BucuKito
Kisah Buruh Angkut Barang, Bertahan Hidup dengan Beban Berat
Di tengah kerasnya perjuangan hidup, para buruh angkut barang, di Kawasan Pasar 16 Ilir Kota Palembang merupakan kumpulan warga yang sering luput dari perhatian.
Keinginan terbesar mereka hanyalah pulang dengan membawa rejeki untuk menghidupi keluarga tercinta. Tenaga dan keringat mereka menjadi saksi bisu dari kerja keras yang tulus, memastikan barang dagangan sampai ke tujuan dengan tepat.
Salah satu dari buruh tersebut adalah Syarifudin (31), yang telah menjalani pekerjaannya tersebut, hampir satu dekade.
"Tugas utama saya di sini ngangkat barang ke toko-toko dan kadang ikut mengangkut barang ke kapal," katanya, dibincangi, Rabu (9/1/2025).
Baca Juga:
- Begini Poin-poin Utamanya, OJK Terbitkan Aturan Perluasan Kegiatan Usaha Bank
- Perkuat Industri Perfilman Nasional, Melalui Program Secinta Itu Sama Sinema, Tiga Film Berhasil Tayang di JAFF 2024
- Yuk Buat Dimsum yang Enak
Sejak pagi hingga sore, ia dan rekan-rekannya sibuk mondar-mandir memindahkan barang berat, seperti bahan pangan pokok, seperti beras, makanan ringan, hingga kopi.
Ia bercerita tentang penghasilan yang tidak menentu.
"Kadang saya dapat upah lebih Rp 70 ribu, terkadang kurang dari Rp 50 ribu per hari," katanya sambil tersenyum.
Bagi Syarifudin, memang tidak mudah menjadi buruh angkut, selama berjam-jam membutuhkan fisik yang kuat dan tekat yang besar, meski begitu dia mengaku bangga dengan perkerjaanya.
"Mau ngeluh juga untuk apa, pokoknya terima aja. Karena menurut saya rejeki gak akan kemana. Yang penting bersyukur sama Tuhan," tuturnya.(Magang2/Angie)