Menteri BUMN Minta Maskapai Garuda Indonesia Fokus Rute Domestik

Erick Minta Maskapai BUMN Garuda Fokus Rute Domestik. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia (Trenasia.com)

JAKARTA, WongKito.co, - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) harus fokus menggarap pasar penerbangan domestik untuk memperbaiki performa bisnis.

Erick mengatakan Garuda Indonesia telah terjebak dalam bisnis yang tidak sehat ketika mulai menggarap rute penerbangan luar negeri.

Pada kuartal I-2021, Garuda mengantongi pendapatan dari penerbangan domestik 90,6% senilai US$320,14 juta setara Rp4,5 triliun (asumsi kurs Rp14.162 per dolar AS). Sebaliknya, emiten bersandi saham GIAA itu meraup pendapatan dari penerbangan internasional 9,3% senilai US$32,93 juta setara Rp466,37 miliar.

Baca Juga : Hadirkan Dua Eksekutif, PNM Venture Capital Rombak Jajaran Direksi

“Garuda harus fokus pada domestik. Saya yakin akan kembali sehat, tapi perlu waktu cukup lama,” kata Erick dilansir Antara, Minggu, 24 Oktober 2021.

Untuk itu, Kementerian BUMN terus mengawal proses restrukturisasi yang sedang berlangsung di Garuda Indonesia.

Hanya saja dalam proses restrukturisasi itu, Erick mengaku dirinya enggan bernegosiasi terkait adanya penyalahgunaan wewenang dan korupsi.

Garuda terjerat utang menggunung hingga Rp70 triliun sehingga perusahaan menderita kerugian. Pandemi COVID-19 juga membuat kinerja keuangan Garuda Indonesia semakin babak belur.

Kementerian BUMN menyebutkan salah satu biang kerok kerugian Garuda Indonesia adalah kesepakatan harga pesawat dari perusahaan lessor.

“Negosiasi harus dikerasi terutama mengenai leasing/lessor (menyediakan armada pesawat dengan skema sewa) pesawat yang dikorupsi dan harga terlalu mahal,” kata Erick.

Oleh karena itu, Erick menilai peluang untuk berkembang menjadi perusahaan yang kuat dan sehat ada pada Pelita Air Service (PAS) yang memang selama ini fokus pada penerbangan dalam negeri.

"Pelita Air bisa dikembangkan, asal jangan ikut gaya-gayaan ke luar negeri. Karena penerbangan ke luar negeri itu bisa mengakibatkan tidak sehat dalam beroperasi," kata Erick.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Sukirno pada 25 Oct 2021 

Bagikan
Redaksi Wongkito

Redaksi Wongkito

Lihat semua artikel

Related Stories