Ragam
Intip Yuk Permainan Bola Suku Maya Ternyata Berisi Abu Kremasi, Jadi Asal Usul Sepak Bola
MEKSIKO - Permainan bola yang dilakukan oleh suku Maya di Amerika selatan menjadi cikal bakal permainan sepak bola. Namun ada satu rahasia yang belum diungkap. Bola karek yang menjadi alat permainan ini rupanya berisi abu kremasi.
Bukan sekadar abu kremasi, bola yang diisi pada permainan kuno tersebut rupanya milik penguasa daerah tersebut.
Hal ini pertama kali diketahui pada 2020, saat para peneliti antropologi dari Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko menemukan sebuah ruang bawah tanah berusia 1.300 tahun di Toniná. Tepatnya di bawah piramida yang disebut Kuil Matahari.
Baca Juga :
- Mobil SUV Chery di GIIAS Sudah Dapat Dipesan, Belum Resmi Diluncurkan
- Pelabuhan Terbesar di Kalimantan, Ini 5 Fakta Menarik Terminal Kijing
- Ada Jet Pribadi! Berikut Koleksi Barang Termahal Milik Miliarder Warren Buffet
Ruang bawah tanah itu menyimpan sisa-sisa sekitar 400 kapal yang berisi bahan organik, termasuk abu, arang, dan karet alam.
Setelah melakukan analisis terhadap guci dan situs yang ditemukan, para arkeolog menemukan bahwa abu yang berada di dalam bola karet merupakan sisa-sisa kremasi penguasa. Mereka mencatat bahwa bahan-bahan lain di dalam bejana juga merupakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk proses vulkanisasi.
Berdasarkan analisis terhadap ukiran pada patung di lapangan bola kuno yang terletak di dekat piramida, arkeolog menemukan ukiran bercerita dan menggambarkan seorang penguasa bernama Wak Chan Káhk.
Menurut hieroglif Maya, Ia meninggal pada 1 September 775 M bersama seorang wanita bernama Lady Káwiil Kaan. Ia juga merupakan seseorang berpangkat tinggi yang meninggal pada tahun 722 M.
Para arkeolog percaya bahwa ini adalah dua dari individu yang jenazahnya dikremasi dan digunakan dalam bola karet.
Arkeolog di Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko, Juan Yadeun Angulo juga menceritakan sebuah teks yang menceritakan kisah penciptaan Maya.
Suku Maya Percaya dunia bawah memiliki lapangan bola, di mana permainan itu dimainkan dengan kepala manusia atau dewa.
Angulo juga mencatat bahwa ada patung-patung di dekat situs Yaxchilán yang menggambarkan tawanan di dalam bola karet yang dilemparkan oleh seorang pria berpakaian mewah - yang dia yakini sebagai bukti bahwa sisa-sisa manusia digunakan untuk membuat bola karet.
Sekadar tahu, Permainan Bola Suku Maya dimainkan oleh dua tim menggunakan bola karet di lapangan berbentuk huruf I. Permainan ini populer di seluruh Amerika selama ribuan tahun. Banyak lapangan bola telah ditemukan di kota-kota Maya kuno , termasuk Toniná.
Beragam Reaksi
Sejumlah Arkeolog memiliki reaksi beragam atas penemuan tersebut. Beberapa orang optimistis dengan hati-hati bahwa klaim yang menyarankan abu manusia digunakan untuk membuat bola karet bisa akurat.
Namun beberapa lainnya merasa tak wajar bahwa sisa kremasi penguasa malah dijadikan isian untuk permainan bola karet. Profesor antropologi di Middlebury College di Vermont, James Fitzsimmons misalnya yang lebih merasa wajar jika abu kremasi yang digunakan mungkin berasal dari tawanan perang.
"Sangat tidak mungkin bahwa mereka akan menjadi sisa-sisa penguasa," ujar James Fitzsimmons seperti dikutip TrenAsia.com dari Livescience Sabtu, 13 Agustus 2022.
Para ahli lainnya ikut menyatakan keraguan yang kuat tentang temuan tersebut.
"Saya tidak membaca bahwa mereka menemukan bola karet dan menganalisisnya untuk inklusi ini," ujar Profesor antropologi di University of Florida, Susan Gillespie.
Alhasil, saat ini semua ahli sepakat bahwa lebih banyak informasi diperlukan, dengan beberapa menolak untuk mengomentari temuan sampai laporan ilmiah dirilis.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rizky C. Septania pada 14 Aug 2022