Ekonomi dan UMKM
Nilai Kurs Rupiah Dibuka Melemah 54 Poin, Konsistensi Pejabat The Fed Terpercah
JAKARTA - Nilai kurs rupiah dibuka melemah 54 poin pada perdagangan hari ini seiring dengan konsistensi pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserve (The Fed) yang terpecah.
Menurut data perdagangan Bloomberg, Senin, 28 November 2022, nilai kurs rupiah dibuka di posisi Rp15.726 perdolar AS.
Pada perdagangan sebelumnya, Jumat, 25 November 2022, nilai kurs rupiah ditutup melemah 7 poin di level Rp15.672 perdolar AS.
Baca Juga :
- Bikin Bakpao Isi Coklat, Ikuti Resep Praktis ini Yuk!
- Riset Terbaru: Madu Dapat Perbaiki Kadar Gula Darah dan Kolesterol, Simak Penjelasannya
- Lowongan Lagi! Astra Internasional Butuh Fresh Graduate dan Mahasiswa Simak Posisi dan Syaratnya
Dalam webinar Market Outlook 2023 yang diselenggarakan Indo Premier Sekuritas, Sabtu, 26 November 2022, ekonom PT Bank Permata Tbk (kode saham: BNLI) Josua Pardede mengatakan bahwa rupiah dan mata uang Asia lainnya sempat menguat setelah ada indikasi dari The Fed terkait perlambatan kenaikan suku bunga.
Walau demikian, Josua mengatakan bahwa pendapat para pejabat The Fed masihi terbagi dua dalam hal ini. Ada yang mengisyaratkan perlambatan, namun ada juga yang memberikan indikasi bahwa tingkat kenaikan suku bunga masih akan bertumbuh.
"Konsistensi pejabat The Fed soal kenaikan suku bunga masih terpecah. Ada yang bilang terus naik, ada yang bilang melambat sehingga ini yang membuat penguatan rupiah cukup terbatas walaupun indeks dolarnya sudah turun ke level di bawah 106," ujar Josua dikutip Senin, 28 November 2022.
Josua pun mengatakan bahwa dolar AS saat ini menguat seiring dengan kenaikan imbal hasil US Treasury yang berdampak kepada pelemahan mata-mata uang Asia.
Sementara itu, kenaikan suku bunga The Fed pada gilirannya akan berdampak pada penguatan permintaan dolar AS di tahun depan.
Apabila kenaikan suku bunga The Fed telah mencapai puncaknya, tekanan pada rupiah pun akan mereda.
"Kalau (suku bunga) naik pada kuartal I-2023 dan akan dipertahankan sampai akhir tahun, peluang penguatan dolar akan lebih terbatas," kata Josua.
Sementara itu, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam risetnya memaparkan bahwa kekhawatiran atas memburuknya kasus COVID-19 di China telah merusak sentimen positif untuk mata uang Garuda.
"Perekonomian terbesar di Asia sedang berjuang dengan rekor tertinggi dalam kasus COVID-19 harian yang berdampak pada penerapan kembali pembatasan ketat di beberapa kota besar dan juga memicu keresahan publik di "Kota iPhone", Zhengzhou," ujar Ibrahim dikutip dari riset harian, Senin, 28 November 2022.
Menurut Ibrahim, untuk perdagangan hari ini, Senin, 28 November 2022, nilai kurs rupiah berpeluang melemah di rentang Rp15.650-Rp15.700 perdolar AS.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 28 Nov 2022