Ekonomi dan UMKM
Jelang Penutupan Pasar Pekan ini, IHSG Dibayangi Hiperinflasi
JAKARTA - Menjelang penutupan pasar saham pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan terdampak negatif dari hiperinflasi yang mengancam perekonomian Indonesia pada September 2022.
Analis Henan Putihrai Sekuritas Anissa Septiwijaya mengatakan, kenaikan harga komoditas, seperti batu bara dan CPO di tengah ketidakpastian ekonomi Indonesia saat ini dinilai sangat menguntungkan.
Karenanya, saham komoditas batu bara menjadi daya tarik karena harga masih berfluktuasi pada level harga yang tinggi dan didukung permintaan yang tinggi," kata Anissa saat dihubungi TrenAsia, Jumat, 19 Agustus 2022.
Baca Juga:
- Centratama (CENT) Beli 289 Menara Telekomunikasi Senilai Rp631,53 Miliar
- Yuk Nikmati Harga Promo Special di Agustus Hotel THE 101 Palembang
- XL Axiata Gandeng Microsoft Indonesia Tingkatkan Keahlian Digital Karyawan Perempuan
Dari alasan tersebut membuat katalis positif bagi produsen batu bara domestik seperti ITMG dan ADRO yang memiliki porsi ekspor besar.
Selain hiperinflasi yang mengancam Indonesia di kisara 10%-12%, perlambatan ekonomi global menjadi tantangan lain perekonomian Indonesia. Namun, data ekonomi Indonesia justru memperlihatkan hasil positif yang akhirnya mengerek katalis positif bagi IHSG.
Lalu, inflasi di Indonesia secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Juli 2022 tercatat sebesar 4,94%.
Namun, inflasi inti domestik secara tahunan dinilai masih terjaga di level 2,86% sehingga Bank Indones (BI) masih memiliki ruang untuk menahan suku bunga di level 3,5%. Serta langkah pemerintah untuk menaiikan subsidi sebagai upaya pengendalian infalsi.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Liza Zahara pada 19 Aug 2022