Ekonomi dan UMKM
Jadi Bahan Baku Bahan Bakar Pesawat, Sebanyak 1.547 Liter Minyak Jelantah Terkumpul UCOllect Box Komperta Plaju
PALEMBANG, WongKito.co - Berdasarkan data Environment-HSSE Kilang Pertamina Plaju, hingga September 2025, telah terkumpul 1.547 liter minyak jelantah melalui UCOllect Box, sejak dioperasikan Februari 2025 lalu, dengan rata-rata 175 liter minyak jelantah berhasil dikumpulkan setiap bulannya.
Minyak bekas pakai ini kini dapat diolah menjadi Sustainable Aviation Fuel (SAF), bahan bakar ramah lingkungan yang mampu memangkas emisi karbon hingga 84 persen dibandingkan avtur konvensional.
Pada Agustus lalu, Pertamina resmi mengumumkan keberhasilan memproduksi SAF pertama di Indonesia dan Asia Tenggara melalui Refinery Unit IV di Cilacap.
Baca juga:
- Layanan BRI Diakui Terbaik, Raih Penghargaan di The Best Contact Center Indonesia
- Mahasiswa UGM Kembangkan Incinerator Portable Skala Rumah Tangga
- Kreatif dan Penuh Warna, Indonesia Menari 2025 di Palembang Bikin Penonton Kagum
Penyediaan UCOllect Box ini menjadi salah satu cara meningkatkan partisipasi publik dalam mendukung ekosistem produksi SAF sebagai produk unggulan baru Pertamina. Pertamina tidak hanya menyediakan teknologi, tetapi juga membuka pintu partisipasi publik.
Kehadiran alat ini memungkinkan masyarakat luas untuk menyetorkan minyak jelantah agar tidak terbuang percuma dan justru dapat dimanfaatkan kembali sebagai energi terbarukan.
Di Palembang, fasilitas UCOllect Box saat ini tersedia di kawasan Komperta Kilang Pertamina Plaju dan Komperta Sungai Gerong, yang menjadi pionir titik pengumpulan minyak jelantah di Sumatera. Tepatnya berlokasi di toko swalayan Coopmart, Jalan Antara No. 292, Kelurahan Komperta, Kecamatan Plaju, Kota Palembang.
Sumber pasokan jelantah ini sangat beragam, mulai dari dapur Koperasi Wanita Petra (KWP), rumah tangga pekerja, hingga partisipasi masyarakat umum di sekitar Plaju.
Yetti Andriati Cahyani (39), pengurus Dapur KWP di Komperta Plaju, baru saja menyetorkan 14,93 liter minyak jelantah dari sisa pengolahan di dapur yang menyediakan konsumsi rutin pekerja. “Sebagai dapur dengan standar kebersihan dan higiene yang ketat, kita selalu mengganti minyak goreng dengan yang baru setiap selesai memasak, lalu kita setorkan minyak yang sudah tidak terpakai ke UCOllect Box setiap minggunya,” ujar Yetti, Rabu (15/10/2025).
Setiap harinya, kata Yetti, menggunakan minyak sekitar 5 hingga 10 liter untuk menggoreng lauk pauk di Dapur KWP.
Area Manager Communication, Relations & CSR PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU III, Siti Fauzia, menegaskan bahwa program ini merupakan dukungan Kilang Pertamina Plaju dalam memperkuat ekosistem produksi SAF sebagai produk bahan bakar yang berkelanjutan, yang saat ini menjadi salah satu produk unggulan PT KPI, menjadi langkah strategis untuk menghubungkan dapur masyarakat dengan agenda besar transisi energi.
"Dengan pengumpulan minyak jelantah ini, kita mengajak masyarakat mendaur ulang limbah rumah tangga agar memiliki nilai ekonomi sekaligus mendukung energi hijau. Pertamina mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam ekosistem energi bersih yang berkelanjutan, dengan mengumpulkan setiap tetes jelantah di dapur untuk menjadi produk SAF," ujarnya.
Selain itu, inisiatif pengumpulan minyak jelantah melalui UCOllect Box ini juga sejalan dengan komitmen Pertamina dalam menjalankan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) serta mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).