Laba Bank Mandiri Tumbuh 59,4 Persen, Fokus Kredit Sektor Prospektif

Aktivitas karyawan Bank Mandiri (TrenAsia/Ismail Pohan)

JAKARTA - Laba PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menembus Rp30,7 triliun dengan pertumbuhan 59,4% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal III-2022.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, pertumbuhan laba tersebut adalah hasil dari strategi baru Bank Mandiri yang berfokus pada sektor prospektif dan merupakan bisnis turunan dari ekosistem segmen wholesale di setiap wilayah.

"Pencapaian kinerja Bank Mandiri yang solid juga selaras dengan kondisi ekonomi Indonesia yang masih bertumbuh di tengah ketidakpastian global," ujar Darmawan dalam konferensi pers yang diselenggarakan secara virtual, Rabu, 26 Oktober 2022.

Baca Juga :

Fungsi intermediasi yang dijalankan secara selektif kepada sektor prospektif itu diterapkan secara merata untuk seluruh segmen, di antaranya kredit korporasi yang menjadi pilar utama bisnis Bank Mandiri yang tumbuh positif sebesar 12,2% yoy menjadi Rp410 triliun.

Sementara itu, pengembalian ekuitas atau return on equity (ROE) tier 1 bank-only mengalami kenaikan 822 basis poin yoy sementara marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) terjaga di level 5,42%.

Total dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri pun meningkat 12,13% menjadi Rp1,36 kuariliun pada kuartal III-2022 yang ditopang oleh peningkatan dana murah (current account saving account/CASA) tabungan menjadi Rp533 triliun atau naik 15,1% yoy.

Selanjutnya, Darmawan pun menekankan bahwa pihaknya dapat konsisten dalam menjaga kualitas aset yang tercermin dari posisi kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) bank-only yang turun ke level 2,3% dari 3,1% pada periode yang sama tahun lalu.

"Sampai dengan kuartal III-2022, kami telah menyiapkan pencadangan yang cukup dengan NPL coverage ratio yang mencapai 292%, meningkat dari posisi kuartal III tahun sebelumnya yang sebesar 247%," tutur Darmawan.

Hingga akhir September 2022, posisi restrukturisasi kredit terdampak COVID-19 melandai ke angka Rp45,6 triliun, menurun 49,38% dari tahun sebelumnya di angka Rp90,1 triliun.

Dikatakan oleh Darmawan, penurunan angka ini didorong oleh pelunasan dan pembayayaran cicilan para debitur yang bisnisnya sudah kembali normal.

Terkait dengan implementasi manajemen risiko, biaya kredit Bank Mandiri secara bank-only pun menurun ke level 1,3% dari 2,1% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Selanjutnya, dalam kaitannya dengan kontribusi pembangunan nasional, Bank Mandiri mencatat penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp31,3 triliun hingga akhir September 2022.

Bank Mandiri pun menerapkan tiga pilar implementasi nilai lingkungan (environmental), sosial (social), dan tata kelola (governance) atau ESG.

Hingga akhir September 2022, Bank Mandiri telah menyalurkan portofolio berkelanjutan sebesar Rp221 triliun. Rp101 triliun dari angka tersebut dialokasikan portofolio hijau dengan porsi 24,4% dari total portofolio kredit perseroan.

Darmawan juga mengungkapkan bagaimana transformasi digital Bank Mandiri telah memberikan kontribusi positif untuk kinerja perseroan.

Hasil ini tercermin dari pertumbuhan transaksi digital Bank Mandiri melalui Livin’ dan Kopra by Mandiri yang terjadi secara pesat.

Saat ini, Livin' by Mandiri tercatat telah diunduh lebih dari 18 juta kali dalam kurun waktu setahun ke belakang.

Nilai transaksinya pun menembus Rp630 triliun atau tumbuh 50% secara tahunan pada kuartal III-2022.

Sementara itu, Digital Super Platform Kopra by Mandiri telah berhasil mengelola transaksi dengan capaian nilai Rp13,42 kuadriliun hingga kuartal III-2022 atau tumbuh 27% yoy.

Jumlah penggunanya pun meningkat hampir dua kali lipat dalam satu tahun terakhir menjadi 68 ribu pengguna.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 26 Oct 2022 

Bagikan

Related Stories