BucuKito
Oase Hijau di Tengah Kota Palembang
Di tengah hiruk-pikuk Kota Palembang yang berhawa panas dan kering saat musim kemarau tiba, ada sebuah ladang kecil yang menjadi oase hijau. Namanya, Hidroponik Center Palembang, berlokasi di Jalan Manunggal, 30 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II, menawarkan lebih dari sekadar sayuran segar.
Ladang hidroponik. tempat dimana alam dan teknologi sederhana bertemu, dan memberi kesempatan bagi masyarakat perkotaan untuk kembali terhubung dengan proses bertani yang ramah lingkungan dengan menghasilkan sayuran organik.
Herwandi, seorang praktisi hidroponik yang menjadi sosok di balik keberhasilan ladang ini, memulai perjalanan dengan langkah kecil pada tahun 2011. "Awalnya hanya hobi, lalu saya coba buat etalase kebun kecil di rumah," kenangnya, saat diwawancarai Sabtu (11/01/2024).
Baca Juga:
- Hoaks: Rayakan HUT ke-25, Oppo Bagikan 150 Ponsel Gratis
- BRI Menanam - Grow & Green: Gerakan Hijau BRI untuk Masa Depan Ekosistem dan Ekonomi Masyarakat
- Cek Berikut 6 Drakor Terbaik Yoo Yeon Seok yang Wajib Ditonton
Pria yang memiliki sapaan akrab Andi, berkeinginan untuk mengembangkan kebun kecilnya semakin besar. Pada tahun 2015, mulai memperluas dan mengembangkan ide tersebut menjadi sebuah kebun hidroponik yang lebih serius.
Hidroponik Center Palembang akhirnya mulai dikenal luas pada 2018. Ladang ini tidak hanya menjadi tempat tumbuhnya sayuran, tetapi juga menjadi pusat edukasi yang mengajarkan masyarakat tentang potensi besar pertanian hidroponik.
"Di sini, siapa saja yang ingin mempelajari cara bertani dengan hidroponik bisa langsung terlibat. Mereka bisa mendapatkan ilmu dan merasakan sendiri manfaat dari pertanian modern yang ramah lingkungan ini," jelas Andi dengan penuh antusias.
Bagi Andi, ladang kecil ini bukan hanya tempat menanam, tetapi juga bukti bahwa bertani tidak harus selalu bergantung pada tanah. Hidroponik memungkinkan tanaman tumbuh subur di ruang terbatas, dengan sistem yang lebih efisien.
Tim yang terlibat di Hidroponik Center Palembang pun memiliki tugas spesifik yang memastikan segala sesuatunya berjalan lancar, mulai dari instalasi sistem hidroponik, pengelolaan kebun, hingga penjualan hasil panen yang berkualitas.
Salah satu pekerja di ladang ini, Zulaiha (21), merasa sangat terikat dengan tanaman yang ia rawat. "Saya mulai bekerja di sini sejak 2021. Setiap hari Senin sampai Sabtu, saya sibuk di ladang. Saya merawat tanaman, memeriksa apakah ada yang layu, dan yang paling seru adalah menunggu saat panen," katanya saat diwawancarai, Jum'at (10/01/2024).
Zulaiha juga mengenang momen pertama kali mencoba hasil panen dari ladang kecil ini. "Waktu itu, saya coba bayam yang baru dipanen. Rasanya segar banget, beda banget sama yang biasa saya beli di pasar. Bahkan, rasanya lebih manis dan lebih renyah," tambahnya sembari tertawa ringan.
Ladang kecil ini membudidayakan sepuluh jenis sayuran hidroponik yang meliputi: pakcoy, selada, kailan, caisim, kangkung, sawi samhong, bayam merah, bayam hijau, bayam Brazil, dan daun mint. Dari beragam tanaman tersebut, ada cerita menarik tentang selada yang membutuhkan waktu lebih lama untuk dipanen.
"Selada itu agak istimewa, dibandingkan sayuran lain yang siap panen dalam waktu sekitar 30 hari, selada butuh sekitar 40 hari. Tapi, begitu dipanen, hasilnya sangat memuaskan" kata Zulaiha dengan penuh kebanggaan.
Baca Juga:
- Cek 10 Film dan Drama yang Dibintangi Im Siwan, Selain Squid Game 2
- Yuk Simak Spesifikasi Samsung Galaxy A56, Penerus A55
- Toko Aesan Pengantin Cermin Kecintaan pada Budaya dan Inovasi
Sayuran yang dihasilkan dari ladang kecil ini pun telah mendapatkan tempat di hati banyak orang, termasuk restoran dan pasar tradisional di Palembang.
"Sayuran yang kami panen langsung kami jual ke pasar dan restoran. Banyak yang suka karena sayuran hidroponik lebih segar dan bebas pestisida," jelas Zulaiha.
Menurutnya, hidroponik adalah solusi bagi petani muda yang ingin bertani tanpa harus bergantung pada lahan luas.
"Dengan sistem hidroponik, kita bisa menanam lebih banyak dalam ruang yang lebih kecil, dan hasilnya tetap optimal," tutup Zulaiha.(Magang3/Vitria Isabella)