Ragam
Kepoin Yuk! ini Tradisi Unik Perayaan Natal di Indonesia
JAKARTA - Desember menjadi waktu yang sangat spesial bagi umat Kristiani di seluruh penjuru dunia, termasuk di Indonesia.
Sukacita Natal tampak mewarnai di kota-kota besar meskipun Indonesia mayoritas adalah umat Muslim. Namun momen Natal menjadi hal yang istimewa di mana seluruh keluarga dan kerabat berkumpul bersama sehingga berbagai tradisi perayaan natal yang unik juga dilakukan sebagai simbol kebersamaan tak terkecuali di Indonesia.
Berikut tradisi-tradisi unik perayaan natal yang ada dibelahan Indonesia :
Marbinda/Marhobas (Sumatera Utara)
Marbinda/Marhobas merupakan tradisi menyembelih hewan dan kemudian dimasak oleh para pria. Kedua tradisi ini memang kerap dilakukan menjelang Natal oleh masyarakat Batak Toba di Sumatera Utara.
Baca Juga:
- Hoaks: Prabowo Umumkan Pembuatan SIM Online Gratis, Ini Faktanya
- Selamat Natal 2024! Ketahui Yuk Perbedaan Sinterklas dan Santa Claus
- Rayakan HUT ke-129, BRI Gaungkan Warisan Budaya Lewat Nonton Wayang
Tujuannya tak lain untuk mempererat kebersamaan masyarakat sekitar, membangun gotong royong, dan sebagai rasa syukur. Adapun hewan yang disembelih adalah hewan berkaki empat seperti sapi, babi ataupun kerbau. Hewan-hewan tersebut didapatkan dari hasil tabungan warga yang dikumpulkan selama per bulan-bulan.
Rabo-Rabo (Jakarta)
Di Jakarta juga ada perayaan menjelang Natal yang unik tradisi ini biasanya dijumpai di daerah Cilincing atau di kampung tugu. Di daerah ini umat Kristiani keturunan Portugis berkeliling kampung dan mengunjungi rumah-rumah sambil menyanyikan lagu keroncong (Ekor-Mengekor).
Sebelum berkeliling kampung para rombongan akan memulai Rabu Rabu dengan mengunjungi gereja untuk beribadah. Jika sudah melakukan ibadah salah satu anggota keluarga rumah dari setiap yang dikunjungi harus ikut rombongan layaknya ekor yang memanjang hingga nantinya di akhir kunjungan ditutup dengan pesta makan.
Ngejot dan Penjor (Bali)
Ngejot dan Penjor menjadi tradisi menjelang Natal di Bali. Ngejot merupakan tradisi di mana para warga saling membagikan makanan.Makanan yang dibuat untuk tradisi Ngejot disesuaikan dengan agamanya masing-masing.
Sedangkan Penjor merupakan bambu-bambu tinggi melengkung yang biasanya dipasang saat hari raya Galungan. Bambu-bambu tersebut dipasang di bagian rumah sebagai bentuk syukur terhadap anugerah Tuhan.
Kunci Taon (Sulawesi Utara)
Tradisi perayaan hari Natal yang satu ini bisa kamu jumpai di Kota Manado, Sulawesi Utara. Digelar sekaligus untuk memperingati akhir tahun, Kunci Taon biasanya dilaksanakan pada awal minggu bulan Desember dan berakhir pada awal bulan Januari. Tradisi ini diawali dengan serangkaian ibadah di Gereja. Lalu, para umat Kristen akan berziarah ke makam kerabat.
Baca Juga:
- TPID Sumsel Waspadai Kenaikan Harga Pangan Jelang Nataru
- Keliru, Klaim Pencucian Uang Triliunan Dirut BRI
- Kepala OJK Sumsel: Pentingnya Kolaborasi Lintas Sektor, Berikan Penghargaan pada Pihak yang Berkontribusi kembangkan Ekonomi Keuangan
Biasanya saat berziarah mereka akan meletakkan lampu hias di atas makam kerabat mereka. Tradisi Kunci Taon lalu ditutup dengan kegiatan pawai mengelilingi kampung sambil memakai kostum-kostum yang menarik.
Bakar Batu (Papua)
Papua juga memiliki tradisi perayaan hari natal yang dilakukan umat Kristiani. Tradisi tersebut dikenal sebagai bakar batu. Ini adalah kegiatan memasak bersama menggunakan batu-batu yang dibakar.
Dalam tradisi tersebut batu-batu diletakkan dalam sebuah lubang yang digali dan dilapisi dengan daun dan ilalang. Setelah itu dimasukkan daging babi ke dalamnya ditutup lagi dengan sayuran dan umbi-umbian, dan terakhir ditutup dengan batu-batu lagi.
Tradisi ini dilakukan setelah misa Natal dan biasanya akan memakan waktu sekitar setengah hari. Bakar Batu dilakukan sebagai upaya untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan serta untuk menjaga kebersamaan.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky pada 25 Dec 2024