Kilang Pertamina Plaju Ajak WBP Rutan Kelas I Palembang Peduli Lingkungan dan Mandiri

Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Palembang mengikuti pelatihan budidaya maggot (Ist Pertamina)

PALEMBANG, WongKito.co, - Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Palembang mengikuti pelatihan budidaya maggot yang digelar selama dua hari.

Pelatihan itu digelar atas sinergi dan kerjasama Kanwil Kemenkumham bersama PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju (Kilang Pertamina Plaju) lewat program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan atau Corporate Social Responsibility (TJSL/CSR) PATRA Academy.

Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Sumsel, Bambang Haryanto mengapresiasi kolaborasi yang terwujud dalam langkah implementatif di Unit Pelaksana Teknis (UPT) ini. Menurutnya, pengelolaan sampah memang menjadi isu di hampir semua UPT Rutan dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).

Baca Juga :

“Yang seperti ini kita inginkan, dimana dalam aspek pembinaan WBP, kita berhasil menanamkan soft skill sekaligus kita bisa menangani permasalahan sampah yang menjadi persoalan klasik di hampir semua UPT Rutan dan Lapas,” ujarnya.

Kepala Rutan Kelas I Palembang, Bistok Oloan Situngkir turut mengapresiasi Kilang Pertamina Plaju yang bersedia dalam sinergi mengadakan pembinaan terhadap WBP. “Kami harap hal ini akan menjadi lebih berdaya guna dan berhasil memasyarakatkan para WBP jika bersinergi dengan instansi di luar kami, termasuk Kilang Pertamina Plaju,” ujarnya.

Permasalahan sampah di Rutan Kelas I Palembang, menurutnya, disebabkan oleh sistem pengadaan bahan makanan untuk para WBP dalam bentuk bahan baku yang masih harus diolah, sehingga meninggalkan sisa.

Terselenggaranya pelatihan ini menjadi langkah solutif agar sistem pengelolaan sampah di rutan bisa memberi nilai tambah dengan budidaya maggot yang bernilai jual tinggi. Maggot sendiri adalah tahap proses larva dari masyarakat yang lebih dikenal sebagai belatung.

Proses maggot ini biasa ditemukan pada barang-barang yang membusuk seperti bangkai, buah, atau sayur-mayur yang rusak. Meskipun begitu, maggot merupakan pakan ternak yang bernilai unggul karena kandungan beberapa nutrisi di dalamnya baik untuk ternak. Dalam tubuh maggot terkandung asam amino dan protein sebesar 40%.

Harapan Masa Depan Lebih Baik

Para WBP tampak antusias sejak pelatihan gelombang pertama tentang pengelolaan sampah yang digelar 8-9 Juni lalu, dimana instruktur mendemonstrasikan pemilahan sampah basah dan kering. Para WBP dibangun kesadaran untuk mencintai lingkungan dan mendaur ulang sampah agar bisa menjadi barang ekonomis.

Salah satu WBP berinisial W mengaku senang dan optimis melihat masa depan berkat ilmu yang didapat setelah pelatihan itu. “kami pengen sekali hidup dengan masa depan yang lebih baik selepas ini, ilmu-ilmu ini sangat bermanfaat dan akan kami praktekkan sejak dalam Rutan”, tuturnya.

Pasca pelatihan itu, kini sudah terbentuk Kelompok Bank Sampah yang secara khusus bertugas mengelola sampah anorganik serta Kelompok Budidaya Maggot yang mengelola sampah organik di Rutan.

WBP lainnya nampak sangat antusias saat didapuk jadi Ketua Kelompok Bank Sampah di Rutan Kelas I Palembang pasca pelatihan itu. Ia terinspirasi untuk membuka usaha pengelolaan sampah setelah dibebaskan sebagai masyarakat nanti. “Kalau dicoba, ini peluang bisnisnya bagus juga,” katanya.

Kedepan, maggot hasil budidaya di Rutan ini akan digunakan sebagai pakan ikan lele, gurame, dan nila yang dibudidayakan melalui media biofloc sementara sampah anorganik akan dijual, bekerjasama dengan Bank Sampah Indonesia - Eco Green House sebagai induk bank sampah di Kota Palembang.

Area Manager Communication, Relations & CSR Kilang Pertamina Plaju Siti Rachmi Indahsari mengatakan terselenggaranya kegiatan ini tak lepas dukungan Kanwil Kemenkumham Sumsel.

“Kemarin kita sudah bekerja sama dengan Kemenkumham Sumsel untuk melakukan peningkatan kapasitas kepada masyarakat dan ini merupakan tanggung jawab sosial dan lingkungan bagi perusahaan,” ujarnya.

Berbagai kegiatan dalam lingkup PATRA Academy memang dikhususkan untuk membentuk kapasitas masyarakat agar lebih mandiri, terampil dan berdaya guna, salah satunya menarget WBP agar lebih peduli lingkungan dan menjadi mandiri. Apalagi Rutan kelas I Palembang berisi WBP laki-laki merupakan kelompok rentan dan harus dibina agar memiliki masa depan yang lebih baik.

Rachmi berharap para WBP setelah bebas bisa membuat usaha sendiri dan menjadi agen perubahan yang dapat memberikan dampak positif kepada masyarakat dan juga mengajak masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan yang positif.

Terselenggaranya kegiatan ini juga mendukung implementasi Sustainability Development Goals (SDGs) kesebelas, yakni menjadikan kota dan pemukiman inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan serta SDGs keduabelas, yakni menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan berkaitan dengan pengelolaan sampah. (Usi)


Related Stories