Ketua MSI Pusat Ingatkan Sejarawan dan Guru Sejarah di Sumsel untuk Kuasai Teknologi di Era Society 5.0

Suasana kuliah umum Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Sriwijaya (Unsri) di Aula FKIP Km 5 Palembang, Kamis (23/02/23). (ist)

PALEMBANG, WongKito.co - Para sejarawan maupun para calon guru sejarah di Sumatra Selatan (Sumsel) harus siap menghadapi era society 5.0 dengan kompetensi dan penguasaan teknologi untuk mengisi ruang publik.

Hal ini disampaikan Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesian (MSI) Pusat yang juga Guru Besar Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Prof Dr Agus Mulyana dalam kuliah umum Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Sriwijaya (Unsri) di Aula FKIP Km 5 Palembang, Kamis (23/02/23). 

“Tantangan berat dihadapi sejarawan dan guru sejarah di era ini harus memiliki kompetensi dengan penguasaan teknologi, baik dalam mengajar maupun membuat narasi sejarah. Sebab, harapan besar ke depan para sejarawan dan guru sejarah melakukan berbagai inisiatif untuk mengisi ruang publik,” ungkap Agus di hadapan ratusan peserta, baik luring maupun daring. 

Salah satunya, jelas dia, yakni menggalakkan kegiatan sejarah berbasis digital culture dan sejarah publik. Hal ini penting karena Sumsel, khususnya Kota Palembang, kaya akan peninggalan sejarah dari masa lalu. Agus juga mengingatkan calon guru sejarah tidak terfokus untuk mengajar semata, tapi juga bisa menjadi penulis sejarah atau sejarawan.

“Sebuah peluang besar bagi mahasiswa sejarah FKIP Unsri untuk menjadi youtuber, jurnalis, desain interior sejarah, dan penggalak komunitas jelajah sejarah ke depannya. Hal ini sebagai kompetensi tambahan di tengah kompetensi akademik yang dimilikinya,” katanya.

Menurutnya, Sarjana Pendidikan Sejarah akan menemukan situasi di mana pelajar akan belajar sejarah bukan saja bersumber dari buku. Media pembelajaran berkembang lewat internet dengan menggunakan berbagai aplikasi. Seperti platform  teknologi informasi serta perkembangan kurikulum secara global.

“Ini yang masa kini disebut dan dimaknai sebagai merdeka belajar. Karena itu, untuk meningkatkan daya saing global harus memiliki kecakapan berbagai kompetensi, terutama teknologi,” imbuh dia.

Ketua Prodi Pendidikan Sejarah FKIP Unsri, M Reza Pahlevi mengatakan, kuliah umum dengan mendatangkan guru besar UPI ini merupakan kegiatan kuliah umum tatap muka pertama setelah pandemi. “Kita dapat menangkap nuansa berbeda ketika diselenggarakan secara luring,” ulasnya. (*)

Editor: Redaksi Wongkito

Related Stories