Intip Yuk Crazy Rich di Indonesia yang Punya Bisnis Bank

Dato Sri Tahir. (bankmayapada)

JAKARTA – Perbankan adalah semua aspek yang berkaitan dengan bank, termasuk lembaga, kegiatan usaha, serta metode dan proses dalam menjalankan usahanya. Ini adalah salah satu sektor yang memberikan keuntungan besar bagi pemiliknya.

Buktinya, margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) bank di Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Ini menjadi salah satu sumber keuntungan besar bagi bank-bank besar di tanah air.

Adapun, industri ini berperan sebagai salah satu pilar utama perekonomian Indonesia, menyediakan layanan finansial bagi masyarakat dan perusahaan.

Baca juga:

Terkait perbankan, ada beberapa konglomerat Indonesia yang sumber harya kekayaannya dari sector perbankan. Kira-kira siapa saja? Yuk, simak!

Orang Kaya di Indonesia yang Punya Bisnis Bank

Berikut orang konglomerat di Indonesia yang punya bisnis bank:

1. Duo Hartono

Kekayaan Robert Budi Hartono dan Michael Hartono menempatkan mereka sebagai orang terkaya nomor satu di Indonesia. Dua saudara ini memperoleh sebagian besar kekayaannya dari investasi mereka di Bank Central Asia. Menurut Forbes, pada tahun 2023, kekayaan pemilik Grup Djarum ini mencapai US$48 miliar.

Keterlibatan Hartono dalam industri perbankan Indonesia diwujudkan melalui kepemilikan mereka di PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) atau BCA. Grup Djarum mengakuisisi BBCA setelah krisis ekonomi Asia 1997-1998 dengan mengambil alih perusahaan dari kelompok konglomerat lain, yaitu Salim.

BCA dikenal di kalangan masyarakat Indonesia dan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari aktivitas keuangan harian, terutama dalam bidang pembayaran elektronik dan layanan mobile banking.

Pada akhir 2016, Djarum mengalihkan kepemilikan saham dari Farindo Investments ke perusahaan lokal, yaitu PT Dwimuria Investama Andalan, melalui transaksi crossing saham sebesar 11,62 miliar lembar atau setara dengan 47,15%.

2. Dato Sri Tahir

Dato’ Sri Prof. DR. Tahir, MBA adalah pendiri grup Mayapada. Ia memiliki harta kekayaan US$6,2 miliar. Tahir meraup kekayaan yang bergerak di bidang perbankan, layanan kesehatan, dan real estat. Meski begitu, sektor perbankan Bank Mayapada menjadi pilar utama usahanya.

Mayapada Group telah memperkuat posisi Bank Mayapada di Indonesia sebagai bank yang berfokus pada sektor usaha kecil dan menengah.Istrinya Rosy adalah putri taipan Indonesia Mochtiar Riady, pendiri Lippo Group. 

Tahir memiliki kepemilikan bersama dalam struktur pengendalian saham PT Bank Mayapada Internasional Tbk bersama perusahaan asal Taiwan, Cathay Insurance. Tahir memulai usahanya sebagai pendiri, Chairman & CEO Mayapada Group. 

Ia merupakan Pendiri dan Pemegang Saham Pengendali PT Bank Mayapada Internasional, Tbk. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Komisaris Utama (1990-2011) dan Wakil Komisaris Utama (2011-2013). Tahir menjabat sebagai Komisaris Utama Bank Mayapada, posisi yang kembali ia emban berdasarkan Akta RUPS No. 61 pada 16 Juli 2020.

3. Chairul Tanjung

Taipan Chairul Tanjung memiliki sejumlah bank, seperti Bank Mega, Bank Mega Syariah, dan Allo Bank. Selain itu, ia juga mengelola bank daerah seperti Bank Sulteng dan BSG. Menurut data Forbes, kekayaannya tercatat sebesar US$5,3 miliar.

4. Hary Tanoesoedibjo

Selain bisnis media, ia juga memiliki bisnis di bidang perbankan. Hary Tanoe adalah pemilik Bank MNC. Bank MNC terbentuk setelah Group mengakuisisi PT Bank ICB Bumiputera Tbk. Berdasarkan data Forbes, kekayaan Hary Tanoe saat ini tercatat sebesar US$1,4 miliar.

5. Mu’min Ali Gunawan

Bank Panin adalah bank swasta milik Mu’min Ali Gunawan, yang memiliki kepemilikan saham bersama dengan ANZ Group asal Australia. Dalam struktur pemegang saham, Mu’min Ali menjadi salah satu pemegang kendali di Bank Panin melalui PT Panin Financial Tbk. Ia berbagi kepemilikan dengan ANZ Banking Group, yang memiliki 38,82% saham Bank Panin melalui Votraint No.1103 Pty Ltd.

Pada Desember 2023, Bank Panin mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas sebesar Rp2,53 triliun, mengalami penurunan sebesar 16,77% secara tahunan (yoy).

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 09 Nov 2024 

Bagikan

Related Stories