Kuartal III-2022, BTPN Catat Laba Bersih Rp2,4 Triliun

Gedung kantor Bank BTPN di kawasan Mega Kuningan, Jakarta. (TrenAsia/Ismail Pohan)

JAKARTA - PT Bank BTPN Tbk (BTPN) mencatat laba bersih Rp2,41 triliun per kuartal III-2022 seiring dengan penyaluran kredit dari platform Jenius yang tumbuh hingga 185%.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu atau secara year-on-year (yoy), laba BTPN tercatat mengalami pertumbuhan 18%.

"Pertumbuhan laba bersih BTPN yang impresif tidak lepas dari optimisme masyarakat dan pelaku usaha terhadap pertumbuhan ekonomi dan kepercayaan para nasabah kami terhadap BTPN di tengah tingginya inflasi dan tren kenaikan suku bunga bank," ujar Direktur Utama BTPN Henoch Munandar dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 4 November 2022.

Baca Juga :

Pertumbuhan laba bersih BTPN terjadi seiring dengan merangkak naiknya peningkatan pendapatan operasional. Selain itu, biaya kredit pun turun 19% yoy.

Pendapatan operasional bersih BTPN meningkat 4% menjadi Rp3,6 triliun dari Rp3,05 triliun pada kuartal III tahun sebelumnya, didukung oleh pendapatan bunga bersih BTPN yang tumbuh 4% menjadi Rp8,7 triliun.

Naiknya pendapatan bunga bersih ditopang oleh peningkatan kredit segmen korporasi yang meningkat 23% yoy dan pembiayaan syariah 11% yoy.

Total kredit yang disalurkan perseroan pengalami peningkatan 13% yoy menjadi Rp155,43 triliun, dan perkembangan itu turut didukung oleh melonjaknya penyaluran kredit melalui platform Jenius yang tumbuh 185% yoy menjadi Rp786,86 miliar.

Pada periode yang sama tahun sebelumnya, total penyaluran kredit BTPN melalui Jenius tercatat di angka Rp275,89 miliar.

Pertumbuhan kredit ini pun menunjang kenaikan aset BTPN yang tumbuh 9% you menjajdi Rp199,9 triliun.

Sementara itu, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan/NPL gross BTPN mengalami penurunan dari 1,56% menjadi 1,41% secara tahunan.

Dana pihak ketiga BTPN pun mengalami pertumbuhan 1% menjadi Rp103,88 triliun dengan porsi dana murah atau current account saving account (CASA) yang mencapai 41%.CASA BTPN sendiri turut mengalami kenaikan sebesar 21% yoy menjadi Rp42,87 triliun.  

Selanjutnya, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) BTPN tercatat di level 25%, rasio kecukupan likuiditas (liquidity coverage ratio/LCR) 194,4%, rasio pendanaan stabil bersih (net stable funding ratio/NFSR) 123,1%.

Kemudian, tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) BTPN di level 8,55%, sementara marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) berada di level 4,03%. 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 05 Nov 2022 

Bagikan

Related Stories