Kebutuhan Pembiayaan Korporasi Meningkat Februari 2022

Gedung Bank Indonesia. / Facebook @BankIndonesiaOfficial

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mengumumkan bahwa kebutuhan pembiayaan korporasi terindikasi meningkat pada Februari 2022 dibandingkan dengan bulan sebelumnya. 

Hal tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 14,3% lebih tinggi dari SBT Januari 2022 sebesar 13,1%. Peningkatan pembiayaan bersumber dari dana sendiri yang masih menjadi mayoritas pembiayaan dan pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik dan kredit baru ke perbankan. 

“Sementara itu, pembiayaan yang bersumber dari pinjaman/utang dari perusahaan induk terindikasi melambat,” ujar Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, Minggu, 20 Maret 2022.

Baca Juga :

Pada Februari 2022, penyaluran kredit baru juga terindikasi meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Menurutnya, faktor utama yang memengaruhi perkiraan meningkatnya penyaluran kredit baru tersebut ialah permintaan pembiayaan dari nasabah, serta prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan.

Penyaluran kredit baru pada Februari 2022 terindikasi meningkat pada seluruh kategori bank dan pada seluruh jenis kredit. Sementara itu, untuk keseluruhan periode triwulan I-2022, penawaran penyaluran kredit baru diprakirakan tumbuh melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Sementara itu, lanjut dia, kebutuhan pembiayaan baru oleh rumah tangga relatif stabil pada Februari 2022. Mayoritas rumah tangga memilih Bank Umum sebagai sumber utama penambahan pembiayaan, dengan jenis pembiayaan yang diajukan mayoritas berupa Kredit Multi Guna.

Sebelumnya, BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) bulan Februari 2022 di angka 3,5%. Hal itu didorong oleh alasan yang berkenaan dengan stabilitas ekonomi dalam negeri. 

Keputusan itu disuarakan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang berlangsung pada 9-10 Februari 2022. Selain suku bunga acuan, BI juga mempertahankan suku bunga deposit facility sebesar 2,75%, dan suku bunga lending facility di angka 4,25%. 

"Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan terkendalinya inflasi, serta upaya untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi,di tengah tekanan eksternal yang meningkat,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual, Kamis, 10 Februari 2022.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Drean Muhyil Ihsan pada 20 Mar 2022 

Bagikan
Redaksi Wongkito

Redaksi Wongkito

Lihat semua artikel

Related Stories