Ekonomi dan UMKM
Inilah 2 Kunci Keberhasilan Bank Digital Indonesia, Cek Apa Saja?
JAKARTA - Chief Business Officer Superbank Sukiwan mengungkapkan ada dua kunci keberhasilan bank digital di Indonesia., yaitu adaptasi dan inovasi yang cepat.
“Produk dan layanan perbankan pada umumnya menawarkan hal yang serupa, tetapi yang membedakan tiap bank digital adalah bagaimana cara beradaptasi dan berinovasi dengan cepat untuk menyediakan solusi keuangan, pelayanan, dan user experience yang terbaik bagi nasabah” ujarnya, Rabu (25/10/2023).
Data menunjukkan bahwa simpanan nasabah di bank-bank umum di Indonesia terus meningkat hingga mencapai Rp 8,20 kuadriliun di 2022. Angka ini tumbuh lebih dari 8 persen dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 2021.
Baca Juga:
- 6 Organisasi di Asia Tenggara Mengutuk Pembunuhan Jurnalis di Jalur Gaza
- Bulog Keluarkan Beras ke Penggilingan Padi Rp12.000 Per Kilogram
- Prakiraan Cuaca Palembang, Sudah Bebas Asap Cerah Berawan
Sementara itu, nilai transaksi perbankan digital di 2022 meningkat 28,72% secara tahunan (yoy) menjadi Rp52,54 kuadriliun dan diproyeksikan tumbuh 22,13% menjadi Rp64,17 kuadriliun pada 2023.
Dalam hal kompetisi, Sukiwan melihat bahwa yang terjadi di industri saat ini bukanlah kompetisi antar bank digital, melainkan kompetisi dalam industri perbankan secara luas.
Menurut Sukiwan, kepercayaan konsumen menjadi hal fundamental bagi perbankan. Untuk mampu mendapatkan kepercayaan dari konsumen, sebuah bank digital perlu didukung oleh ekosistem dan para pemegang saham yang mempunyai reputasi baik. Kredibilitas tersebut yang mampu memberikan rasa aman dan proteksi bagi konsumen.
“Saat ini, kepercayaan terhadap layanan perbankan digital sudah terbentuk di kalangan masyarakat, di mana banyak orang sudah memiliki pengalaman menggunakan produk dan layanan perbankan digital. Sementara, kepercayaan terhadap brand sebuah bank akan dipengaruhi oleh reputasi para pemegang saham dari bank tersebut,” jelasnya.
Baca Juga:
- Hari Santri 2023: UIN Raden Fatah Gelar Expo dan Beri Golden Tiket
- Budi Waseso : Hanya NTB yang Tidak Dimasuki Beras Impor
- Hadirkan Irjen Kemenag, UIN Raden Fatah Selenggarakan Pembinaan ASN
Lebih lanjut, regulasi juga merupakan salah satu faktor pendorong di balik pertumbuhan perbankan digital. Sukiwan menilai peran dan dukungan regulator khususnya terlihat dari peraturan-peraturan baru yang diarahkan untuk mendukung pelayanna perbankan digital.
”Regulasi adalah salah satu faktor pendorong pertumbuhan bank digital di Indonesia. Regulasi yang mendukung tidak hanya akan membantu bank-bank digital meningkatkan skala bisnis, tapi juga mengurangi beban yang dapat menghambat kinerja mereka baik dari segi aturan maupun finansial,” katanya.
Adapun Superbank atau yang sebelumnya dikenal sebagai PT Bank Fama International, tengah bertransformasi menjadi bank yang berfokus pada layanan digital. Superbank memasuki era baru ketika menjadi bagian dari Emtek Group pada akhir 2021, diikuti oleh Grab dan Singtel pada awal 2022, dan KakaoBank pada 2023 sebagai bagian dari konsorsium.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rumpi Rahayu pada 25 Oct 2023