KabarKito
Intip Yuk Sejarah Kue Putri Salju, Si Manis yang Selalu Ada Saat Lebaran
JAKARTA – Momen Lebaran yang tinggal hitungan hari akan segera tiba. Saat Idulfitri, meja tamu setiap rumah dipenuhi berbagai hidangan kue kering, salah satunya adalah Kue Putri Salju. Kue kering yang satu ini selalu menjadi primadona dari masa ke masa bersama Kue Nastar.
Kue Putri Salju merupakan kue kering berbentuk bulan sabit yang dilapisi gula halus, memberikan tampilan seolah-olah tertutup salju. Kue ini berasal dari Eropa, khususnya Austria, dengan nama asli Vanillekipferl. Seiring berjalannya waktu, kue ini menyebar ke berbagai negara dan mengalami modifikasi agar sesuai dengan cita rasa lokal.
Di Indonesia, Putri Salju menjadi salah satu sajian khas saat perayaan Lebaran. Teksturnya yang lembut dan mudah lumer di mulut membuatnya digemari oleh berbagai kalangan. Kini, variasi rasa seperti keju, cokelat, dan pandan mulai bermunculan untuk menambah keberagaman pilihan.
Baca juga:
- BRI Fasilitasi Pemudik, Posko Mudik BUMN Hadir di Bandara dan Rest Area Jalan Tol
- Yuk Buat Bolu Coklat Putih Telur
- Hadapi Lebaran, XL Axiata Perkuat Jaringan 4G di 15 Kota Lampung dan 7 Kota Kepri, Plus Posko Mudik
Sejarah Kue Putri Salju
Terdapat sebuah kue kering yang digemari oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Keunikan kue ini terletak pada lapisan gula halus yang menyelimutinya. Kue Putri Salju memiliki sejarah panjang yang telah membawanya melintasi berbagai benua.
Asal-usul Kue Putri Salju berasal dari Austria dan Jerman, di mana kue bertekstur renyah namun lembut saat digigit ini menjadi hidangan khas saat perayaan Natal. Tidak diketahui secara pasti kapan kue Putri Salju mulai dikenal di Indonesia, tetapi diperkirakan keberadaannya sudah cukup lama.
Seiring berjalannya waktu, kue ini diduga diperkenalkan oleh orang asing yang datang ke Indonesia, baik untuk berlibur maupun sekadar menyalurkan hobi.
Kue Putri Salju termasuk salah satu kue yang sangat digemari pada masanya karena cita rasanya yang nikmat. Layaknya nastar dan kastengel, kue manis ini juga mengalami modifikasi resep agar lebih sesuai dengan selera masyarakat Indonesia.
Kemungkinan besar kue berwarna putih yang kita kenal saat ini memiliki keterkaitan erat dengan Austria. Hal ini didasarkan pada kemiripan bentuk dan rasa kue sejenis yang berasal dari negara Eropa tersebut dengan yang ada di Indonesia.
Salah satu bukti kesamaan sejarah kue Putri Salju antara Austria dan Indonesia dapat dilihat dari tampilannya, yakni berbentuk bulan sabit dengan cita rasa vanilla serta taburan gula halus. Nama Putri Salju sendiri diyakini berasal dari lapisan gula halus yang menutupi permukaannya, sehingga tampak seperti salju yang menyelimuti.
Sementara, di negara Skandinavia, terdapat kue yang dikenal sebagai kokosmakroner, yang dibuat dari campuran kelapa, gula, dan putih telur. Adonan ini diaduk, dibentuk menjadi bola, lalu dipanggang. Proses pembuatan dan bentuknya memiliki kemiripan dengan kue Putri Salju.
Adapun, di Rusia terdapat kue kering bernama tebalui atau terenye, yang terbuat dari campuran tepung, mentega, dan gula. Kue ini dibentuk menjadi bola kecil, kemudian dilapisi gula halus, sehingga menyerupai kue Putri Salju baik dari segi tampilan maupun teksturnya.
Sementara, nama Putri Salju diduga berasal dari lapisan gula halus yang menutupi permukaannya. Sekilas, tampilannya memang menyerupai permukaan yang diselimuti salju.
Sejarawan kuliner Universitas Padjajaran Fadly Rahman mengatakan, kue kering ini mulai dikenal di Indonesia pada peralihan abad ke-19 ke abad ke-20, seiring dengan masuknya pengaruh kuliner Belanda.
Beberapa orang meyakini bahwa kue Putri Salju berasal dari Belanda dengan nama Sneeuwballen. Dengan demikian, kue ini dapat dikatakan muncul sebagai bagian dari transfer budaya dalam perayaan hari besar, sebelum akhirnya mengalami adaptasi dalam hal bahan dan bentuk.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 28 Mar 2025