Intip Yuk, Pemimpin Perempuan Makin Banyak Dalam 1,5 Tahun Terakhir

JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) Pandu Sjahrir mengatakan ada tren positif di dunia fintek selama 18 bulan terakhir, yakni makin banyak perempuan yang melahirkan perusahaan rintisan maupun menduduki jabatan leader di perusahaan raksasa atau konglomerasi teknologi.

Ia membandingkan, di beberapa perusahaan modal ventura tempat ia bekerja saja, didominasi (55%) oleh perempuan sebagai salah satu pendirinya. Selain menjadi founder, perempuan juga aktif terlibat di perusahaan sebagai Chief Executive Officer (CEO), Chief Technology Officer (CTO) maupun Chief Operational Officer (COO). 

"Jadi ini tren yang bagus menurut kita dan memang sesuatu yang mungkin perlu di tekankan karena itu adalah good trend," kata Pandu, Senin, 7 November 2022.

Baca Juga :

Managing Partner Ideosource VC Edward Ismawan Chamdani menambahkan, kemunculan berbagai founder perempuan ini terinspirasi dari para pendahulunya yang telah malang melintang di industri ini.

Dicontohkan, sosok Crystal Widjadja yang menjadi woman behind the gun big data Gojek ternyata menginspirasi lebih banyak perempuan untuk terjun ke industri ini. Ditambah lagi dengan karakter perusahaan rintisan yang standardnya tidak sekaku perusahaan yang lebih mapan seperti bank misalnya, memungkin mereka yang memiliki kemampuan untuk mengakselerasi karir mereka di sini. 

“Figur seperti Criystal di Gojek dan Neneng di Grab menginspirasi lebih banyak perempuan untuk bergabung ke startup. Bahwa ternyata mereka juga bisa berpartisipasi even di wilayah teknis seperti data analytic maupun programming. Lalu juga karena startup tidak serigid perusahaan established apalagi kalau sektornya banyak dikuasai perempuan seperti beauty dan socmed, itu sangat mendukung,” kata Edward saat dihubungi TrenAsia.com, Selasa, 8 November 2022.

Cofounder Drama

Samira Shihab, CEO dan Co-founder ecommerce preloved fashion Tinkerlust berpendapat salah satu tantangan yang dihadapi para leader perempuan adalah selisih pendapat di antara para founder. Jika bisa melalui fase ini, niscaya bisnis mereka akan selamat.

Sepupu Najwa Shihab ini membagikan beberapa kriteria utama dalam memilih partner startup, seperti value, vision, compatibility, trust serta vibe check. Menurutnya partner bisnis adalah bagian paling penting dalam membangun bisnis bersama ke depan. Untuk itu perlu memilih partner yang tepat. 

“Di dua tahun pertama saya bermitra dengan Aliya Amitra Tjakraamidjadja, kita sering menghabiskan waktu untuk berdebat, dalam percakapan yang memanas dan menyerang kesehatan mental maupun emosional. Butuh bertahun-tahun dan begitu banyak pelajaran hingga akhirnya kami bisa memahami cara berkomunikasi dan saling percaya. Memang perlu waktu untuk membangun fondasi yang bisa tahan terhadap naik turunnya bisnis yang dibangun,” kata Samira.

Adapun beberapa nama perempuan Indonesia yang tercatat sebagai pemimpin di perusahaannya antara lain:

  1. Tessa Wijaya, COO Xendit
  2. Shinta Nurfauzia, Co-CEO Lemonilo
  3. Catherine Hindra Sutjahyo, Chief Food Officer GoFood
  4. Alamanda Shantika, Founder Binar Academy
  5. Hanifah Ambadar, Founder Female Daily
  6. Cynthia Tenggara, Founder Berrykitchen
  7. Leonika Sari, Founder Redblood
  8. Carline Darjanto dan Ria Sarwono, Founder Cotton Ink
  9. Nabilah Alsagoff, Founder Doku
  10. Veronika Linardi, Co-founder Qerja
  11. Fransiska Hadiwidjana, Founder Preelo
  12. Crystal Widjadja, Chief Product Officer Kumu
  13. Neneng Goenadi, Country Managing Director Grab Indonesia

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Yosi Winosa pada 08 Nov 2022 

Bagikan

Related Stories