Ragam
Ingin Lanjut Kuliah Doktoral di Eropa, Berikut Informasinya
PALEMBANG, WongKito.co - Bagi mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan kuliah doktoral dan pelatihan pasca-doktoral di Eropa. Uni Eropa memberikan peluang pendanaan bagi lulusan pascasarjana dari manapun, termasuk dari Indonesia.
“Kami memiliki komitmen jangka panjang untuk meningkatkan kerja sama dengan ASEAN di bidang pendidikan, khususnya dengan memberikan berbagai kesempatan beasiswa untuk program doktor. Peluang ini tidak hanya terbuka untuk studi tetapi juga untuk melakukan penelitian di Eropa,” kata Duta Besar Uni Eropa untuk ASEAN Igor Driesmans, dalam diskusi virtual akhir pekan lalu.
Ia menjelaskan, salah satu program pendanaan unggulan Uni Eropa untuk pendidikan tinggi adalah Marie Skłodowska-Curie Actions (MSCA).
"MSCA membiayai penelitian dan inovasi unggulan dan membekali para peneliti diberbagai tahapan karir mereka dengan pengetahuan dan keterampilan baru, melalui mobilitas antar negara dan paparan terhadap berbagai sektor dan disiplin ilmu. MSCA juga mendanai pengembangan program pelatihan doktoral dan pasca-doktoral unggulan serta proyek kerjasama penelitian di seluruh dunia," ujar dia.
Susanne menambahkan MSCA menawarkan dana bagi mahasiswa S-3 untuk melakukan penelitian doktoral mereka dalam program pelatihan doktoral di seluruh Eropa selama empat tahun.
Dari 1.707 bidang penelitian, ada lima bidang penelitian yang saat ini sedang populer yaitu Teknik, Ilmu Biologi, Ilmu Komputer, Fisika dan Ilmu Kedokteran,” kata Koordinator Wilayah EURAXESS Worldwide Dr Susanne Rentzow-Vasu.
Untuk informasi lebih lanjut, peminat dapat mengunjungi https://euraxess.ec.europa.eu/worldwide/asean.
Sementara webinar juga menampilkan panelis pembicara asal Indonesia yang memberikan tips dan saran untuk memperoleh pendanaan MSCA dan mendukung pengembangan karir profesional. Pembicara pada acara ini adalah: Ervina, kandidat PhD MSCA di Norwegia; Gilang Hamidy, mahasiswa PhD di KU Leuven, Belgia; dan Martina Sinta Kristanti, dosen PhD di Departemen Keperawatan Universitas Gadjah Mada yang juga alumni Radboud University, Nijmegen, Belanda.(*)