CekFakta
Jangan Sampai jadi Korban Penipuan via WhatsApp, Cek ini 7 Modusnya
PALEMBANG, Wongkito.co - Hampir semua pengguna android kini menyematkan aplikasi percakapan WhatsApp. WhatsApp jadi pilihan karena mudah dioperasikan dan tentunya akan memudahkan tersambung untuk berkomunikasi.
Tingginya angka pengguna WhatsApp membuat kejahatan pun marak dilakukan dengan menggunakan aplikasi percakapan tersebut.
Berikutnya ini, setidaknya ada tujuh modus penipuan yang dilakukan dengan menggunakan WhatsApp, jangan sampai jadi korban ya.
1. Modus Kurir
Terungkap chat WhatsApp dengan seseorang yang mengaku berasal dari J&T. Penipu mengirimkan lampiran dengan nama file berbentuk apk dengan tulisan LIHAT Foto Paket'.
Baca Juga:
- Prakiraan Cuaca Palembang Senin, tak Ada Potensi Turun Hujan
- Aktif beri Beasiswa pada Mahasiswa/i Asal Kawasan Transmigrasi, UIN Raden Fatah Raih dari Menteri Desa
- Konsumsi Avtur Meningkat 2,5 kali lipat, Pertamina Siap Pasok Avtur hingga 200 KL/Hari Lancarkan Penerbangan Haji 2024
Mereka yang mengunduh file itu akan kehilangan uang yang disimpan di bank. Berbagai data termasuk keuangan yang bakal diambil oleh para pelaku.
2. File Undangan Nikah
Penipuan ini sempat jadi banyak perbincangan karena banyaknya pengguna WhatsApp yang mendapatkan. Mereka dikirimi file apk oleh orang yang tidak dikenal yakni sebuah undangan pernikahan.
File atau aplikasi denga judul Surat Undangan Pernikahan Digital berukuran 6,6 mb. Para penipu mengajak korbannya membuka file untuk mengecek kebenaran file di dalamnya.
3. Surat Tilang Palsu
Sejumlah warganet juga mendapatkan dirinya dikirimi surat tilang palsu. Terdapat file apk berjudul 'Surat Tilang-1.0 apk' dalam chat tersebut.
"AWAS! Hati-hati terhadap penipuan menggunakan modus kirim surat tilang lewat WhatsApp seperti ini. Jangan sekali-kali mengklik/download file dgn ekstensi ".apk" dari orang tak dikenal di gadget anda," kicau akun @MurtadhaOne1.
4. Catut MyTelkomsel
Penipuan di WhatsApp lainnya juga pernah ada yang menggunakan nama MyTelkomsel. Ini merupakan aplikasi milik operator Telkomsel.
Korban akan diminta klik file apk yang dikirimkan. Berikutnya mereka akan diminta memberikan izin akses pada sejumlah aplikasi, termasuk foto, video, SMS, dan akses akun layanan perbankan digital atau fintech.
5. Pengumuman dari Bank
Penipuan lain adalah membuat pengumuman yang seakan berasal dari bank. Isinya mengenai perubahan tarif transaksi dan transfer yang tidak masuk akal.
Pengguna WhatsApp akan diberikan link untuk mengisi formulir. Link tersebut akan membuat data mereka dicuri para pelaku.
6. Undangan VCS
Modus lainnya adalah melakukan video call sex (VCS) dari nomor tidak dikenal. Mereka disebut akan memeras para korbannya.
Dihubungi beberapa waktu lalu, Pakar keamanan siber Alfons Tanujaya mengatakan modus ini memanfaatkan ketidaktahuan seseorang soal teknologi dan menjadikannya ancamannya. "Ini pada prinsipnya adalah pemerasan yang memanfaatkan ketidaktahuan atau keamanan seseorang tentang teknologi," kata dia.
"Kalau ragu dan diperas, hubungi teman yang mengerti dan minta bantuannya untuk menghadapi ancaman-ancaman yang tidak kita mengerti, jangan main mengikuti ancaman saja," paparnya.
7. Kuras rekening pakai kode QR
Penipuan dengan metode lainnya yang sering digunakan adalah quishing, yaitu kombinasi dari kode QR dan phishing. Pelaku akan memancing korbannya agar mendapatkan informasi dan detail pribadi mereka.
Saat memindai QR Code, biasanya korban akan dibawa ke situs tertentu. Selain bisa menunjukkan pesan teks biasa, situs tersebut bisa melacak daftar aplikasi hingga alamat peta korban.
Baca Juga:
- Sumatera Media Summit 2024 Pertemukan Ratusan Media Lokal untuk Naik Kelas
- Bos BI Pede Menguat Sampai Akhir Tahun, Rupiah Kembali ke Rp15.000-ann
- Sosialisasi di Kabupaten/Kota di Sumsel, Balongub Holda Siap Tegak Lurus
Pelaku memanfaatkan kemampuan tersebut untuk mengarahkan calon korbannya ke situs web palsu. Mereka akan membuat orang sulit mendeteksi situs yang akan dikunjungi sebelum membuka web.
Pelaku quishing akan mengelabui seseorang untuk mengunduh sesuatu ke dalam perangkat. Unduhan tersebut akan membahayakan perangkat milik korban.
Langkah berikutnya, para korban akan diminta memasukkan beberapa kredensial login. Informasi itu akan didapatkan oleh pelaku quishing.
Kejahatan ini semakin masif karena kode QR bisa dibuat dengan mudah dan siapa saja. Seseorang bisa membuatnya bahkan tanpa keahlian khusus.