Ekonomi dan UMKM
Konsensus Analis Berikan Sinyal Positif, Ini Prediksi Harga Saham GOTO 2025
JAKARTA – Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) langsung tancap gas di awal tahun 2025. Tren penguatan ini didukung oleh aksi akumulasi beli bersih dari beberapa broker. Lantas, bagaimana prospek emiten teknologi ini?
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, saham GOTO pada perdagangan Jumat, 3 Januari 2025, terpantau mengalami penguatan 9,86% ke level Rp78 per saham. Adapun sejak perdagangan tahun ini dibuka saham induk Gojek telah melesat 14,97%.
Sementara itu, UBS Sekuritas Indonesia menjadi broker dengan akumulasi saham tertinggi pada akhir pekan lalu, sebesar Rp43,2 miliar. Selanjutnya, NH Korindo Sekuritas dan Henan Putihrai Sekuritas mengikuti di posisi berikutnya dengan transaksi masing-masing sebesar Rp31,9 miliar dan Rp29,7 miliar.
Baca juga:
- Cek Berikut Daftar Lengkap Libur Nasional dan Cuti Bersama 2025
- Makan Bergizi Gratis Diluncurkan Hari Ini, Simak Penjelasan Pemerintah
- IHSG Dibuka Naik 10,60 Poin ke 7.175,03
Namun, sepanjang awal tahun 2025, total net sell asing di saham GOTO masih lebih tinggi dibandingkan net buy asing, dengan nilai Rp427 miliar berbanding Rp375 miliar. Kendati begitu, catatan adjusted EBITDA positif pada kuartal III-2024 kemarin memberikan katalis positif saham ini.
Hal tersebut tercermin dari konsensus analis Bloomberg, di mana 24 analis merekomendasikan Buy untuk saham GOTO, sementara 9 analis merekomendasikan Hold, tanpa ada rekomendasi Sell. Konsensus ini menargetkan harga saham GOTO bisa mencapai Rp87 per saham dalam 12 bulan ke depan.
Optimisme ini juga didukung oleh rekomendasi terbaru dari beberapa analis. Norman Choong dari CLSA memberikan rekomendasi Buy dengan target harga Rp100 per saham, sementara Patricia Gabriela dari BNI Sekuritas dan Etta Rusdiana Putra dari Maybank Investment Banking Group memberikan target yang sama, dengan Etta Rusdiana menetapkan target hingga Rp105 per saham.
Sementara itu, M. Nafan Aji Gusta, Senior Riset Analis Mirae Asset, juga mengungkapkan optimisme bahwa GOTO dapat mencapai Adjusted EBITDA atau impas bisnis pada 2024, didukung oleh tren kinerja positif hingga Kuartal III-2024.
“Pada periode tersebut, GOTO mencatatkan Adjusted EBITDA positif sebesar Rp137 miliar, menjadikannya saham yang menarik untuk dimasukkan dalam watchlist, dengan target resistance jangka pendek di Rp81 per saham,” jelas Nafan dalam risetnya, dikutip Senin 6 Januari 2025.
Sebagai informasi, pada kuartal III-2024, GOTO mencatat rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 4,31 triliun. Angka tersebut menyusut sebesar 55% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang sebesar Rp 9,54 triliun.
Berdasarkan capaian tersebut didorong oleh pendapatan bersih hingga kuartal III tahun 2024 menjadi Rp11,66 triliun atau naik sebesar 11% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp 10,51 triliun.
Biaya dan beban GOTO hingga September 2024 menyusut signifikan menjadi Rp13,71 triliun atau turun 29% dari 2023 yang sebesar Rp19,31 triliun. Sehingga, rugi usaha menyusut menjadi Rp2,05 triliun dari Rp8,79 triliun.
Selanjutnya, dikurangi rugi usaha sebelum pajak penghasilan pada kuartal III tahun ini menjadi Rp4,6 triliun dari sebelumnya yang sebesar Rp9,8 triliun, dan manfaat pajak penghasilan, maka rugi periode berjalan menjadi Rp4,53 triliun dari sebelumnya yang sebesar Rp9,59 triliun.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Alvin Pasza Bagaskara pada 06 Jan 2025