Ragam
Kilang Pertamina Plaju Dukung Penyelamatan Sumber Daya Air di Banyuasin
PALEMBANG, WongKito.co - Kilang Pertamina Plaju terus mendukung upaya penyelamatan dan pelestarian sumber daya ikan di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Hal ini berawal dari keresahan terhadap keberlangsungan sumber daya perikanan di Sumatera Selatan yang semakin menurun jumlah varietasnya.
Ikan Belida (Chitala Lopis) bahkan ditetapkan sebagai ikan yang terancam punah oleh IUCN Redlist. Penurunan jumlah varietas dan ancaman kepunahan ini tentu dipengaruhi oleh berbagai aspek, salah satunya aspek sosial yaitu masih maraknya praktik ilegal fishing (setrum & racun) di Sumsel.
Untuk itu, Kilang Pertamina Plaju memandang perlunya sinergi dan kolaborasi dengan stakeholder terkait, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Banyuasin sebagai pemangku kebijakan. Pada 2024 lalu, Kilang Pertamina Plaju telah mengadvokasi Dinas Perikanan Banyuasin untuk melakukan aksi nyata atas maraknya praktik ilegal fishing dan membuat skema rescue ikan Belida dengan menerbitkan SK No 72/KPTS/DISKAN/2024 Tentang Pelarangan Penangkapan Ikan secara ilegal menggunakan alat tangkap ikan tidak ramah lingkungan dan pelestarian ikan belida.
Baca juga:
- Hati -hati, Main Media Sosial Berlebihan Bisa Sebabkan Gangguan Kejiwaan
- Begini Profil Won Bin, Aktor Top Korea Selatan Rekan Main Kim Sae Ron
- Kapan Lagi Buka Bareng BRI Festival 2025 Kembali Hadirkan Event Buka Puasa Penuh Hiburan Seru
Regulasi ini mengatur tentang larangan penggunaan alat tangkap yang merusak ekosistem perairan, seperti setrum, racun, dan bahan peledak.
Sebagai langkah lanjut, Dinas Perikanan Kabupaten Banyuasin lalu membentuk Kelompok Masyarakat Pengawas Perikanan (Pokmaswas) sebagai kontrol sosial. Saat ini, dengan didukung Kilang Pertamina Plaju, Dinas Perikanan dan Penyuluh Perikanan telah membentuk 1 Pokmaswas di Kelurahan Mariana Ilir di Kecamatan Banyuasin I, yang kemudian menjadi Pilot Project Penyelamatan Sumber Daya Perikanan di Banyuasin.
Pokmaswas di lingkungan Kecamatan Banyuasin I telah dilantik oleh Bupati Banyuasin Dr. H. Askolani, SH., M.H. pada Sabtu (15/3/2025) di Kelurahan Mariana, Kecamatan Banyuasin I.
Askolani menyebut, Pemerintah Kabupaten Banyuasin terus mengimbau masyarakat untuk terus menjaga kelestarian populasi ikan di wilayah perairan Banyuasin.
“Kami menghimbau kepada masyarakat, untuk tidak melakukan penangkapan ikan dengan setrum, racun, dan alat tangkap yang dilarang oleh undang undang, mari kita jaga sama-sama sumber daya perairan di Banyuasin,” kata dia usai pelantikan Pokmaswas.
Sebelumnya telah diatur didalam pasal 84 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 Tentang Perikanan, bahwa menangkap ikan dengan bahan berbahaya diancam pidana penjara maksimal 6 (enam) tahun penjara serta denda maksimal 1,2 milyar.
“Kepada masyarakat juga kami menghimbau untuk dapat memaksimalkan peran Pokmaswas, agar dapat menjadi penjaga dan pengawas sumberdaya perikanan di wilayahnya masing masing,” sambungnya.
Askolani mengapresiasi peran dan dukungan penuh Kilang Pertamina Plaju yang telah memiliki perhatian besar terhadap penyelamatan sumber daya perikanan di wilayah Kabupaten Banyuasin, khususnya di Kecamatan Banyuasin I.
“Pertamina sangat jeli melihat kondisi perikanan di Banyuasin, sebagaimana kita ketahui, Banyuasin ini adalah daerah perairan, dimana tempat pasti ada ikan, nah kalau kita sudah sadari bahwa beberapa jenis ikan sudah hampir tidak ada lagi, itu yang harus kita selamatkan bersama, apresiasi kepada Pertamina yang telah mendukung pelestarian ikan di Banyuasin I,” tuturnya.
Adapun Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Banyuasin, Dr. Ir. Septi Fitri, M.M. mengatakan, gerakan penyelamatan sumberdaya ikan yang dilaksanakan bersama Kilang Pertamina Plaju ini, menggunakan 3 strategi, yakni pemasangan papan larangan, pembentukan kelompok masyarakat pengawas dan penebaran ikan di perairan (restocking), yang dilakukan bersamaan.
Pokmaswas ini baru dibentuk pertama kali di Banyuasin, didukung oleh mitra binaan TJSL PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju di Kecamatan Banyuasin I. “Atas dukungan Kilang Pertamina Plaju, Kecamatan Banyuasin I menjadi kecamatan pertama di Banyuasin yang kita jadikan percontohan,” kata Septi.
Dukung Pelestarian Sejak 2018
PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III, sebagai perusahaan pengolahan migas & petrokimia yang beroperasi di Plaju (Kota Palembang) dan Sungai Gerong (Kabupaten Banyuasin), telah fokus mendukung upaya pelestarian sumber daya alam dan keanekaragaman hayati sejak tahun 2018, dibuktikan dengan berbagai Program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL). Salah satunya ialah program Belida Musi Lestari, yang difokuskan untuk melakukan penyelamatan ikan Belida dengan pendekatan riset dan konservasi ex-situ.
Mewakili PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju, Ahmad Adi Suhendra mengatakan, program Belida Musi Lestari hingga Maret 2025 telah berhasil menyelamatkan ikan Belida dari rescue yang dilakukan di berbagai wilayah di Indonesia yang masuk Paparan Sunda (Sundaland), serta dari jumlah anakan yang sudah berhasil ditetaskan. Total terdapat 378 ekor ikan Belida dengan 124 ekor ikan Belida G1 dari 1.050 butir telur yang dikeluarkan.
Program ini juga menggandeng berbagai pihak, salah satunya Badan Riset & Inovasi Nasional (BRIN) serta Universitas PGRI Palembang sebagai akademisi. Kolaborasi ini kemudian berhasil mengembangkan teknik pemijahan semi-buatan dan buatan (kriokonservasi bank semen) yang telah menunjang proses perkembangan ikan Belida.
Pada tahun 2024, PT KPI RU III Plaju juga berkontribusi dalam assessment lapangan sebagai data yang mendasari terbitnya Kepmen KP No 84 tahun 2024 tentang penurunan status ikan Belida Jawa (Putak) dari yang sebelumnya perlindungan penuh menjadi perlindungan terbatas. Dengan terbitnya Keputusan Menteri ini, ikan Belida Jawa (Putak) telah dicabut status punahnya.
Selain itu, Kilang Pertamina Plaju juga berkontribusi dalam penyelamatan sumber daya perikanan lain yang mulai langka, seperti ikan Gabus, Tembakang dan Jelawat yang saat ini sedang dikembangkan di Desa Sungai Gerong sebagai Kawasan Budidaya Perikanan end-to-end Terintegrasi, menjadi yang pertama di Banyuasin bahkan Sumsel, lengkap dari hulu hingga hilir, hingga produksi pakan mandiri.
“Harapannya dengan langkah ini kita berkontribusi untuk menyelamatkan sumber daya perikanan di Sumsel melalui pendekatan rescue, mitigasi, terintegrasi dan berkelanjutan,” kata Suhendra.
Dukung Program Pemkab Banyuasin
Agenda Belida Musi Lestari, hingga pembentukan Pokmaswas yang telah dilangsungkan baru-baru ini, adalah bentuk dukungan Kilang Pertamina Plaju untuk menyukseskan program Pemkab Banyuasin, serta mendukung salah satu dari 12 gerakan Pemkab bersama masyarakat, yakni “Gerbang Perak” (Gerakan Pengembangan Perikanan Rakyat).
Suhendra berharap, upaya penyelamatan sumber daya perikanan di Banyuasin ini dapat berjalan berkelanjutan, mensejahterakan masyarakat, hingga dapat menjadi percontohan yang baik bagi daerah lainnya.
“Kegiatan ini tidak akan berjalan lancar tanpa dukungan dari pemerintah lokal dan masyarakat. Terutama tuan rumah Camat Banyuasin I, Lurah Mariana & Mariana Ilir. Kami mengucapkan selamat kepada Pokmaswas yang telah terbentuk dalam waktu yang cukup padat ini, semoga kedepan terus solid dan dapat menjalankan amanahnya dengan baik,” katanya.