Ragam
Inilah 8 Cara Pengusaha Muda Mengelola Risiko Finansial Bisnis
JAKARTA – Risiko finansial jadi salah satu tantangan utama bagi pelaku usaha, terutama pengusaha muda yang baru merintis bisnis. Mulai dari salah kelola modal, biaya operasional yang membengkak, hingga gagal beradaptasi dengan perubahan pasar bisa mengancam keberlangsungan usaha.
Menurut laman Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berdasarkan hal itu, pengetahuan tentang potensi risiko dan cara mengelolanya wajib dimiliki sejak awal. Apalagi bagi bisnis kecil yang umumnya punya margin tipis dan cadangan keuangan terbatas. Jika mampu mengantisipasi risiko, peluang bisnis bertahan dan berkembang akan semakin besar.
Lalu, apa saja langkah yang bisa dilakukan? Berikut delapan cara sederhana untuk mengelola risiko finansial.
1. Analisis SWOT sejak awal
Pahami kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bisnis (SWOT). Dengan pemetaan yang jelas, strategi bisa lebih matang dan risiko lebih mudah diantisipasi.
2. Jaga biaya operasional tetap terkendali
Pastikan dana operasional cukup untuk jangka menengah, setidaknya 2–3 tahun. Hindari pemborosan agar bisnis bisa terus berjalan meski pemasukan belum stabil.
3. Catatan keuangan detail
Buat laporan keuangan sejak hari pertama. Jika perlu, gunakan jasa akuntan atau software sederhana. Data keuangan yang rapi akan memudahkan pengambilan keputusan, termasuk saat mencari investor.
4. Adaptif terhadap perubahan
Pasar cepat berubah, begitu juga tren konsumen. Pantau perkembangan industri secara rutin agar bisnis tetap relevan. Perusahaan besar pun bisa tumbang jika gagal beradaptasi.
5. Bijak dalam pinjaman dan piutang
Jika butuh pinjaman, pastikan sesuai kemampuan bayar. Untuk bisnis B2B, cek kredibilitas mitra sebelum memberi piutang. Gunakan perjanjian tertulis atau pihak ketiga agar risiko gagal bayar lebih terkendali.
6. Siapkan cadangan kas
Buat dana darurat bisnis minimal 3–5 bulan dari total pengeluaran rutin. Simpan di rekening terpisah agar tidak tercampur dengan kas operasional harian.
7. SOP yang jelas dan disiplin
Standar operasional penting untuk menjaga konsistensi bisnis. Evaluasi secara berkala agar selalu sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
8. Pisahkan keuangan pribadi dan bisnis
Ini aturan wajib. Gunakan rekening berbeda agar arus kas jelas, laporan keuangan rapi, dan aset pribadi tidak terancam jika terjadi masalah pada usaha.
Mengelola bisnis pada dasarnya adalah mengelola risiko. Dengan strategi yang tepat, pengusaha muda bisa lebih siap menghadapi tantangan dan membuka jalan menuju pertumbuhan usaha yang berkelanjutan.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Debrinata Rizky pada 25 Aug 2025