Korut Tebar Ancaman Akan Serang AS Terkait Kedatangan Kapal Perang USS Kentucky

Korut Tebar Ancaman Akan Serang AS Terkait (Ist)

JAKARTA, WONGKITO.CO - Kapal selam rudal balistik milik Angkatan Laut Amerika Serikat kini tengah berada di Busan, Korea Selatan. Kapal perang USS Kentucky berada di Korea Selatan merupakan kesepakatan bulan lalu antara Washington dan Seoul. Rabu, 26 juli 2023.

Sementara itu, Korea Utara memperingatkan bahwa kunjungan kapal selam rudal balistik Amerika ke Korea Selatan dapat memenuhi syarat untuk menggunakan senjata nuklir. Pertanyaannya bagaimana jika Pyongyang benar-benar melakukan serangan pre- emptive? 

Di bawah kesepakatan itu, Korea Selatan telah menunda pengembangan senjata nuklirnya sendiri. Tetapi  dengan imbalan koordinasi yang lebih erat dengan Pentagon mengenai masalah nuklir. Menurut Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, perjanjian tersebut juga mencakup penyebaran aset strategis Amerika di Semenanjung Korea yang akan dilakukan secara teratur dan berkelanjutan.

Amerika Serikat  kesepakatannya dengan  mengirimkan lebih banyak perangkat keras ke Korea Selatan sebagai unjuk kekuatan. Pada bulan Juni, beberapa pesawat pengebom B-52 Stratofortress terbang di atas Korea Selatan. Dan  foto-foto menunjukkan setidaknya satu dari bomber itu diperlengkapi kemampuan untuk membawa senjata nuklir. 

Baca juga

Untuk diketahui tidak semua pembom B-52H mampu membawa senjata nuklir. Pesawat yang memiliki fitur sirip kecil di bagian belakang badan pesawat  secara visual menunjukkan mereka berkemampuan nuklir.

Pada Juni lalu  kapal selam rudal USS Michigan juga mengunjungi Busan. Meskipun itu adalah kapal selam rudal kelas Ohio, kewajiban perjanjian nuklir membuat Michigan dilucuti dari rudal Trident berujung nuklirnya. Kapal diubah untuk membawa rudal jelajah. Kapal selam bertenaga nuklir sepanjang sekitar 170 meter  dan berat 18.000 ton sekarang dapat membawa hingga 154 rudal jelajah Tomahawk. Termasuk versi serangan darat dan anti-kapal.

Menteri Pertahanan Korea Utara Kang Sun-nam memperingatkan bahwa kunjungan USS Kentucky mungkin termasuk dalam ketentuan penggunaan senjata nuklir yang ditentukan dalam undang-undang DPRK tentang kebijakan kekuatan nuklir.  Kang pada dasarnya menggambarkan serangan pre-emptive ke Amerika Serikat. Sebuah langkah  yang dirancang untuk menghancurkan senjata nuklir Amerika sebelum dapat digunakan untuk menyerang negaranya.

Seperti semua negara dengan senjata nuklir, Korea Utara telah menetapkan aturan kapan negara tersebut dapat menggunakan senjata tersebut.  Salah satu situasi di mana Korea Utara akan menggunakan nuklir adalah ketika penggunaannya sudah dekat oleh pihak lain. Dan Menteri Pertahanan Kang menyiratkan kunjungan kapal selam bersenjata rudal ke Korea Selatan dapat dilihat sebagai salah satu tanda bahwa serangan nuklir tidak dapat dihindari.

Serangan Pre-Emptive

Serangan nuklir pre-emptive, atau serangan nuklir pertama dirancang untuk mengejutkan musuh. Dan yang terpenting untuk menghancurkan sebanyak mungkin senjata nuklirnya serta aset komando dan kendali. 

Serangan itu seharusnya sangat menyeluruh sehingga musuh tidak memiliki apa-apa untuk membalas. Dan  meninggalkan menyerah sebagai satu-satunya pilihan. Masalahnya adalah, jika musuh membalas itu bisa membuat serangan itu tidak sepadan. Ketidakpastian inilah yang telah membantu menjadikan serangan pertama nuklir sebagai latihan teoretis yang ketat.

Sebagaimana ditulis Popular Mechanics Senin 24 Juli 2023, serangan pre-emptive oleh Korea Utara tidak ada atau setidaknya belum ada dalam kartu. Pada tahun 2022, Korea Utara diperkirakan memiliki 20-30 senjata nuklir. Dan kemungkinan sedang sibuk memperluas persenjataannya. 

Sebaliknya, USS Kentucky, salah satu dari 14 kapal selam AS dengan senjata nuklir, dilengkapi dengan 20 rudal balistik dan total 90 hulu ledak nuklir. Bisa dikatakan kekuatan nuklir Korea Selatan cukup diimbangi dengan satu atau mungkin dua kapal selam kelas Ohio.

Secara keseluruhan, Amerika memiliki 5.244 senjata nuklir. Termasuk 1.670 yang saat ini dikerahkan di kapal selam rudal, pembom, dan di pangkalan udara NATO di Eropa.

Baca juga

Korea Utara memiliki terlalu sedikit senjata nuklir untuk melakukan serangan pre-emptive yang sukses di Amerika. Dan yang paling sulit adalah menargetkan kapal selam seperti USS Kentucky.

Satu-satunya skenario yang dapat dilakukan  adalah jika Korea Utara melakukan serangan pertama terhadap pangkalan militer Amerika di Korea Selatan dan Jepang. Tujuannya agar publik Amerika gentar dan menuntut pemerintahnya mundur. Tetapi sebaliknya publik Amerika juga dapat dengan mudah menuntut pembalasan besar-besaran. Dan  serangan itu juga akan menarik Korea Selatan dan Jepang sebagai kombatan.

Tetapi Korea Utara memang harus menanggapi kapal selam bersenjata nuklir Amerika yang mengunjungi Korea Selatan. Salah satunya dengan menggertak.  Dan itu  lebih baik daripada menanggapi dengan senjata. 

Sejauh ini tidak ada situasi di mana Korea Utara menggunakan senjata nuklirnya terlebih dahulu dan bertahan di masa depan. Di masa mendatang, senjata nuklir negara hanya untuk pertahanan diri.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada  

Editor: admin

Related Stories