CekFakta
Klaim Mandi dan Merendam Kaki Berbahaya Saat Gelombang Panas, Ini Faktanya
PALEMBANG, WongKito.co - Belum lama ini, beredar di WhatsApp narasi yang berisi klaim bahwa gelombang panas sedang melanda Indonesia.
Dalam pesan yang disebarkan tersebut, menyarankan masyarakat di Indonesia waspada dan tidak melakukan beberapa aktivitas yang berbahaya, seperti mandi, merendam kaki dengan air dingin, dan tidak minum es saat suhu mencapai 38 hingga 40 derajat celcius.
Selanjutnya menyebutkan telah jatuh korban yang menderita stroke setelah kepanasan dan langsung mandi.
Namun cerita itu tidak dilengkapi keterangan siapa korbannya, dimana dan kapan kejadiannya, serta dari mana sumber informasinya. Artikel ini akan memeriksa dua klaim yakni:
Baca juga:
- Harga BBM Non Subsidi Turun, Cek Daftar Harga
- PRT dan Buruh Perempuan Bersatu Tuntut Sahkan RUU PPRT
- Berhasil Hemat Biaya Operasional, Kilang Pertamina Plaju Diganjar Penghargaan Internasional di Turki
Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim itu menggunakan informasi dari sumber-sumber terpercaya. Berikut adalah hasilnya:
Klaim 1: Gelombang panas tengah melanda Indonesia.
Fakta: Cuaca di Indonesia memang panas dalam beberapa hari terakhir sebagai dampak gelombang panas yang melanda Asia. Akan tetapi, menurut BMKG seperti yang diberitakan oleh Tempo, cuaca panas yang terjadi di Indonesia tidak memenuhi kriteria untuk disebut sebagai gelombang panas.
Penyebab panas di Indonesia yang tengah dikeluhkan masyarakat, salah satunya adanya dinamika atmosfer di seluruh wilayah Asia.
Penyebab kedua, adanya gerak semu matahari yang merupakan bagian siklus tahunan.
Cuaca panas itu juga disebabkan meningkatnya tren pemanasan global, adanya dominasi angin monsun Australia, serta adanya intensitas maksimum cahaya matahari karena minimnya awan.
Di sisi lain, negara-negara yang dilanda gelombang panas pada umumnya berada di lintang menengah hingga lintang tinggi, di bumi bagian utara atau selatan.
Lokasinya juga dalam kawasan atau berdekatan dengan daratan besar, maupun wilayah kontinental atau sub-kontinental. Cuaca panas bisa disebut gelombang panas bila cuaca maksimumnya terjadi cukup lama, biasanya lima hari.
Di Indonesia, wilayah Ciputat pernah mengalami suhu maksimum 37,2 derajat celcius pada Senin, 17 April 2023.
Namun segera kembali ke kisaran normal, sehingga tidak masuk kategori gelombang panas.
Klaim 2: Menyentuh es atau air dingin secara langsung bisa berbahaya bagi manusia saat terjadi gelombang panas.
Sehingga bila baru masuk rumah harus melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum menyentuh atau meminum air es.
Fakta: Palang Merah Inggris menyarankan masyarakat membasahi tubuh dengan air dingin saat terjadi gelombang panas, terutama bagian tangan dan kaki.
Pergelangan tangan dan kaki merupakan persendian yang memiliki urat nadi yang dekat dengan kulit sehingga akan lebih cepat menurunkan suhu tubuh. Mereka juga menyarankan masyarakat yang merasakan hawa panas untuk banyak minum air putih, terutama cairan isotonik dan mewaspadai potensi dehidrasi.
Bila hari biasa disarankan minum air putih 2 liter per hari, saat cuaca panas disarankan menambah jumlahnya sedikit.
Dilansir CNN, asisten profesor kedokteran darurat di Northwestern University, Amerika Serikat (AS), Scott Dresden, menyarankan masyarakat mewaspadai kelelahan akibat panas dengan gejala kulit dingin atau lembab disertai merinding, banyak berkeringat, merasa lelah, detak jantung tak biasa, kram otot, sakit kepala dan mual.
Baca juga:
- Promo Istana Bangunan Palembang "Beres Mudik" Berlimpah Voucher Chasback
- Ramai, Wisatawan Kesulitan Dapat Hotel di Kota Pagar Alam
- Arkeolog Temukan Benteng Romawi yang Hilang Ditemukan di Skotlandia
Hal itu, disebabkan karena terlalu banyak cairan tubuh dan garam yang keluar, karena berada di tempat panas disertai kelembaban tinggi atau sembari melakukan pekerjaan berat. Bila gejala itu muncul, dia menyarankan untuk berteduh serta minum dan berendam air dingin. Bila gejala masih berlanjut orang tersebut harus dibawa ke fasilitas kesehatan.
“Kami biasanya menggunakan pemandian es di ruang gawat darurat kami,” kata Dresden.
Berdasarkan verifikasi Tim Cek Fakta Tempo, klaim yang beredar dan mengatakan Indonesia tengah dilanda gelombang panas yang bisa menyebabkan bahaya bila orang sembarangan menyentuh es adalah keliru.
Wilayah Indonesia memang mengalami cuaca panas, namun tidak tergolong gelombang panas menurut BMKG.
Selain itu, di wilayah yang terjadi gelombang panas, masyarakatnya justru disarankan segera mendinginkan badan dengan air dingin bila merasa kelelahan karena panas.(cekfakta.com)