekspansi dan diversifikasi usaha ke sektor kesehatan di Indonesia,” kata Sekretaris Perusahaan, Adi Pramono, berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, perusahaan milik Arsjad Rasjid tersebut, Rabu (25/1/ 2023). 

Pendirian BID tersebut telah dinyatakan dalam Akta Pendirian No. 35 tertanggal 19 Januari 2023 yang dibuat di hadapan Ungke Mulawanti, SH., M.Kn., Notaris di Bekasi. Akta Pendirian tersebut pada saat ini sedang dalam proses permohonan perubahan data perseroan kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Baca juga:

Adapun total modal dasar anak usaha perseroan BID saat ini senilai Rp31,49 miliar. Komposisinya, sebesar 99,97% atau senilai Rp 31,48 miliar dimiliki oleh PT Bioneer Indika Group. Sedangkan sisanya 0,03% atau setara Rp10 juta oleh PT Indika Medika Nusantara.

PT Bioneer Indika Group merupakan perusahaan patungan (joint venture/JV) yang didirikan oleh anak usaha perseroan, PT Indika Medika Nusantara dengan Bioneer Corporation, suatu perusahaan manufaktur alat kesehatan dari Korea Selatan/ Indika dan Bioneer masing-masing memiliki 50% saham di BIG.

Diversifikasi usaha

Presiden Direktur Indika Energy Arsjad Rasjid menegaskan transisi bisnis perseroan menuju bisnis yang ramah lingkungan menjadi komitmen perseroan untuk mencapai 50% pendapatan dari sektor non-batubara pada 2025 dan netral karbon pada 2050.

Tercatat sejak 2018, INDY melakukan diversifikasi ke sektor non-batu bara, rendah karbon dan berkelanjutan. Lini bisnis tambang, EPC dan jasa migas lewat PT Tripatra Engineering dan PT Petrosea Tbk perlahan ditinggalkan dan didivestasi.

Saat ini Grup Indika pun fokus ke lima lini usaha yakni energi lewat Kideco Jaya Agung, mineral lewat Nusantara Resources LTD, digital lewat Zebra CrossTeknologi, logistic lewat Interport Mandiri Utama, dan green lewat Empat Mitra Indika Tenaga Surya/ EMITS.

Emiten energi satu ini juga fokus menggarap bisnis natural based solution misalnya hutan tanam industri energi untuk bio mass, kehutanan dan hortikultur sebagai bagian dari ekonomi sirkular dengan menggandeng petani rakyat sembari merangkul UMKM.

“Begitupun dengan electric vehicle, kita juga ingin membangun bersama-sama supaya ada ekosistem yang harapannya industri kecil dan menegah bisa berpartisipasi di dalamnya. Jadi itulah yang dilakukan Indika hari ini,” kata Arsjad.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Ananda Astri Dianka pada 25 Jan 2023 


Related Stories