Ragam
Kurikulum Merdeka Mampu Hadapi Tantangan Kemajuan Jaman
JAKARTA, WONGKITO.CO - Pesatnya kemajuan teknologi menuntut kesiapan Sumber Daya Manusia yang unggul. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tengah mentranformasikan melalui Kurikulum Merdeka.
Kurikulum Merdeka diharapkan dapat menyiapkan SDM yang mumpuni dan mampu menjawab tantangan jaman, dan merupakan sarana bagi pemerintah untuk mencapai target tersebut. Selasa, 8 agustus 2023.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo mengatakan, “Kurikulum Merdeka akan menghasilkan pembelajar sepanjang hayat. Itu kata kunci yang menggambarkan tujuan kita ke depannya dan menghadapi perubahan yang sangat luar biasa.
Nino melanjutkan perkembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence) sangat luar biasa. Agar bisa beradaptasi dengan perubahan, para generasi muda harus dibekali dengan kemauan dan kemampuan untuk terus belajar.
Dalam konteks ini, pelajar tidak hanya mempelajari hal-hal baru. “Tetapi unlearning juga, jadi membongkar apa yang sudah ada dalam pemahaman kita. Kita harus mempertimbangkan ulang apa yang diyakini,” ujarnya.
Baca juga
- Jenis Pekerjaan Yang Akan Tergantikan Robot
- Cek BPOM Tarik Obat Tradisional dan Suplemen, ada untuk Anak-Anak Lho
- BI Prediksi Ekonomi RI Tumbuh Capai Hingga 5,3 Persen
Upaya Kurikulum Merdeka untuk melahirkan pelajar Indonesia sebagai pembelajar sepanjang hayat terdapat dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Dalam Profil Pelajar Pancasila memiliki 6 Kemampuan, Karakter dan Kompetensi utama. “Profil Pelajar Pancasila itu sebenarnya adalah skill set, karakter, serta kompetensi yang diperlukan untuk seseorang menjadi pelajar sepanjang hayat,” ujar Nino.
Dalam tahapan implementasi, P5 akan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek (project-based learning). Pendekatan ini berbeda dengan pembelajaran berbasis projek pada program intrakurikuler di dalam kelas. Esensi pertama dari project-based learning adalah kemampuan untuk merumuskan masalah.
“Langkah pertama dalam semua project-based learning adalah mendefinisikan terlebih dahulu masalah apa yang mau kita pecahkan. Ini adalah kemampuan yang sangat penting,” tutur Nino.
Selain itu, project-based learning ini tentang sebuah proses yang menempatkan pelajar untuk bekerja sama dengan orang lain. Situasi tersebut akan mengasah kemampuan pelajar Indonesia untuk bekerja sama dan berkolaborasi.
“Jadi itu esensinya dari project-based learning, merumuskan masalah dan pertanyaan. Kemudian, mengalami prosesnya dan belajar untuk mengelola diri dari proses itu,” kata Nino.
Baca juga
- Rektor UIN Raden Fatah Pimpin Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Sport dan Bisnis Center
- Satgas Temukan Penawaran 434 Pinjol Ilegal, Imbau Laporkan ke 081157157157
- Juli 2023, Inflasi Sumsel Terjaga 0,29% (mtm), Berada Dibawah Nasional
Pada kesempatan terpisah Ketua Kelompok Kerja Implementasi Kurikulum Merdeka Persatuan Guru Nahdlatul Ulama, HM Faojin, mengatakan Kurikulum Merdeka relevan dengan kebutuhan pendidikan saat ini sehingga implementasinya harus lebih masif.
Kurikulum Merdeka juga memberikan keleluasaan bagi para guru untuk memberikan pembelajaran kepada para murid yang disesuaikan dengan ciri khas peserta didik serta sumber daya lingkungan sekolah/madrasah.
"Sekaligus para guru tidak sebatas menyelesaikan kurikulum, namun berekspresi secara elegan dalam mengembangkan kompetensi siswa," tutup Faojin. Sebagai informasi, Kurikulum Merdeka yang rencananya akan dijadikan sebagai kurikulum nasional pada tahun 2024.
Saat ini tercatat, sudah lebih dari 250 ribu satuan pendidikan secara sukarela mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di sekolahnya. Informasi lebih lanjut mengenai Kurikulum Merdeka dapat diakses pada laman kurikulum.kemdikbud.go.id.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Chrisna Chanis Cara pada 08 Aug 2023