Ragam
Mengintip Jejak Penurunan Emisi Karbon di Unit Kilang Plaju, Enam Tahun PT KPI Mengolah Keberlanjutan
PALEMBANG, WongKito.co, - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sebagai Subholding Refining & Petrochemical Pertamina genap berusia 6 (enam) tahun pada Senin (13/11/2023).
Sebagai entitas bisnis tersendiri di bawah PT Pertamina (Persero), PT KPI berfokus menjalankan bisnisnya dalam pengolahan migas dan petrokimia dalam rangka memenuhi kebutuhan sesuai perkembangan pasar.
Transformasi fundamental Holding Subholding yang dilakukan Pertamina beberapa tahun lalu, menjadi langkah strategis agar dapat beradaptasi dengan perubahan ke depan, bergerak lebih lincah, cepat serta fokus untuk pengembangan bisnis yang lebih luas dan agresif.
Sejarah PT KPI
Dilansir dari website PT KPI (kpi.pertamina.com), bahwa pada 13 November 2017 PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) didirikan sebagai strategic holding company PT Pertamina (Persero) untuk menjalankan, mengendalikan, dan mengelola kegiatan investasi dan usaha terkait megaproyek pengolahan dan petrokimia.
Pada 28 November 2017 didirikan PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP) sebagai Anak Perusahaan PT KPI untuk mengelola pembangunan proyek New Grass Root Refinery (NGRR) Tuban yang merupakan proyek kerja sama antara PT Pertamina (Persero) dan Rosneft Oil Company.
Baca juga:
- Telkomsel Bersama ZTE Berkolaborasi dalam Implementasi 5G Inovatif di Sektor Maritim Tingkatkan Hasil Laut
- Menteri LHK Pastikan Perusahaan Sebabkan Karhutla Disanksi Hukum
- Presiden AS Joe Biden Meminta Paket Bantuan Senilai US$106 Miliar ke Kongres
PT KPI mendirikan kembali satu anak perusahaan pada 7 Mei 2019, yaitu PT Kilang Pertamina Balikpapan (PT KPB), yang bertujuan untuk mengelola pembangunan Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) RU V Balikpapan dan dipersiapkan untuk menjadi perusahaan patungan bekerja sama dengan mitra.
Pada bulan Juni 2020, PT KPI semakin berkembang perannya selain mengelola proyek-proyek infrastruktur juga pengembangan bisnis pengolahan dan petrokimia serta mengelola kilang-kilang pengolahan & petrokimia yang sebelumnya dikelola oleh PT Pertamina (Persero) yaitu Refinery Unit II Dumai, Refinery Unit III Plaju, Refinery Unit IV Cilacap, Refinery Unit V Balikpapan, Refinery Unit VI Balongan dan Refinery Unit VII Sorong.
Perubahan peran tersebut ditandai dengan pengukuhan PT Kilang Pertamina Internasional sebagai Subholding Refining & Petrochemical sebagai bagian dari pembentukan Holding Migas. Perubahan peran ini, diikuti dengan pengangkatan Dewan Komisaris dan Direksi PT KPI yang baru.
Kiprah Refinery Unit III Plaju di Palembang
Salah satu Refinery Unit (RU) yang beroperasi di bawah pengelolaan PT KPI adalah RU III Plaju yang berdiri di Kota Palembang, dan Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Dua kilang ini sebenarnya sudah berusia lebih dari satu abad.
Kilang Plaju yang berlokasi di Kota Palembang, sejarahnya didirikan oleh perusahaan Shell dari Belanda pada 1904. Sementara Kilang Sungai Gerong, yang berdiri dipisahkan Sungai Komering di sebelah Selatan kilang Plaju, didirikan pada 1926 oleh Stanvac, perusahaan asal Amerika.
Sebagai salah satu unit milik PT KPI, Kilang Pertamina Plaju konsisten berkontribusi terhadap agenda pembangunan, beroperasi dengan kapasitas produksi lebih dari 80 Miles/Thousand Barrels per Stream Day (MBSD) untuk menyuplai 60% kebutuhan energi di Sumbagsel.
Produk-produk unggulan Pertamina, juga salah satunya diolah di kilang ini, seperti Pertalite, Solar, Biosolar B35, Avtur, Dexlite, Marine Fuel Oil (MFO) Low Sulphur. Selain produk BBM, Kilang Pertamina Plaju juga memproduksi LPG, dan beberapa produk lain seperti SBPX, LAWS, Vacuum Residue, Polytam serta produk Refrigerant Musicool MC-22.
Turunkan Lebih Dari 1 Juta Ton Emisi Karbon Dalam 5 Tahun Terakhir
Dalam menjalankan proses operasinya, Kilang Pertamina Plaju tetap berpegang teguh pada komitmen keberlanjutan lingkungan, dimana dalam lima tahun terakhir sejak 2019, salah satu unit PT KPI ini berhasil menurunkan hingga 1 Juta Ton Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) atau Karbon (CO2)
Dikutip dari situs Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (menlhk.go.id), Emisi karbon adalah proses pelepasan gas yang dikeluarkan dari hasil pembakaran senyawa yang mengandung Gas Rumah Kaca seperti Karbon (CO2) dan jenis emisi lainnya ke lapisan atmosfer
Dari data Dokumen Ringkasan Kinerja Pengelolaan Lingkungan (DRKPL) Kilang Pertamina Plaju, pada 2019 lalu unit ini berhasil menekan emisi karbon atau sebanyak 208.291,19 Ton CO2eq. Angka itu meningkat pada 2020, dimana kilang ini mampu menurunkan sebanyak 217.717,57 Ton CO2eq, dan terus meningkat pada 2021 yang berhasil menurunkan hingga 226.263,23 Ton CO2eq.
Adapun pada 2022 lalu, Kilang Pertamina Plaju berhasil menurunkan emisi sebesar 217.337 Ton CO2eq. Penurunan terus berlanjut, dimana hingga pertengahan tahun (Juni) 2023 ini, emisi di kilang yang berdiri di tepi Sungai Musi ini tercatat telah berkurang sebanyak 160.670 Ton CO2eq.
Penurunan emisi ini pun telah mendapat penghargaan nasional pada ajang Eco-tech Pionner and Sustainability Award (EPSA) 2023 yang diselenggarakan Departemen Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro (Undip).
Kontribusi Dalam Transisi Energi
Sebagai salah satu isu global, Kilang Pertamina Plaju juga turut berkontribusi dalam peningkatan portofolio energi hijau, dimana kilang ini selain memproduksi BBM ramah lingkungan, juga terus berupaya menurunkan emisi dalam proses operasional dan bisnisnya.
Pada awal 2023 lalu, kilang ini mendapat mandatory dari pemerintah untuk menyediakan produk Biosolar B35, yang merupakan bahan bakar nabati (BBN) berbasis minyak kelapa sawit, yang mengandung 35% Fatty Acid Methyl Esters (FAME) sebagai produk turunan Crude Palm Oil (CPO), sementara 65 persen lainnya merupakan BBM jenis solar.
Selain itu, demi menopang proses bisnisnya tetap menggunakan energi bersih, perusahaan telah memasang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas sebesar 2,25 Mega Wattpeak (MWp), dan terinstalasi juga Solar Cell yang menghasilkan energi listrik sebesar 3.000 Wp untuk operasional perkantoran di Plaju.
Tidak hanya untuk kepentingan perusahaan, Kilang Pertamina Plaju pun turut mendorong agenda transisi energi bersih di masyarakat. Lewat berbagai program Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), perusahaan telah mengajak masyarakat memanfaatkan sumber daya alam sebagai sumber energi.
Lewat program Desa Energi Berdikari di Kabupaten Muara Enim dan Lahat misalnya, masyarakat terpencil di dua dusun terpencil di kabupaten itu telah terelektrifikasi berkat Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dengan total daya 30.000 Wp.
Di pesisir Sumsel, tepatnya di Dusun Sembilang, Kilang Pertamina Plaju juga memberdayakan masyarakat sekitar dengan tenaga matahari, yang dipasangi Solar Cell lewat program Bahari Sembilang Mandiri, dengan total energi dihasilkan sebesar 6.000 Wp dan mampu menghidupi aktivitas masyarakat lokal yang belum terelektrifikasi utuh.
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) perajin tempe di Kelurahan Plaju Ulu, yang dibina perusahaan lewat program Kampung Pangan Inovatif, juga digerakkan tenaga listrik dari Solar Cell berkapasitas 2.000 Wp.
Mengolah Keberlanjutan
General Manager Kilang Pertamina Plaju, Yulianto Triwibowo turut mengucapkan selamat atas usia PT KPI yang genap menginjak 6 tahun. “Perjalanan usia 6 tahun PT KPI menjadi momentum berharga bagi kami untuk terus mengolah energi terbaik untuk negeri, berkomitmen dalam agenda pencapaian Net Zero Emission pada 2060, dengan terus mengadaptasi EBT, serta melaksanakan program-program TJSL,” kata Yulianto.
Sebagai bagian dari PT KPI, Kilang RU III Plaju, kata Yulianto, akan terus mendukung terwujudnya cita-cita Pertamina dan PT KPI menjadi perusahaan energi kelas dunia. “Dari Plaju, kita kirimkan semangat terbarukan, terus meneguhkan komitmen untuk bukan hanya mengolah energi, tapi juga terus mengolah keberlanjutan,” ujarnya. (Sus)