GayaKito
No Call Weekend Policy Jadi Tren Baru di Startup
JAKARTA, WongKito.co - Di era serba digital dan serba cepat, batas antara kehidupan profesional dan pribadi kian kabur. Apalagi bagi pekerja yang memiliki jam kerja fleksibel atau bekerja secara remote, notifikasi dari atasan atau rekan kerja bisa datang kapan saja termasuk saat akhir pekan.
Tak heran jika isu work-life balance kembali ramai diperbincangkan. Pada dasarnya, pekerja hanya ingin bisa mengatur dan membagi waktu serta energi mereka antara urusan pekerjaan dan kehidupan pribadi secara seimbang.
Namun, apakah seorang karyawan berhak menolak dihubungi oleh atasan atau rekan kerja saat sedang menikmati waktu libur, terutama di akhir pekan?
Apa itu No Call Weekend Policy?
No Call Weekend Policy adalah kebijakan tidak resmi (atau semi-resmi) yang diterapkan oleh sejumlah perusahaan khususnya di sektor teknologi dan startup yang melarang atau membatasi komunikasi kerja pada akhir pekan.
Intinya karyawan dilarang diganggu urusan kantor di hari libur, kecuali benar-benar darurat. Ini bertujuan untuk memberikan hak kepada karyawan untuk benar-benar beristirahat dan memisahkan waktu kerja dan waktu pribadi, sehingga mengurangi risiko stres dan kelelahan.
- Melalui BRILiaN Way, BRI Bangun Budaya Perusahaan Berorientasi Kinerja dan Nilai
- Sejarawan: Banyak Sungai Ditimbun, Wajah Lama Palembang Nyaris Hilang
- Prakiraan Cuaca Palembang Hari Ini: Rabu 16 Juli 2025, Hujan Ringan
Bentuk kebijakannya bisa berbeda-beda. Ada yang melarang meeting sama sekali di akhir pekan, melarang telepon atau chat kerja di WhatsApp di luar jam kerja. Memberi sanksi atau teguran untuk manajer yang melanggar hingga membuat on-call schedule ketat sehingga hanya satu orang yang siap di akhir pekan.
Kenapa ini Jadi Tren di Startup?
Karena banyak startup yang dulu terkenal workaholic atau hustle culture mulai sadar merasa burnout tinggi yang bisa menyebabkan turnover (resign) tinggi dan produktivitas malah jeblok kalau orang capek terus.
Perusahaan teknologi terutama di Asia mulai mencoba menyeimbangkan budaya kerja tetap ambisius, tapi lebih sustainable. Selain itu, tren global Employee Wellbeing mendorong perusahaan untuk lebih serius memproteksi waktu istirahat karyawan.
Contoh Perusahaan Luar Negeri yang Menerapkan:
- Volkswagen (Jerman) – sejak 2011, server email mati di luar jam kerja untuk sebagian staf konsepnya sama yaitu tidak bisa dihubungi di luar jam kerja.
- SAP – mendorong kebijakan “quiet hours” di akhir pekan.
- Basecamp (AS) – selalu terkenal dengan kebijakan anti lembur, anti chat kerja di akhir pekan.
- Slack (AS) – menganjurkan tim untuk tidak kirim pesan di akhir pekan, bahkan di Slack ada fitur schedule message biar bisa diatur kirim Senin.
- Unilever (beberapa negara) – eksperimen 4-day workweek, dengan prinsip jelas tidak ganggu di hari libur.
Bagaimana di Indonesia?
Di Indonesia, No Call Weekend Policy belum jadi “aturan formal hukum”, tapi makin banyak startup yang menerapkan atau menganjurkan:
- Kebijakan tidak ada meeting Sabtu–Minggu.
- Larangan kirim kerjaan lewat WA di akhir pekan.
- Ada yang kasih kompensasi kalau on-call di akhir pekan.
Melansir Reuters, salah satunya di Australia kini dapat mengabaikan email atau pesan kantor di akhir pekan yang dapat mengganggu dalam kehidupan rumah tangga berkat undang-undang baru "hak untuk memutuskan sambungan" yang dirancang untuk mengabaikan masuknya email dan panggilan kantor ke dalam kehidupan pribadi.
- Cegah Sunat Perempuan, Penyusunan Modul Edukasi Dimulai
- Agung Podomoro Land dan Shimizu Corporation Indonesia Perkuat Sinergi di Industri Properti Indonesia
- Sinergi SMSC dan Duta PORA Sumsel 2025, Edukasi Pemuda Melek Finansial dan Digital
Warga Australia bekerja rata-rata 281 jam lembur tanpa bayaran pada tahun 2023, menurut sebuah survei, lalu oleh Institut Australia, yang memperkirakan nilai moneter tenaga kerja sebesar A$130 miliar ($88 miliar). Di 2017, Prancis juga memiliki undang-undang "hak untuk memutuskan sambungan", mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2017.
Tulisan ini telah tayang di TrenAsia.com oleh Debrinata Rizky pada 16 Juli 2025.