Insiden Kecelakaan Kerja Banyak Terjadi Bukti Lemahnya Penerapan Standar K3

Pekerja beraktivitas di salah satu proyek pembangunan di Jakarta, Rabu, 10 Maret 2021. (TrenAsia/Ismail Pohan)

PALEMBANG, WongKito.co - Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Sedunia diperingati setiap 28 April untuk mempromosikan upaya pencegahan kecelakaan kerja.

Peringatan ini bertujuan mendorong, mendukung, dan memperkuat kebutuhan menciptakan budaya kerja yang aman dan sehat bagi para pekerja. Diharapkan, melalui momentum ini, kesadaran publik terhadap isu-isu keselamatan kerja semakin meningkat.

Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan, sepanjang tahun 2024 tercatat sebanyak 462.241 kasus kecelakaan kerja. Melansir Satu Data Ketenagakerjaan, angka tersebut terdiri dari 423.644 kasus peserta penerima upah, 34.364 kasus peserta bukan penerima upah, dan 4.233 kasus peserta jasa konstruksi.

Adapun nilai klaim kecelakaan kerja pada 2024 mencapai Rp3,49 triliun. Sebagai perbandingan, pada tahun 2023 tercatat 370.747 kasus dengan nilai klaim Rp3,04 triliun.

Melihat tren ini, kecelakaan kerja terus meningkat dan dinilai masih kurang mendapat perhatian serius. Beberapa insiden kecelakaan kerja yang terjadi belakangan ini menjadi bukti lemahnya penerapan standar keselamatan kerja di berbagai sektor.

Berikut rangkuman kejadian kecelakaan kerja terjadi akibat kelalaian dalam menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3):

1. Pakuwon Mall Bekasi

Dua orang pekerja tewas akibat terjatuh dari lantai delapan Pakuwon Mall Bekasi saat membersihkan kaca gedung. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi, menyampaikan bahwa insiden ini terjadi pada Jumat pagi, 7 Februari 2025. 

Saat itu, DS (30) dan TA (30) dari PT Tri Alam Fasade tengah bertugas menggunakan gondola. Dugaan sementara, salah satu kawat baja pada mesin gondola tidak berfungsi optimal. "Kawat baja ngelos, merosot, dan tidak mengunci," kata Ade. Pemeriksaan masih berlangsung untuk menyelidiki kemungkinan adanya unsur kelalaian.

2. Smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS)

Ledakan kembali terjadi di fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel milik PT ITSS di Morowali pada 13 Juni 2024, sekitar pukul 22.00 WITA. Insiden ini mengakibatkan dua pekerja, Jekmaryono dan Yudarlan, menjadi korban.

Ledakan tersebut terjadi kurang dari enam bulan setelah insiden serupa pada Desember 2023 yang menewaskan 21 pekerja.

Terbaru, pada Rabu malam, 5 Februari 2025, seorang pekerja berinisial EJ juga meninggal dunia akibat kecelakaan kerja di Departemen Produksi Baja. Korban tewas setelah terhimpit gulungan strip baja saat bekerja tanpa pengawasan.

Rangkaian kecelakaan ini memperkuat dugaan lemahnya penerapan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja di perusahaan tersebut.

3. Kalimantan Ferro Industry (KFI)

Pada Oktober 2023, kebakaran terjadi di area batu bara PT Kalimantan Ferro Industry (KFI), yang letaknya terpisah dari area smelter. Direktur Utama PT Nityasa Prima mengakui bahwa insiden tersebut terjadi akibat pelanggaran Standard Operating Procedure (SOP) dan menewaskan dua tenaga kerja asing (TKA).

Belum genap setahun setelah kebakaran tersebut, ledakan kembali terjadi pada 16 Mei 2024 di area smelter nikel KFI yang berlokasi di Desa Pendingin, Sanga-Sanga, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Ledakan di area pembuangan slag nikel memicu percikan api besar.

4. Dexin Steel Indonesia

Ledakan juga melanda PT Dexin Steel Indonesia (DSI) di Morowali pada Jumat, 25 Oktober 2024. Insiden ini menewaskan satu pekerja dan melukai satu orang lainnya.

Ledakan diduga berasal dari sumur pembuangan limbah, yang kemudian memicu kebakaran dan merambat ke crane yang sedang dioperasikan korban. PT DSI sendiri berada di kawasan penghiliran nikel PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).

5. Freeport Indonesia

Baru sebulan diresmikan pada 23 September 2024, smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik mengalami kebakaran pada 14 Oktober 2024.

Insiden terjadi sekitar pukul 17.45 WIB di fasilitas Gas Cleaning Plant. VP Corporate Communications PT Freeport Indonesia, Katri Krisnati, memastikan tidak ada korban luka dalam kejadian ini.

"Keselamatan karyawan tetap menjadi prioritas utama. Kami akan melakukan asesmen kerusakan, mengevaluasi penyebab utama kejadian, serta menilai dampaknya terhadap rencana peningkatan kapasitas operasi," ujar Katri dalam keterangan tertulis, Selasa, 15 Oktober 2024.

Kecelakaan kerja yang terus terjadi menunjukkan pentingnya peningkatan pengawasan dan penerapan standar keselamatan di tempat kerja. Momentum Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sedunia menjadi pengingat pentingnya membangun budaya kerja yang lebih aman untuk semua.

Tulisan ini telah tayang di TrenAsia.com oleh Debrinata Rizky pada 28 April 2025.

Editor: Redaksi Wongkito
Bagikan
Redaksi Wongkito

Redaksi Wongkito

Lihat semua artikel

Related Stories