Jakarta Akan Menerapkan Hybrid Working

Jakarta Akan Menerapkan Hybrid Working (Istimewa)

Jakarta, Wongkito.co - Hybrid working akan diterapkan di ibu kota negara Jakarta untuk mengatasi polusi udara yang semakin memburuk.

Dalam Rapat Terbatas (Ratas) Presiden Jokowi di Istana Merdeka kemarin. Presiden mendorong Hybrid working ataupun Work from Home (WFH). Selasa, 15 agustus 2023.

Tujuan penerapan hal tersebut yaitu sebagai solusi jangka pendek untuk mengurangi polusi udara yang sedang memburuk. “Jika diperlukan, kita harus berani mendorong banyak kantor melaksanakan hybrid working," ujar Jokowi dalam keterangan resmi.

Jokowi meminta pihak terkait mulai merumuskan skema kerja yang tepat untuk mendukung penerapan kebijakan itu. "Work from office, work from home saya nggak tahu nanti dari kesepakatan di rapat terbatas ini,” ujarnya. 

Tidak hanya mendorong hybrid working melalui Work from office dan work from home, Presiden memberikan arahan untuk melakukan modifikasi cuaca yang dapat memancing turunnya hujan di kawasan Jabodetabek sebagai upaya jangka pendek yang dapat segera dilakukan.

Baca juga

Selain itu, dalam rapat tersebut Jokowi meminta segera ditetapkannya regulasi untuk percepatan penerapan batas emisi di Jabodetabek serta mengimbau kepada kementerian/lembaga terlibat dalam upaya memperbanyak ruang terbuka hijau (RTH).

Dalam jangka menengah, pengurangan polusi di kawasan Ibu Kota dan Jabodetabek dilakukan dengan menerapkan kebijakan mengurangi penggunaan kendaraan berbasis fosil dan berpindah ke transportasi masal seperti LRT dan MRT yang saat ini akan dan telah beroperasi di kawasan tersebut.

“Saya kira bulan ini LRT segera dioperasionalkan, MRT juga sudah beroperasi, kemudian kereta cepat bulan depan juga sudah beroperasi dan juga percepatan elektrifikasi kendaraan umum dengan bantuan pemerintah,” sambung Jokowi. Diketahui LRT Jabodebek akan beroperasi pada bulan ini dan diharapkan dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.

Untuk jangka panjang, Presiden memerintahkan untuk memperkuat mitigasi dan adaptasi perubahan iklim kepada para jajaran menteri terkait. Selain itu perlu adanya pengawasan terhadap industri dan pembangkit listrik di kawasan Jabodetabek.

Terkait polusi udara di kawasan Jabodetabek, Jokowi membeberkan jika keadaan tersebut disebabkan oleh tiga faktor. Pertama yaitu terjadinya kemarau panjang selama tiga bulan terakhir sehingga meningkatkan konsentrasi polutan tinggi.  

Kedua, pembuangan emisi dari kendaraan pribadi dan ketiga yaitu aktivitas industri manufaktur yang menggunakan batu bara. 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Khafidz Abdulah Budianto 

Editor: admin

Related Stories