GayaKito
KEHATI Ajak Wisatawan Pulau Harapan Kendalikan Sampah Plastik Lewat Toko Cura
JAKARTA, WongKito.co - Di Pulau Harapan, Kepulauan Seribu, Yayasan KEHATI sejak tahun 2017 bersama Divers Clean Action (DCA) melalui Program Save Ocean and Small Islands (SOSIS) mencoba menjadi solusi dari berbagai permasalahan lingkungan di sana, salah satunya pembuatan Toko Cura atau isi ulang (curah) produk kebersihan untuk rumah tangga.
“Sebagai daerah tujuan wisata populer di DKI Jakarta, Pulau Harapan harus memiliki lingkungan yang memiliki daya tahan dan keberlanjutan yang tinggi, terutama dalam menghadapi isu perubahan iklim,” ungkap Manajer Program Ekosistem Kelautan Yayasan KEHATI Yasser Ahmed dalam keterangannya.
Pulau Harapan merupakan salah satu pulau berpenghuni di Kepulauan Seribu yang memiliki penduduk padat. Berdasarkan data Kelurahan Pulau Harapan, pulau dengan luas 6,7 ha ini tercatat dihuni oleh 2.462 jiwa atau 468 KK.
Pulau yang memiliki 30 gugusan pulau dan berada di sisi utara Kepulauan Seribu ini memiliki beberapa potensi wisata yang bisa dinikmati oleh para wisatawan seperti berenang, snorkling, melihat penangkaran penyu di Pulau Kelapa Dua, bahkan penangkaran elang di Pulau Kotok.
Sebagai daerah tujuan wisata di kepulauan Seribu DKI Jakarta, Pulau Harapan dapat dikatakan selalu ramai menerima wisatawan. Tercatat pada tahun 2020, terdapat kunjungan wisatawan sebanyak 222.253 orang. Namun sayangnya, daerah yang statusnya berada di Kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu ini juga menyimpan masalah, salah satunya adalah sampah plastik.
Tercatat pada tahun 2020, aktivitas rumah tangga di Pulau Harapan memproduksi sampah rumah tangga sebanyak 20 ton/bulan, dimana 21% merupakan sampah plastik. Data tersebut belum termasuk sampah yang berasal dari sampah kiriman maupun aktivitas pariwisata.
Untuk mengatasi problematika ini, tahun 2020 Yayasan KEHATI bekerja sama dengan mitra Divers Clean Action menginisiasi pembukaan Toko Cura, yaitu toko yang menjual isi ulang beberapa produk rumah tangga seperti sabun mandi cair, sampo, deterjen, karbol dan produk cairan kebersihan lainnya. Di Pulau Harapan sendiri terdapat satu Toko Cura sampai saat ini yang dikelola oleh ibu-ibu Bank Sampah Tanjung Harapan.
“Ke depannya kami berharap, model Toko Cura ini dapat diadopsi oleh daerah tujuan wisata lainnya, sehingga permasalahan sampah plastik dapat dikurangi. Sesuai dengan semangat tema Hari keanekaragaman Hayati tahun ini, semoga manusia bisa menjadi solusi dari permasalahan di Planet Bumi ini dan bukan sebagai penambah polusi,”ujar Yasser. (tri)