GayaKito
Lagi Ramai Dibahas, Simak Yuk Apa Itu Hoarding Disorder
JAKARTA - Beberapa waktu ini sedang ramai dibahas hoarding disorder atau gangguan menyimpan yuk pahami apa yang dimaksud. Kondisi mental yang ditandai oleh perilaku seseorang menyimpan barang rongsokan dalam jumlah yang berlebihan hingga menjadi tumpukan sampah.
Padahal, barang-barang yang dikumpulkan tersebut tidak memiliki nilai atau kegunaan yang jelas. Alhasil ruangan orang yang memiliki kelainan hoarding disorder menjadi berantakan dan bahkan mempersempit si penderita.
Mengapa demikian? orang dengan hoarding disorder seringkali mengalami kesulitan dalam membuat keputusan, terutama terkait dengan membuang barang-barang tertentu. Jika sudah parah, mereka akan melalukan isolasi sosial, karena individu tersebut mungkin merasa malu atau malu terkait dengan kondisi rumah yang berantakan itu.
Baca Juga:
- NASA Tunjuk Prada Desain Baju Luar Angkasa
- Tilik Keunikan Flamingo: Bulu Merah Muda
- Simak, inilah Fenomena terjadinya Angin Matahari?
Kapan istilah hoarding disorder muncul? Istilah ini telah digunakan selama beberapa waktu untuk menggambarkan perilaku menyimpan yang berlebihan. Namun, hoarding disorder sebagai entitas diagnostik resmi diperkenalkan dalam edisi ke-5 dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association (APA) pada tahun 2013.
Sebelumnya, kondisi ini diidentifikasi sebagai bagian dari gangguan obsesif-kompulsif (OCD), tetapi DSM-5 memutuskan untuk mengklasifikasikan hoarding disorder sebagai gangguan terpisah. Ini mencerminkan pemahaman yang berkembang tentang karakteristik unik dan dampak signifikan dari perilaku menyimpan berlebihan.
Meskipun baru diakui secara resmi pada tahun 2013, hoarding disorder sudah dikenal dan diamati sebelumnya. Sejarah manusia mencatat kasus-kasus penyimpanan berlebihan atau penyakit psikologis yang melibatkan perilaku serupa, meskipun sebelum DSM-5, kondisi ini mungkin tidak selalu diidentifikasi atau diklasifikasikan secara khusus.
Pengobatan hoarding disorder melibatkan pendekatan yang komprehensif, termasuk terapi kognitif perilaku, dukungan sosial, dan dalam beberapa kasus, penggunaan obat-obatan. Berikut adalah 7 cara pengobatan yang umum digunakan untuk mengatasi hoarding disorder:
1. Terapi Kognitif Perilaku (CBT)
Terapi Kognitif Perilaku (CBT) adalah pendekatan utama dalam mengobati hoarding disorder. CBT membantu individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan perilaku yang mendasari keinginan untuk menyimpan barang-barang yang tidak perlu.
Terapis bekerja sama dengan klien untuk mengembangkan strategi untuk mengatasi kecemasan terkait membuang barang dan membangun keterampilan pengambilan keputusan yang lebih sehat.
2. Terapi Dukungan
Terapi dukungan melibatkan pembicaraan dengan seorang profesional kesehatan mental yang dapat memberikan dukungan emosional dan membantu individu dalam menghadapi tantangan yang terkait dengan hoarding disorder. Terapis dapat membantu meningkatkan motivasi untuk perubahan dan memberikan bimbingan dalam menangani masalah sehari-hari.
3. Terapi Grup
Terapi kelompok dapat memberikan dukungan sosial yang penting dan membuat individu merasa bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi hoarding disorder. Selama sesi kelompok, peserta dapat berbagi pengalaman, strategi, dan dukungan satu sama lain.
4. Intervensi Rumah
Intervensi rumah melibatkan kerja sama dengan profesional kesehatan mental yang dapat bekerja langsung di lingkungan klien. Mereka membantu individu dalam menyusun rencana untuk membersihkan dan merapikan ruangan mereka, sambil memberikan dukungan emosional dan praktis.
5. Pelatihan Keterampilan
Pelatihan keterampilan pengambilan keputusan membantu individu untuk mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang lebih baik terkait dengan menyimpan atau membuang barang-barang.
Ini dapat mencakup mengidentifikasi nilai nyata dari suatu barang, memprioritaskan kebutuhan, dan mengenali konsekuensi dari perilaku menyimpan berlebihan.
6. Obat-obatan
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat-obatan untuk membantu mengurangi gejala hoarding disorder. Antidepresan tertentu, seperti selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), dapat digunakan karena mereka dapat membantu mengurangi kecemasan dan obsesi yang terkait dengan keinginan untuk menyimpan barang.
7. Intervensi Krisis dan Keamanan
Dalam situasi di mana hoarding disorder menyebabkan risiko kesehatan dan keamanan yang signifikan, intervensi krisis dan keamanan mungkin diperlukan. Hal ini dapat melibatkan kerjasama dengan lembaga kesehatan mental, petugas pemadam kebakaran, atau layanan darurat lainnya untuk menyediakan bantuan segera.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Alvin Pasza Bagaskara pada 07 Oct 2023