Ekonomi dan UMKM
Laba Bersih Pertamina Geothermal (PGEO) Tembus Rp754 Miliar di Kuartal I-2024
JAKARTA – Emiten panas bumi PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) sepanjang tiga bulan pertama tahun ini berhasil menorehkan kinerja keuangan yang apik dengan peningkatan laba bersih dan pendapatan.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dilansir pada Kamis, 2 Mei 2024, emiten berkodekan saham PGEO ini sepanjang kuartal I-2024 berhasil meraup laba bersih US$47,51 juta atau setara Rp754,14 miliar. (Kurs Jisdor Rp15.873)
Asal tahu saja, laba anak usaha PT Pertamina (Persero) selama tiga bulan pertama tahun ini melenting tipis dibanding raihan laba bersih periode yang sama tahun lalu sebesar US$46,96 juta. Pertanyaannya, apa penyebab kenaikan laba bersih itu?
Baca juga:
- Kuartal I 2024, Adaro Mineral Indonesia (ADMR) Raih Laba Bersih Rp1,8 Triliun
- Kongres Nasional ke-XII AJI Dimulai, Dua Agenda Internasional Jadi Kegiatan Pra Kongres
- Usung Tema Gass Terus Semangat Kreativitasnya! JNE Content Competition 2024 Kembali di Gelar, Hadiah Ratusan Juta Rupiah
Sejalan dengan laba bersih, sepanjang kuartal I-2024, PGEO sukses mencatatkan kenaikan pendapatan menjadi sebesar US$103,31 juta. Pendapatan ini naik tipis sebesar 0,68% secara tahunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yaitu US$102,61 juta.
Lebih rinci, pendapatan perusahaan yang bergerak di bidang panas bumi ini ditopang oleh pendapatan dari operasi sendiri yang tercatat sebesar US$96,77 juta sementara untuk produksi pihak ketiga sebesar US$4,54 juta.
Dengan meningkatnya pendapatan, beban pokok PGEO juga melonjak menjadi US$43,73 juta atau sekitar Rp694,22 miliar. Kenaikan ini mencapai 6,33% dibandingkan dengan kuartal I/2023 yang sebelumnya tercatat sebesar US$41,13 juta.
Sebagai hasilnya, laba kotor mengalami penurunan menjadi US$59,58 juta dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencatatkan US$61,48 juta. Namun demikian, terjadi peningkatan pendapatan keuangan menjadi US$10,59 juta, sementara beban keuangan dan beban pajak penghasilan mengalami penurunan.
Dari sudut pandang neraca keuangan per 31 Maret 2024, jumlah liabilitas tercatat sebesar US$964,81 juta, naik dari periode akhir Desember 2023 yang tercatat sebesar US$992,88 juta. Rinciannya, liabilitas jangka pendek mencapai US$215,31 juta dan liabilitas jangka panjang mencapai US$749,50 juta.
Sementara itu, pada periode yang sama, ekuitas PGEO mencatatkan US$2,02 miliar, meningkat dari akhir 2023 yang tercatat sebesar US$1,97 miliar. Total aset juga mengalami peningkatan menjadi US$2,98 miliar.
Dari lantai bursa, saham PGEO pada perdagangan hari ini sekitar 10:46 WIB, terpantau mengalami pelemahan 0,41% ke level Rp1.215 per saham. Sepanjang tahun ini atau secara (year-to-date/ytd) nilai emiten panas bumi tertekan 4,35%.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Alvin Pasza Bagaskara pada 02 May 2024