Inilah 8 Cara Pengusaha Muda Mengelola Risiko Finansial Bisnis

Bank Mandiri meraih pengakuan global, dengan menduduki peringkat ke-115 naik dari tahun sebelumnya di posisi 120 dalam daftar Top 1000 World Banks 2025 versi The Banker, publikasi keuangan terkemuka yang berbasis di London. (Bank Mandiri)

JAKARTA – Risiko finansial jadi salah satu tantangan utama bagi pelaku usaha, terutama pengusaha muda yang baru merintis bisnis. Mulai dari salah kelola modal, biaya operasional yang membengkak, hingga gagal beradaptasi dengan perubahan pasar bisa mengancam keberlangsungan usaha.

Menurut laman Kementerian Keuangan (Kemenkeu)  berdasarkan hal itu, pengetahuan tentang potensi risiko dan cara mengelolanya wajib dimiliki sejak awal. Apalagi bagi bisnis kecil yang umumnya punya margin tipis dan cadangan keuangan terbatas. Jika mampu mengantisipasi risiko, peluang bisnis bertahan dan berkembang akan semakin besar.

Lalu, apa saja langkah yang bisa dilakukan? Berikut delapan cara sederhana untuk mengelola risiko finansial.

1. Analisis SWOT sejak awal

Pahami kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bisnis (SWOT). Dengan pemetaan yang jelas, strategi bisa lebih matang dan risiko lebih mudah diantisipasi.

2. Jaga biaya operasional tetap terkendali

Pastikan dana operasional cukup untuk jangka menengah, setidaknya 2–3 tahun. Hindari pemborosan agar bisnis bisa terus berjalan meski pemasukan belum stabil.

3. Catatan keuangan detail

Buat laporan keuangan sejak hari pertama. Jika perlu, gunakan jasa akuntan atau software sederhana. Data keuangan yang rapi akan memudahkan pengambilan keputusan, termasuk saat mencari investor.

4. Adaptif terhadap perubahan

Pasar cepat berubah, begitu juga tren konsumen. Pantau perkembangan industri secara rutin agar bisnis tetap relevan. Perusahaan besar pun bisa tumbang jika gagal beradaptasi.

5. Bijak dalam pinjaman dan piutang

Jika butuh pinjaman, pastikan sesuai kemampuan bayar. Untuk bisnis B2B, cek kredibilitas mitra sebelum memberi piutang. Gunakan perjanjian tertulis atau pihak ketiga agar risiko gagal bayar lebih terkendali.

6. Siapkan cadangan kas

Buat dana darurat bisnis minimal 3–5 bulan dari total pengeluaran rutin. Simpan di rekening terpisah agar tidak tercampur dengan kas operasional harian.

7. SOP yang jelas dan disiplin

Standar operasional penting untuk menjaga konsistensi bisnis. Evaluasi secara berkala agar selalu sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

8. Pisahkan keuangan pribadi dan bisnis

Ini aturan wajib. Gunakan rekening berbeda agar arus kas jelas, laporan keuangan rapi, dan aset pribadi tidak terancam jika terjadi masalah pada usaha.

Mengelola bisnis pada dasarnya adalah mengelola risiko. Dengan strategi yang tepat, pengusaha muda bisa lebih siap menghadapi tantangan dan membuka jalan menuju pertumbuhan usaha yang berkelanjutan.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Debrinata Rizky pada 25 Aug 2025 

Bagikan

Related Stories